Berdikari.co, Bandar Lampung - Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI menyelenggarakan
debat ketiga Pilpres 2024 di Istora, Senayan, Jakarta Pusat, Minggu (7/1/2024).
Debat diikuti Calon Presiden (Capres) nomor urut 1 Anies Baswedan, nomor urut 2
Prabowo Subianto, dan nomor urut 3 Ganjar Pranowo.
Ketiga capres hadir didampingi oleh cawapres masing-masing, yakni
Muhaimin Iskandar, Gibran Rakabuming Raka dan Mahfud Md. Debat capres kali ini
dipandu oleh moderator Ariyo Ardi dan Anisha Dasuki.
Adapun tema debat adalah keamanan, hubungan internasional, globalisasi,
geopolitik dan politik luar negeri. Debat berlangsung dalam durasi waktu 120
menit.
Terdapat 6 segmen dalam debat ketiga ini yakni segmen pertama berisi pembukaan, pembacaan tata tertib serta
penyampaian visi, misi, dan program kerja.
Segmen kedua adalah pendalaman visi, misi, dan program kerja. Segmen
ketiga pendalaman visi, misi, dan program kerja oleh moderator. Segmen keempat
tanya jawab dan sanggahan. Segmen kelimatanya jawab dan sanggahan. Serta segmen
keenam adalah penutup.
Capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo mendapatkan giliran pertama
menyampaikan visi, misi dan program kerja. Ganjar menyampaikan bahwa politik
luar negeri adalah alat untuk negosiasi degan dunia luar. Kepentingan nasional
harus nomor satu.
Politik luar negeri, kata Ganjar, jadi alat untuk memperbanyak lapangan
kerja ini. Dengan adanya redefinisi politik luar negeri dengan kondisi kekinian
sehingga bisa menggenjot investasi.
"Rakyat butuh bekerja, rakyat butuh lapangan kerja lebih banyak,
investasi harus lebih banyak," ujar Ganjar
Atas dasar itu, Ganjar menyebut infrastruktur diplomasi perlu diperkuat.
Ini diperlukan untuk membereskan masalah-masalah demi kepentingan ekonomi
nasional.
"Ini penting karena kita perlu untuk memilih, memilah, dan
memprioritaskan yang menjadi kekuatan, keinginan, dari bangsa dan negara
ini," tuturnya. Di samping itu, kata Ganjar, hubungan internasional ini
juga dibutuhkan untuk membawa UMKM ke kancah dunia. Langkah tersebut ia klaim
sudah dilakukan di Jawa Tengah kala ia menjabat gubernur.
"Atau barangkali kepentingan UMKM yang mesti
kita bawa ke dunia internasional, seperti praktik yang pernah kita lakukan di
Jateng dan itu membuat masyarakat akan merasakan politik luar negeri jauh lebih
baik," ujarnya. (*)