Logo

berdikari BERITA LAMPUNG

Kamis, 04 November 2021

Densus 88 Sita 791 Kotak Amal, Diduga Menjadi Sumber Pendanaan Terorisme

Oleh Redaksi

Berita
Densus 88 Antiteror Mabes Polri menyita ratusan kotak amal yang diduga sebagai sumber pendanaan teroris.

Berdikari.co, Bandar Lampung - Densus 88 Antiteror Mabes Polri menyita ratusan kotak amal yang diduga sebagai sumber pendanaan teroris. Penyitaan ini adalah pengembangan perkara penangkapan terhadap tiga terduga teroris. Ketiganya pengurus Yayasan LAZ BM ABA.

Tim Datasemen Khusus (Densus) 88 bersama anggota Polda Lampung menemukan 791 kotal amal berbentuk kaca berbagai ukuran bertuliskan Lembaga Amil Zakat (LAZ) Baitul Maal (BM) Abdurahman bin Auf (ABA), di sebuah rumah di Jalan Mahoni I, LK I, RT 06, Way Halim Permai, Way Halim, Bandar Lampung, Rabu (3/11).

Dana yang dikumpulkan dari ratusan kotak amal tersebut diduga sebagai sumber pendanaan terorisme jaringan Jamaah Islamiyah (JI).

Dari penggeledahan yang dilakukan tim Densus 88 mulai pukul 10.30 WIB itu, petugas juga membawa sejumlah CPU Komputer, banner LAZ BM ABA, dan sejumlah struktur data LAZ BM ABA. 

Penggeledahan ini merupakan pengembangan perkara  penangkapan terhadap dua terduga teroris yang sebelumnya diamankan Densus 88 berisial SU (61), di  Desa Bagelen, Kecamatan Gedongtataan, Kabupaten  Pesawaran, dan SK (59) di Bataranila, Kabupaten  Lampung Selatan. 

Ketua LK I Kelurahan Way Halim Permai Panut Darwoko mengatakan, pihaknya tidak mengetahui perihal LAZ BM ABA yang disinyalir menjadi sumber pendanaan terorisme. 

"Kami tahunya hanya yayasan dan sering memberikan bantuan sosial kepada anak yatim dan lainnya kepada warga. Dahulunya yang terpampang nama yayasan, lalu sering ada kegiatan seperti bekam dan lainnya," kata Panut Darwoko.

Meski demikian, sejak awal orang-orang yang berada di Kantor LAZ BM ABA ini tidak pernah berbaur dengan warga. Selama empat tahun di Way Halim Permai, yang menempati kantor tersebut bukan warga lokal.

Menurutnya, yayasan LAZ BM ABA sudah berjalan sejak lima tahun lalu. “Namun waktu ada gunjang ganjing yayasan terkait terorisme mereka langsung agak tertutup," katanya, Rabu (3/11). 

Ia menjelaskan, sekitar 4 tahun lalu yayasan tersebut pernah mengadakan khitanan masal secara gratis dengan peserta anak-anak yang berasal dari lingkungan sekitar. 

Panut tidak mengetahui adanya kegiatan pengumpulan dana yang dilakukan Yayasan tersebut. "Memang ada kalimat yang disampaikan bahwa mari kita beramal sehari seribu pada saat itu, nggak tahu juga kalau ada kotak amalnya,”katanya lagi.

Menurut Panut, rumah tersebut mulai dihuni sejak tiga hari lalu. Sebelumnya sudah lama kosong.

Tangkap Lagi Pelaku Teroris

Densus 88 Antiteror Mabes Polri kembali mengamankan satu lagi pelaku terduga teroris di wilayah Lampung, Rabu (3/11).

Kabid Humas Polda Lampung, Kombes Pol Zahwani Pandra Arsyad mengatakan, pelaku yang ditangkap tersebut berinisial DRS (47). 

“Tiga terduga pelaku teroris yang ditangkap itu merupakan Ketua dan pengurus Yayasan LAZ ABA," katanya, Rabu (3/11). 

Ketiganya diamankan berdasarkan pengembangan perkara dari wilayah Jakarta dan Medan, masuk dalam jaringan terorisme Jamaah Islamiah (JI). 

"Mereka melakukan penggalangan dana dan pengkaderan. Kedepannya punya tujuan untuk jihad, dan bisa terafiliasi terhadap kelompok-kelompok radikal dunia," jelas Pandra. 

Pandra berharap kepada masyarakat agar tidak mudah terengaruh dengan hal-hal yang berbau radikalisme.  

Pendiri Negara Islam Indonesia (NII) Crisis Center Ken Setiawan mengaku tidak kaget saat Densus 88 Antiteror Polri menangkap anggota teroris Jamaah Islamiah (JI) berinisial DRS (47).

DRS diketahui berprofesi sebagai kepala sekolah di daerah Pesawaran. Adapun DRS ditangkap di Jalan Cendrawasih, Wonokriyo, Gading Rejo, Pringsewu, Provinsi Lampung pada Selasa (2/11).

Menurut Ken, banyak kelompok intoleran dan radikal yang memang belum mengarah ke aksi terorisme seperti NII, Khilafatul Muslimin dan Ikhwanul Muslimin, bahkan Khilafatul Muslimin di 15 kabupaten kota di Lampung pasang plang organisasi walaupun otganisasi mereka belum terdaftar di kesbangpol setempat.

Kelompok intoleran dan radikalisme atas nama agama ini bila dibiarkan maka mereka berpotensi juga melakukan aksi teror seperti JI dan JAD. Mereka seperti buah yang matang, dan siap dipetik oleh JI dan JAD untuk melakukan amaliah teror.

Sebelumnya, Densus 88 Anti Teror Mabes Polri menangkap seorang terduga teroris berinisial SK di Perumahan Bataranila Desa Hajimena, Kecamatan Natar, Lampung Selatan, Senin (1/11). SK ditangkap berdasarkan pengembangan dari penangkapan terduga teroris berinisial S yang ditangkap di Desa Bagelen, Kecamatan Gedongtataan, Pesawaran pada Minggu (31/10) petang. 

SK diduga terlibat dalam kelompok Jamaah Islamiah (JI) dan melakukan penggalangan dana untuk jaringan terorisme. 

Pemerintah daerah Provinsi  Lampung meminta masyarakat berperan aktif memberikan informasi jika di lingkungan sekitar tempat tinggalnya ada indikasi tindak pidana radikalisme dan terorisme. "Dukungan masyarakat dalam mencegah paham radikalisme dan terorisme sangat diperlukan. Karena selama ini informasi yang akurat justru datangnya dari masyarakat," kata Asisten I Bidang Pemerintah dan Kesra Pemprov Lampung, Qodratul Ikhwan, Selasa (2/11).

Menurut Qodratul, Pemda Provinsi Lampung bersama instansi terkait terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat, untuk dapat memahami agama dan kepercayaannya dengan cara yang benar. 

"Kita mengajak FKUB dan FKPT untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat. FKUB bisa memberikan pemahaman ke masing-masing anggota umat beragama untuk melakukan pemahaman keagamaan secara benar," imbuhnya.

Ketua Komisi I DPRD Provinsi Lampung, Yozi Rizal mengungkapkan, Lampung menjadi daerah yang cukup strategis sehingga dimanfaatkan oleh jaringan terorisme untuk merekrut anggota baru.

"Lampung ini sebagai gerbang pulau sumatera dan dekat kemana-mana. Jadi faktor itulah yang dijadikan alasan oleh jaringan terorisme untuk bersembunyi dan menyebarkan paham untuk merekrut anggota baru," kata Yozi. Menurutnya, karakter warga Lampung yang sangat terbuka, ramah dan mudah bersosialisasi, dijadikan kesempatan oleh jaringan terorisme untuk terus mencari anggota-anggota baru.

"Masyarakat kita inikan orangnya sangat terbuka, sehingga mereka (teroris) sangat suka. Bukan kita menghilangkan budaya yang baik ya, tapi saya menghimbau kepada masyarakat agar lebih hati-hati dalam bergaul apalagi dengan orang baru," ungkapnya.

Ia juga mengimbau kepada masyarakat segera melaporkan ke aparat penegak hukum jika melihat kegiatan menyimpang yang mengatasnamakan agama. "Kita tidak mungkin kan membatasi orang didalam interaksi. Tapi juga harus hati-hati dalam bergaul dan bertetangga. Jika ada indikasi mengajak ke hal-hal yang tidak baik segera laporkan ke aparat penegak hukum," tandasnya. 

Ia meminta pemerintah daerah hingga tingkat terendah seperti RT dan RW harus terus meningkatkan kewaspadaan. 

Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi Lampung, Mohammad Bahrudin mengatakan, terus membumikan, menggelorakan, dan mensosialisasikan agar masyarakat beragama yang bermoderat, untuk mengantisipasi terorisme dan radikalisme di Lampung.

Sosialisasi tersebut dilakukan melalui lintas agama mulai dari MUI, PGI, hingga PHDI. Harapannya setelah itu para tokoh agama juga bisa memberikan pemahaman kepada para jemaahnya.

"Semua umat agama kami datangi, karena semua agama punya potensi untuk paham radikal. Kami terus gelorakan beragama yang ramah, bukan yang pemarah. Kami sampaikan melalui tokoh agama agar bisa disampaikan ke jemaah," ucapnya. (Sumber : Kupastuntas.co)


Editor