Logo

berdikari BERITA LAMPUNG

Kamis, 05 Oktober 2023

DLH Lamsel: Pengelolaan Limbah Pembakaran Batubara PLTU Sebalang Belum Maksimal

Oleh ADMIN

Berita
Tampak debu sisa pembakaran batubara atau fly ash bottom ash (Faba) di PT PLN Nusantara Power UPK Sebalang atau PLTU Sebalang di Dusun Sebalang, Desa Tarahan, Kecamatan Katibung yang dikeluhkan warga setempat. Foto: Berdikari.co

Berdikari.co, Lampung Selatan - Petugas Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Lampung Selatan (Lamsel) mengecek pengelolaan limbah sisa pembakaran batubara atau fly ash bottom ash (Faba) di PT PLN Nusantara Power UPK Sebalang atau PLTU Sebalang di Dusun Sebalang, Desa Tarahan, Kecamatan Katibung.

Plt Kepala DLH Lamsel, Yudhius Irza melalui Kabid Penataan dan Peningkatan Kapasitas, Ervan Kurniawan mengatakan, pengelolaan limbah sisa pembakaran batubara belum maksimal sehingga masih banyak yang terbang terbawa udara.

Selain itu, limbah tersebut dipakai oleh PLTU Sebalang sebagai material untuk menimbun rawa yang berada di areal perusahaan.

"Ternyata memang bisa juga pemanfaatan faba untuk bahan urugan atau timbunan. Jadi ada suatu lokasi rawa disitu diurug atau ditimbun pakai faba,” kata Ervan usai melakukan pengecekan di PLTU Sebalang, Rabu (4/10/2023).

Ervan mengatakan, karena faktor kemarau dan udara kering, mengakibatkan debu faba ini berterbangan hingga kemana-mana sampai akhirnya dikomplain warga setempat.

"Mereka juga ada kewajiban untuk melakukan uji udara ambien di 4 titik, dan ternyata hasil ujinya masih dibawah baku mutu. Sesuai PP Nomor 22 tahun 2021 tentang baku mutu dan ambeien itu masih di bawah lah," kata Ervan.

Menurut Ervan, PLTU Sebalang setiap 3 bulan sekali wajib melakukan uji kualitas udara ambien. "Salah satu lokasinya ada di Dusun Sebalang 2 itu. Kalau kita lihat secara kasat mata memang iya debunya banyak sih yang masih beterbangan," ungkapnya.

Ervan menerangkan, PLTU Sebalang sudah melakukan penyiraman air terhadap faba tersebut. Namun, karena lokasi yang luas dan banyak membuat penyiraman yang dilakukan masih kurang sehingga banyak debu yang berterbangan.

"Kalau hasil uji lab mereka sudah bagus, hanya mungkin kemarin ada insiden karena kemarau dan angin. Makanya untuk meyakinkan, kita akan melakukan uji kualitas udara ambien sendiri dari DLH dalam beberapa hari ini," tegas Ervan.

Ervan menjelaskan, akan berkoordinasi terlebih dahulu dengan laboratorium untuk menyusun jadwal uji kualitas udara ambien. "Kesimpulan sementara, mereka sudah melakukan pengelolaan lingkungan berupa penyiraman air tetapi masih kurang atau belum cukup makanya masih banyak sisa limbah pembakaran batubara yang beterbangan,” ujar Ervan.

Ia menegaskan, tidak menutup kemungkinan DLH akan memberikan sanksi ke PLTU Sebalang jika ditemukan pelanggaran seperti bila uji kualitas udara ambien di atas baku mutu. "Tapi kalau misalnya masih di bawah baku mutu, hanya teguran saja yang diberikan,” imbuhnya.

Sementara, Kasno, warga Dusun Sebalang, Desa Tarahan, mengatakan debu sisa pembakaran batubara PLTU Sebalang masuk ke rumah warga dan menyebabkan beberapa orang jatuh sakit.

"Kita mengkhawatirkan anak-anak balita dan orang-orang tua jika menghirup debu tersebut. Karena saat ini sudah ada yang mengalami  batuk dan pilek,” kata Kasno.

Seorang nenek setempat, Eni, yang tinggal bersama anak dan cucu mengaku menderita sakit pilek dan batuk akibat menghirup debu batubara dari PLTU Sebalang yang masuk ke rumahnya.

“Ini hampir serumah benar-benar sakit batuk dan pilek sejak debu limbah batubara itu terbang masuk ke pemukiman. Maunya ada tanggung jawab dari perusahaan,” ungkapnya. (*)

Editor Sigit Pamungkas