Logo

berdikari Pendidikan

Rabu, 23 Maret 2022

Unila Konsolidasi Peningkatan Pemeringkatan Kampus

Oleh Didik Tri Putra Jaya

Berita
Sosialisasi Pemeringkatan Universitas Lampung pada World Class University (QS dan THE World University Rankings), Webometrics, dan 8 kriteria atau Indikator Kinerja Utama (IKU) Tahun 2022, secara offline dan online di ruang sidang utama lantai dua Rektorat, Selasa (22/3/2022). Foto: Ist

Berdikari.co, Bandar Lampung - Kualitas perguruan tinggi saat ini dapat terukur melalui berbagai program pemeringkatan/benchmark. Guna meraih nilai benchmark yang lebih baik, Universitas Lampung (Unila) mengonsolidasi seluruh elemen kampus.

Konsolidasi peningkatan dilakukan melalui kegiatan Sosialisasi Pemeringkatan Universitas Lampung pada World Class University (QS dan THE World University Rankings), Webometrics, dan 8 kriteria atau Indikator Kinerja Utama (IKU) Tahun 2022, secara offline dan online di ruang sidang utama lantai dua Rektorat, Selasa (22/3/2022).

Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Kerja sama, dan TIK Unila Prof. Ir. Suharso, Ph.D. mengatakan, pada pertemuan tersebut masing-masing ketua tim menyampaikan materi progres program pelaksanaan pemeringkatan.

Pemaparan diawali Dr. Ir. Paul Benyamin Timotiwu, M.S., selaku Ketua Tim WCU QS yang menjabarkan berbagai indikator pengukuran yang digunakan QS meliputi reputasi akademik 40 persen, reputasi pemberi kerja 10 persen, rasio fakultas/siswa 20 persen, sitasi per fakultas 20 persen, rasio mahasiswa internasional 5 peraen dan rasio staf internasional 5 persen.

Dalam rangka memenuhi kriteria tersebut, tim WCU QS sudah melakukan berbagai upaya mulai dari mengadakan pembicaraan dengan pihak QS perwakilan Asia Tenggara, mengirimkan data awal untuk QS Asia Ranking, hingga sosialisasi perankingan QS dengan UNS.

“Tim juga sudah membuat beberapa rencana kegiatan, di antaranya international branding, berpartisipasi pada konferensi, workshop, seminar, maupun pameran WCU yang diselenggarakan QS, akreditasi internasional program studi, serta memfasilitasi keterlibatan dosen dalam organisasi bereputasi internasional,” terang Dr. Ir. Paul Benyamin.

Pada bagian lain, Unang Mulkhan, Ph.D., selaku Ketua Tim Times Higher Education memaparkan, THE merupakan ragam perankingan lain yang diakui secara internasional dengan menilai beberapa indikator, yaitu teaching 30 persen, research 30 persen, citation 30 persen, international outlook 7.5 persen, dan industry income 2.5 persen.

“Indikator yang digunakan pada pemeringkatan THE sangat berkaitan dengan kriteria penilaian lain seperti Quacquarelli Symonds (QS), Webometrics dan 8 IKU,” paparnya.

Sementara pembahasan dan strategi mengenai progres program pemeringkatan Webometrics disampaikan oleh Harno, S.I.Kom., dan pencapaian 8 IKU oleh Prof. Dr. Buhani, M.Si.

Usai pemaparan, masing-masing ketua program, agenda dilanjutkan dengan sesi diskusi dan tanya jawab.

Pada pertemuan itu, Prof. Suharso meminta setiap unit kerja semisal program studi, jurusan, maupun fakultas, membuat tim kerja yang mengawal pemenuhan data dukung berbagai item pada matriks pemeringkatan universitas.

“Apa yang dilakukan ketua tim adalah membagi program kerja di tingkat jurusan sehingga berdampak pada indikator pemeringkatan,” kata Prof. Suharso.

Kegiatan tersebut diikuti Wakil Rektor Bidang Umum dan Keuangan Prof. Dr. dr. Asep Sukohar, M.Kes., dekan/direktur pascasarjana, kepala biro, ketua lembaga, kepala UPT, ketua tim WCU QS, ketua tim WCU THE, ketua tim Webometrics, dan ketua tim 8 IKU. (**)

Editor Sigit Pamungkas