Logo

berdikari BERITA LAMPUNG

Rabu, 23 Agustus 2023

Pantai Kedu Warna Lampung Selatan Tercemar Limbah Ampas Minyak

Oleh ADMIN

Berita
Penjaga kebersihan pantai Edi saat menunjukkan limbah yang cemari pantai Kedu Warna. Foto: Berdikari.co

Berdikari.co, Lampung Selatan - Limbah hitam diduga limbah ampas minyak mentah ditemukan di sepanjang bibir Pantai Kedu Warna, Kelurahan Way Urang, Kecamatan Kalianda, Lampung Selatan (Lamsel) beberapa hari belakangan.

Dari pantauan di lapangan, benda berwarna hitam pekat itu mengeluarkan bau seperti minyak tanah. Limbah itu ditemukan berserakan di sepanjang bibir pantai tepatnya di objek wisata Pantai Kedu Warna.

Salah seorang penjaga kebersihan pantai bernama Edi mengaku, limbah tersebut mencemari bibir pantai dalam kurun waktu tiga tahun terakhir.

"Kalau orang sini nyebutnya ter, dan ini datangnya tahunan di tiap bulan Agustus ada limbah seperti ini," ujar Edi, Selasa (22/8).

Edi menyebut, limbah itu sudah dua hari belakangan mencemari obyek wisata Pantai Kedu Warna dan menempel apabila mengenai pakaian. "Ini baru kemarin sore, pagi belum banyak sore sudah banyak. Ini kalau dipegang lengket dan meninggalkan minyak, baunya khas seperti minyak tanah kalau di kain putih warnanya agak coklat," terangnya.

Edi khawatir, limbah tersebut bisa merusak lingkungan hidup termasuk ikan yang ada di laut.

"Kalau untuk di pantainya berpengaruh untuk pengunjung karena lengket dan jijik jika menginjaknya, susah hilang, menempel di pakaian dan sepatu. Kalau terkena panas meleleh, dan menggumpal kalau sudah dingin," terusnya.

Edi menambahkan, limbah itu sudah ada sejak tahun 2021, bahkan tahun 2022 lalu, pihak Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pernah turun langsung ke Pantai Kedu Warna.

"Kemarin Kementerian KLHK datang belum ada jawaban, kalau yang 2021 lebih banyak limbahnya. Kementerian ngikut kita menyebutnya ter atau ampas minyak bukan aspal ya, kalau pembuangan minyak sisa-sisa dari endapannya," urai Edi.

Edi yang bekerja sudah sejak tahun 2019 di Pantai Kedu Warna, tak tahu saat ditanya darimana datangnya limbah tersebut.

"Nah itu kurang tahu asalnya dari mana, tiap bulan Agustus pasti ada limbah seperti ini," tandas Edi.

Kabid Penataan dan Peningkatan Kapasitas Dinas Lingkungan Hidup Lamsel, Ervan Kurniawan mengatakan, pihak dinas sudah turun ke lokasi penemuan limbah.

"Pagi tadi kami sudah turun ke lokasi untuk mengecek penemuan limbah, dan selanjutnya kami akan berkoordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Lampung," singkat Ervan.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Lampung, Emilia Kusumawati, mengaku telah menerima laporan limbah hitam yang kembali mencemari pantai di Kecamatan Kalianda.

"Iya, kami sudah menerima laporan adanya limbah hitam yang mencemari pantai. Kalau laporan yang masuk ke kami yang tercemar ini ada di Lampung Selatan dan di Pesisir Barat di Bengkunat," kata Emilia, Selasa (22/8) sore.

Saat ini pihaknya tengah berkoordinasi dengan pihak terkait guna mencari tahu sumber yang menyebabkan limbah hitam tersebut kembali mencemari pantai di Lampung. "Kita belum tahu sumbernya dari mana. Kita sedang cari tahu dan tengah berkoordinasi dengan sektor terkait. Karena ini merugikan masyarakat dan juga nelayan," terangnya.

Emilia menambahkan, dirinya sudah mengkonfirmasi kepada PT. Pertamina Hulu Energi Offshore Southeast Sumatera (PHE OSES) apakah terjadi kebocoran pipa di bawah laut.

"PHE OSES bilang tidak ada kebocoran, apakah ini dari kapal tangker atau apa sedang kita cari tahu. Kalau OSES juga tidak mungkin limbahnya bisa sampai ke Bengkunat. Nanti kita cari tahu dan koordinasi dengan sektor yang terkait," pungkasnya. (*)

Editor Sigit Pamungkas