Berdikari.co, Lampung Timur – Ironis, ditengah kondisi banyak jalan yang rusak di Kabupaten Lampung Timur, banner atau baliho Bupati Lampung Timur saat ini Dawam Rahardjo justru bertebaran menghiasi jalan-jalan, salah satunya dekat jalanan rusak itu.
Salah satunya, sejumlah
warga melakukan pemasangan batu untuk menimbun lubang-lubang jalan dan jembatan
yang sudah lima tahun rusak di Jalan Desa Sukorahayu, Kecamatan Labuhan
Maringgai, Lampung Timur. Pemasangan dilakukan masyarakat secara swadaya karena
pemerintah Kabupaten Lampung Timur seolah tidak memperdulikan perbaikannya.
Seperti kami lihat disamping
jalan rusak terpasang baner bergambar Bupati Lampung Timur Dawam Rahardjo,
dengan tulisan "lanjutkan dua periode". Gambar tersebut menunjukkan
keinginan Dawam Rahardjo ingin memimpin kembali Lampung Timur kedua kalinya.
"Jalan rusak saja
bertahun-tahun tidak dibenahi, ini penimbunan jalan dilakukan swadaya
masyarakat karena jalannya sudah lama buruk. Malah masang baner kampanye,"ucap
Seorang pria yang sedang menyusun batu, Sabtu (20/4/2024).
Pria yang mengaku bernama
Bonjes mengatakan, semua jalan yang berlubang sepanjang kira kira satu kilo meter
lebih sudah di tumpuk batu pada lubang jalan. Selain jalan, jembatan yang sudah
menghawatirkan juga akan diperbaiki secara swadaya.
"Ini kami disuruh sama
pak Moha, suruh meratakan batu di lubang lubang jalan yang rusak. Untuk dana pembelian
material sum-suman (sokongan) masyarakat," kata Bonjes.
Untuk jembatan kata Bonjes,
rencana akan di lapisi batu dan nanti akan di tumpah semen seperti dilakukan
pengecekan. Sebab kata Bonjes jika menunggu pemerintah belum tahu kapan
waktunya.
Terkait dana untuk pembelian
semen untuk perbaikan jalan kabupaten tersebut, dana bersumber dari pengusaha
pasir wilayah Desa Sukorahayu, Kecamatan Labuhan Maringgai, dana hasil iuran
dikumpul dibelikan material dan upah masyarakat yang memasang batu di jalur
jalan kabupaten tersebut.
Sementara itu, Sekretaris
Desa Sukorahayu Yulianto, mengakui jalan yang menjadi tanggung jawab kabupaten
itu sudah sejak 2019 mengalami kerusakan, sementara usulan perbaikan melalui
Musrenbang tidak pernah terealisasi.
Kata Yulianto. Jalan satu-satunya
masyarakat melakukan swadaya untuk memperbaiki kerusakan, sebab jalan dan
jembatan dimaksud merupakan akses perekonomian yang cukup ramai dan dilintasi
oleh beberapa pengusaha dari luar daerah.
"Sudah lima tahun lebih
jalan itu rusak dan setiap Musrenbang kami usulkan dan tidak pernah di
sepakati. Mungkin warga merasa butuh bener jalan bisa nyaman di lintasi
sehingga melakukan swadaya," jelas Yulianto. (*)