Berdikari.co, Jakarta -
Aksi demonstrasi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) di
halaman gedung DPR/MPR/DPD, Jakarta, Senin (11/4), ricuh.
Aparat kepolisian
menembakkan gas air mata untuk membubarkan massa yang melemparkan batu hingga
botol plastik air minum dalam kemasan ke dalam kawasan gedung DPR/MPR/DPD.
Sebelumnya, perwakilan
massa yang didominasi mahasiswa sudah ditemui pimpinan DPR RI dan Kapolri
Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo. Kapolri berkomitmen mengawal aspirasi
mahasiswa.
Massa aksi pun terurai
dan berpencar ke arah Timur dan Barat di Jalan Gatot Subroto di depan gedung
DPR/MPR. Suara letupan terdengar beberapa kali, diiringi asap yang memenuhi
jalanan.
Anggota Brimob
bersenjata lengkap berupaya mengurai massa. Sekitar pukul 17.00 WIB massa
membubarkan diri.
Dalam aksi itu, Dosen
Universitas Indonesia (UI), Ade Armando, babak belur dianiaya massa saat demo
di depan gedung DPR/MPR. Ade Armando lalu dirawat di RS Siloam Semanggi.
"Ade Armando
benar jadi korban pemukulan di dalam aksi demo tadi. Yang pertama dipukulnya
bukan petugas, tetapi oleh sesama massa aksi," ujar Kabid Humas Polda
Metro Jaya, Kombes Zulpan, Senin (11/4).
Zulpan mengatakan, Ade Armando babak belur akibat kejadian itu. Zulpan juga
mengatakan celana Ade Armando dilucuti oleh massa.
"Langkah
kepolisian kita menolongnya. Akibat pemukulan itu, dia mengalami luka cukup
parah, kemudian celananya dilucuti," imbuhnya.
Ade Armando kemudian
diamankan ke dalam kawasan DPR. Ade Armando mendapatkan penanganan tim medis.
Saat ditanya tujuan Ade Armando ke lokasi demo, Zulpan mengatakan pihaknya
belum mendalaminya.
"Kita belum tahu
apa yang melatarbelakangi Ade Armando di lokasi aksi. Kami juga masih mendalami
motif pemukulan kepada Ade Armando," imbuhnya.
Sejumlah orang pun
ditangkap terkait pemukulan Ade Armando. Polisi sedang mendalami peran setiap
terduga pelaku tersebut. "Iya ada sejumlah orang yang diamankan, tapi
masih kita pilah-pilah dahulu," kata Zulpan.
Zulpan belum merinci
berapa banyak peserta demo yang ditangkap polisi. Namun, ia mengatakan, tidak
semuanya yang ditangkap adalah pelaku pengeroyokan terhadap Ade Armando.
Sejumlah orang tersebut diamankan di Polda Metro Jaya.
Dalam aksi itu, sejumlah personel mengalami luka. "Enam anggota kami yang
melakukan evakuasi, terluka," kata Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Fadil
Imran dalam jumpa pers di depan Gedung Parlemen, Jakarta, Senin (11/4).
Fadil mengatakan, Ade
Armando dipukul dan diinjak. Polisi yang berusaha mencoba mengevakuasi Ade
Armando juga kena akibatnya. Akibatnya, terlukalah enam personel polisi itu.
"Anggota kami
melakukan evakuasi, massa non mahasiswa bertambah beringas, menyerang
anggota," kata dia. Fadil sempat menunjukkan foto dari ponselnya, isinya
adalah potret polisi yang terluka.
"Alhamdulillah
pukul 17.00 WIB, situasi di depan DPR terkendali, lalu lintas bisa berjalan
dengan lancar," kata Fadil. Ia menjelaskan, polisi melakukan tindakan
terukur untuk menyelamatkan nyawa Ade Armando yang dikeroyok di tengah demo.
Pengeroyokan dilakukan sekelompok massa.
Fadil menjelaskan, awalnya aspirasi mahasiswa telah diterima oleh pimpinan DPR
dan Kapolri. Menurutnya, mahasiswa kembali usai aspirasinya diterima.
"Setelah diterima
dan mahasiswa kembali, ada sekelompok massa yang kami sudah identifikasi melakukan
pengeroyokan dan penganiayaan ke saudara Ade Armando," kata
Fadil. Ade Armando dipukuli hingga wajahnya babak belur.
Panglima Kodam
Jayakarta (Pangdam Jaya), Mayjen TNI Untung Budiharto mengatakan, kondisi Ibu
Kota DKI Jakarta aman dan kondusif pasca demo yang digelar BEM SI. Untung
meminta demo yang diwarnai kericuhan menjadi yang terakhir.
"Saya hanya ingin menegaskan kembali bahwa saat ini Ibu Kota Jakarta dalam
keadaan aman dan kondusif. Saya berharap unjuk rasa kali ini yang
terakhir," kata Untung di gedung DPR RI.
Untung menyebut ada
yang hendak memprovokasi di tengah situasi damai. "Karena kita ketahui
bahwa di dalam kedamaian itu juga ada orang yang ingin memprovokasi para
mahasiswa yang berniat baik untuk menyampaikan aspirasi-aspirasinya," ujar
Untung.
Untung menyebut pemerintah telah merespons keinginan para mahasiswa. Untuk
itu, Untung meminta kesucian bulan Ramadan dapat dijaga, terutama jangan sampai
terjadi pertumpahan darah.
"Aspirasi sudah diterima, saya kira respon pemerintah untuk melaksanakan
keinginan para pengunjuk rasa sehingga bulan suci yang saat ini kita lalui bisa
dilaksanakan dengan baik,” tutur Untung.
Untung mengaku prihatin atas aksi anarkis yang menodai demonstrasi damai BEM
SI, yakni terlukanya enam anggota polisi saat mengevakuasi Ade Armando dari
kerumunan pengeroyoknya. Dia menekankan lagi harapannya agar demonstrasi yang
diwarnai kericuhan tak lagi terjadi.
"Kita lihat dan sangat prihatin enam orang aparat keamanan dari kepolisian
harus berdarah karena kegiatan ini. Kami minta seluruh masyarakat, adik-adik
masyarakat untuk sama-sama menjaga bulan suci ini sebaik-baiknya. Saya
mengimbau agar unjuk rasa kali ini saja untuk dilaksanakan, terima kasih,"
ungkap Untung. (Dtc/Net)