Berdikari.co, Bandar Lampung - Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDI Perjuangan Provinsi Lampung gelar pelatihan pejuang digital yang diikuti ratusan kaum milenial. Pelatihan ini sebagai upaya menciptakan milenial melek teknologi dan merupakan kegiatan perdana yang dilaksanakan PDI Perjuangan di Provinsi Lampung.
Sebanyak 180 orang milenial dari 15 kabupaten/kota se-Lampung tersebut diberi pembekalan jurnalistik dan pengelolaan media sosial (Medsos). Mereka dipersiapkan untuk berselancar di dunia maya dalam rangka mengkampanyekan beragam hal dan capaian calon presiden (capres) Ganjar Pranowo dan PDI Perjuangan.
Pelatihan dilaksanakan di Ballroom Hotel Sheraton, Bandar Lampung, pada Minggu (10/9/2023), dibuka langsung oleh Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Lampung Sudin.
Dalam laporannya, Ketua Pelaksana Kegiatan Dr. Donald Harris Sihotang mengatakan kegiatan pelatihan diikuti 180 milenial dari 15 kabupaten/kota se-Lampung.
"Ini adalah tindak lanjut dari pelaksanaan pelatihan pejuang digital DPP PDI Perjuangan. Sesuai arahan DPP maka hari ini DPD PDI Perjuangan Lampung menggelar pelatihan pejuang digital. Tujuan pelatihan selain untuk memperkuat ideologi juga sebagai upaya melatih strategi beropini untuk memenangkan Pileg dan Pilpres tahun 2024," kata Sihotang.
Wakil Ketua Bidang Ekonomi Kreatif dan Ekonomi Digital DPD PDI Perjuangan Lampung ini menargetkan, seluruh peserta pejuang milenial dapat memenangkan Ganjar Pranowo menjadi presiden Republik Indonesia.
Sihotang mengungkapkan, seluruh peserta pejuang digital diberikan pembekalan mulai dari penguatan ideologi partai hingga menyajikan karya tulis.
"Targetnya adalah untuk memenangkan calon presiden Republik Indonesia yang diusung PDI Perjuangan yaitu bapak Ganjar Pranowo. Maka para peserta dibekali berbagai materi mulai dari ideologi partai, materi penulisan berita, membuat pers rilis, mengelola media sosial, pengertian media sosial, fungsi media sosial hingga jenis-jenis media sosial," paparnya.
Selanjutnya, ada materi tentang pemanfaatan macam-macam media sosial, cara menggunakan media sosial, cara membuat personal branding calon presiden dan PDI Perjuangan, serta cara mengakses terkait berbagai data yang dapat diperoleh dari media sosial.
Mantan Ahli Pers Dewan Pers perwakilan Lampung ini menerangkan, data yang disajikan dalam pelatihan pejuang digital PDI Perjuangan adalah data pengguna internet dan media sosial di Indonesia. Ia berharap para pejuang digital memahami grafik pertumbuhan pengguna internet, waktu orang Indonesia mengakses media digital, alasan utama masyarakat menggunakan internet dan platform media sosial yang paling banyak digunakan.
Tak hanya itu lanjut Sihotang, para milenial tersebut juga diberikan pemahaman tentang cara mengetahui jumlah pengguna Facebook, Instagram, Twitter, dan Tiktok sebagai gambaran untuk mempromosikan Ganjar Pranowo sebagai calon presiden dari PDI Perjuangan di beragam platform media sosial.
"Baik itu melalui Instagram, Facebook, Twitter, WhatsApp, Tiktok dan media sosial lainnya. Para peserta juga akan dibekali materi pemahaman tentang fenomena buzzer mulai dari memahami karakter umum buzzer, strategi buzzer. PDI Perjuangan akan memanfaatkan media sosial untuk membranding Ganjar Pranowo sebagai calon presiden dari PDI Perjuangan," jelasnya.
Bukan hanya itu, peserta pelatihan juga diberikan materi tentang strategi penggunaan cyber troops, dan UU tentang ITE. Di era digitalisasi saat ini, banyak tantangan kedepan yang akan dihadapi oleh partai. Sehingga sebagai partai yang solid dan terorganisir, PDI Perjuangan mensyaratkan kader militan yang memiliki kedisiplinan, komitmen, dan konsistensi dalam meyakini serta melaksanakan perintah ideologi Pancasila.
Dalam kesempatan tersebut, Ketua DPD PDI Perjuangan, Sudin saat membuka pelatihan menyampaikan rasa terima kasihnya atas kesediaan seluruh peserta dalam mengikuti pelatihan pejuang digital PDI Perjuangan Provinsi Lampung.
"Terimakasih dengan seluruh peserta yang mengikuti pelatihan hari ini. Saya juga mengucapkan selamat bergabung di PDI Perjuangan bagi yang baru bergabung. Kegiatan pelatihan pejuang digital ini adalah upaya memadukan kerja politik di ruang digital dengan gerakan partai turun langsung ke masyarakat dalam rangka memenangkan Capres yang diusung PDI Perjuangan Ganjar Pranowo dan PDI Perjuangan pada Pemilu 2024 mendatang," bebernya
Sudin mengatakan, PDI Perjuangan terus bergerak menjadi partai modern sehingga memadukan kerja-kerja konvensional dengan kerja-kerja digital. Para peserta pelatihan pejuang digital diharapkan dapat memperkuat kerja gotong royong serta mengkonsolidasikan kekuatan rakyat bersama seluruh kader PDI Perjuangan untuk memenangkan Pemilu 2024 mendatang.
"Perkembangan teknologi informasi yang bergerak cepat, mendorong perubahan zaman yang semakin pesat, produksi dan distribusi informasi melalui fitur-fitur yang tersaji pada perangkat digital dan beragam aplikasi yang dimiliki hanya dengan sentuhan jari tersebar dengan begitu cepat," ucapnya.
"Bahkan, tidak sedikit informasi yang beredar adalah hoaks, apalagi semakin mendekati Pemilu 2024. Dunia saat ini telah mengalami perubahan yang begitu cepat. Teknologi digital mempengaruhi begitu banyak sendi-sendi kehidupan. Partai tidak boleh kehilangan momentum dalam persiapan seluruh kader agar melek sosial media," tambahnya.
Ia mengajak seluruh pejuang digital yang ikut pelatihan dapat menggunakan ruang digital dengan sehat. Menggunakan teks dan narasi serta video yang membangun kebangsaan, menjaga persatuan dan kesatuan.
"Kepala boleh panas, tapi hati harus tetap dingin. Kualitas ruang digital yang sehat merupakan kunci terwujudnya Indonesia yang maju dan berkembang di era digital. Kepada seluruh peserta pelatihan pejuang digital, saya sampaikan selamat mengikuti kegiatan pelatihan. Ikuti, simak dengan sungguh-sungguh dan disiplin mengikuti materi demi materi yang disampaikan oleh pemateri," pungkasnya.
Sementara itu, seorang peserta pelatihan asal Kota Metro, Tino Agatha Pristy mengatakan materi yang diberikan dalam pelatihan tersebut sangat bermanfaat untuk diterapkan dalam bermedia sosial.
"Di era digitalisasi ini begitu mudah untuk mengakses, membaca, membuat bahkan menyebarkan berbagai informasi, sehingga saat ini munculah istilah buzzer, influencer, selebgram, haters maupun content creator di platform media sosial. Dalam pelatihan hari ini, kami mendapatkan semua ilmu itu," ungkapnya.
Tino juga bercerita bahwa media massa berbasis online juga sering ditemukan mengangkat tema berita dari isu media sosial yang sedang ramai menjadi perbincangan alias trending.
"Opini yang muncul dalam medsos akan dianggap penting oleh masyarakat, maka dapat kita sampaikan bahwa sifat masyarakat Indonesia sendiri yang suka dengan narasi melodrama atau mellodramatic. Tentunya kami menyampaikan terimakasih kepada DPD PDI Perjuangan Provinsi Lampung yang telah memfasilitasi ini," ungkapnya.
Pria yang aktif berselancar di media sosial ini mengungkapkan, media sosial sebagai alat komunikasi publik sangat berperan penting untuk membangun persatuan dan kesatuan. Sehingga, jangan sampai penggunaan media sosial dipakai untuk membuat opini yang justru menimbulkan disrupsi pada kebhinnekaan, ancaman persatuan bangsa dan bahkan semakin menciptakan polarisasi masyarakat yang semakin melebar.
"Kita harus menyadari bahwa medsos sebagai sarana penyampaian pesan politik sudah seharusnya memanfaatkan teknologi ini sebagai media atau corong pendidikan politik yang sehat kepada masyarakat. Maka ilmu yang diberikan dalam pelatihan pejuang digital ini dapat kami aplikasikan di masyarakat untuk menjaga keutuhan dan persatuan NKRI," bebernya.
"Ini pelajaran berharga bagi kami. Kami siap berjuang memenangkan bapak Ganjar Pranowo dengan menyampaikan berbagai hal positif melalui media sosial dan memaksimalkan pemanfaatan ruang digital," tandasnya. (*)
Artikel ini dikutip dari Surat Kabar Harian Kupas Tuntas Edisi Senin, 11 September 2023 dengan judul "Keren! PDI Perjuangan Rekrut Milenial Jadi Pejuang Digital di Lampung"