Berdikari.co, Bandar Lampung - Pelaksanaan Pemilihan
Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) serta pemilihan legislatif (Pileg) telah
berakhir. Tidak lama lagi masyarakat akan menghadapi pemilihan Kepala Daerah
(Pilkada) pada November 2024.
Nama calon kepala daerah bermunculan. Seperti nama Umar Ahmad berpasangan dengan Chusnunia Chalim alias Nunik digadang-gadang akan maju dalam Pilkada Lampung 2024.
Sejumlah pengamat politik menilai, pasangan tersebut adalah pasangan yang ideal dan dinilai mampu meraih elektoral tinggi.
Pengamat politik dari FISIP Universitas Lampung Bendi Juniantara mengatakan, duet itu jika terealisasi maka akan menjadi kekuatan yang besar.
"Ini potensi elektoralnya tinggi dari pengalaman kerja, hubungan emosional dengan konstituen (masyarakat) bisa diukur dari hasil pileg kemarin. Jadi dua kekuatan ini jika disatukan akan kuat di grassroots," ujar Bendi saat dimintai keterangan, Sabtu (2/3/2024).
Hubungan Umar Ahmad dan Nunik dengan masyarakat Lampung yang sangat tinggi menurutnya, harus diimbangi dengan program-program yang jelas.
"Tinggal ditambah program yang akan diusung nanti juga akan memberikan pengaruh, terutama dengan kondisi perekonomian masyarakat kita hingga infrastruktur pendukung," bebernya.
Pada pileg 14 Februari 2024 kemarin katanya, perolehan suara PDI Perjuangan mendapatkan suara kedua setelah partai Gerindra pada kursi senayan, sehingga kekuatan ini sangat mungkin direalisasikan pada Pilgub 2024.
"Pileg kemarin PDIP perolehan suara nomor dua setelah Gerindra. Kita bisa aja melacak rekomendasi PDIP berdasarkan capaian kerja pada pemilu 2024 kemarin," tukasnya.
"Jadi ada relasi antara capaian PDIP di Lampung dengan dukungan ke pencalonannya untuk Gubernur Lampung. Jadi modal dasar dapat, sehingga tinggal bagaimana komunikasi membentuk koalisi dengan partai dan calon lain," sambungnya.
Disisi lain, Nunik adalah kandidat yang komplit, baik dari pengalamannya sampai potensi elektabilitas di Provinsi Lampung.
"Kita bisa mengukur capaian PKB di provinsi Lampung. Duet pasangan ini memungkinkan akan jadi tawaran yang menarik bagi publik, ditengah kandidat-kandidat lain yang juga sudah familiar," bebernya.
Terpisah, Ketua Pusat Studi Konstitusi dan Kepemiluan IAIN Metro Ahmad Syarifudin mengatakan posisi Gubenur dan Wakil Gubernur sebaiknya diisi oleh orang telah berpengalaman seperti Umar Ahmad dan Nunik.
"Jabatan Gubernur idealnya memang diduduki orang yang
berpengalaman. Keduanya punya modal awal itu," bebernya.
Menurutnya, koalisi dalam Pilkada tidak selalu sama dengan koalisi pada pemilihan presiden (Pilpres) 2024 yang lalu.
"Koalisi dalam Pilkada lebih cair. Artinya partai apapun dengan latar belakang ideologinya bisa bersama. Apalagi PDIP dan PKB, di tingkat nasional juga mereka sudah biasa bersama," bebernya.
Saat dimintai tanggapan, Umar Ahmad mengatakan dirinya sedang melihat aspek kebermanfaatan apabila dia maju sebagai calon Gubernur Lampung 2024.
"Kita lagi menghitung kemanfaatannya jika kita berada di situ (calon Gubenur) bahwa Lampung mau dibawa kemana, dan mengkaji cara menangnya," bebernya.
"Tinggal kita hitung berapa jumlah yang menilai seperti itu (dianggap mampu) karena membangun Lampung harus bersama," tambah dia.
Umar mengaku, dirinya kerap berkomunikasi dengan Nunik namun belum ada pembahasan tentang Pilgub Lampung 2024.
"Komunikasi dengan beliau sering dilakukan, belum ada obrolan spesifik," tukasnya.
Terpisah, Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bapilu) DPW PKB Lampung Jauharoh Haddad mengatakan, belum ada pembahasan terkait dengan Pilgub Lampung 2024 dalam internal partainya.
"Belum pernah dibahas di tingkatan pengurus DPW ya," tukasnya. (*)