Berdikari.co, Bandar Lampung - Dinas Kesehatan (Dinkes)
Provinsi Lampung meminta masyarakat meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit infeksi saluran pernapasan akut atau
ISPA akibat adanya fenomena perubahan iklim el nino.
"Dimasa kering seperti saat ini, pasti penyakit yang paling banyak adalah infeksi saluran pernapasan akut atau ispa. Apalagi sudah kita dengar juga udara di Jakarta saat ini sangat buruk," ujar Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Lampung, Reihana, saat dimintai keterangan, Minggu (20/8/2023).
Reihana mengatakan, guna menghindari penyakit ispa tersebut, maka masyarakat dimintai menjaga stamina dengan banyak mengkonsumsi air mineral untuk menghindari dehidrasi serta menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PBHS).
"Dalam situasi seperti ini pertama jaga stamina, kalau perlu masih menggunakan masker. Kemudian banyak minum air putih agar cairan tetap terjaga dan yang kembali ke PHBS. Jika itu diterapkan maka insyaallah dapat terhindar dari ispa," paparnya.
Menurut Reihana beberapa gejala penyakit ISPA adalah hidung tersumbat dan pilek, batuk kering tanpa dahak, demam ringan, sakit tenggorokan, sakit kepala ringan, bernapas cepat atau kesulitan napas dan warna kebiruan pada kulit akibat kekurangan oksigen.
"Kalau untuk anak-anak bisa segera lengkapi imunisasi nya. Apalagi sekarang ada imunisasi baru yaitu HPV dan juga rotavirus. Ini semuanya sudah dimulai di Lampung. Masyarakat bisa datang langsung ke puskesmas terdekat," katanya.
Sementara itu Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Lampung, Emilia Kusumawati mengatakan, guna menghindari penyakit ISPA tersebut, masyarakat diminta tidak lagi melakukan pembakaran sampah secara sembarangan.
Selain pembakaran sampah, masyarakat juga diminta tidak sembarangan membuang puntung rokok yang dikhawatirkan akan menyebabkan terbakarnya lahan yang dapat meningkatkan karbon dioksida dan juga gas rumah kaca.
"Masyarakat jangan lagi membakar lahan dan sampah karena walaupun sedikit kalau banyak titik maka karbon dioksida meningkat, dan ini salah satu yang juga membuat meningkat nya efek gas rumah kaca. Untuk menghindari perubahan iklim maka salah satunya mengurangi pembakaran," jelasnya.
Emil menjelaskan jika dalam melakukan pengelolaan sampah, masyarakat bisa menggunakan prinsip 3R yaitu reduce, reuse, dan recycle. Dimana prinsip tersebut dinilai yang paling aman serta dapat memberikan untung kepada masyarakat.
"Masyarakat bisa menerapkan 3R dalam pengelolaan sampah. Ini akan membantu pemerintah dan ini bisa dijual juga lewat bank sampah sehingga memberikan nilai tambah. Bank sampah ini sudah ada di Metro dan Bandar Lampung," imbuhnya.
Menurutnya dengan melakukan pengelolaan sampah dengan baik maka hal tersebut juga untuk menghindari pembuangan sampah secara sembarangan terlebih yang dibuang di badan sungai.
"Jangan lagi membuang sampah ke sungai karena dampak nya pasti ke pesisir dan ini sudah terjadi di Bandar Lampung, Pesawaran dan Lampung Selatan. Kandungan sampah plastik juga kan tidak baik untuk ekosistem laut," paparnya.
Ia mengatakan jika timbulan sampah di Lampung tiap tahunnya terus mengalami peningkatan. Dimana timbulan sampah pada tahun 2022 sebanyak 1,648,059.81 ton sementara yang berhasil ditangani baru 554,578.83 ton.
"Jadi sampah yang sudah berhasil ditangani itu baru
sekitar 33,65 persen. Sedangkan yang sudah dimanfaatkan hanya 111 ton atau 6,75
persen. Pengelolaan itu hampir sepenuhnya menjadi kewenangan
kabupaten/kota," tutupnya. (*)