Logo

berdikari BERITA LAMPUNG

Jumat, 21 Juni 2024

BI Ungkap Pertumbuhan Ekonomi Lampung Melambat

Oleh ADMIN

Berita
Ilustrasi

Berdikari.co, Bandar Lampung - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Lampung mengungkapkan pertumbuhan ekonomi Lampung triwulan I tahun 2024 melambat dibandingkan triwulan I tahun 2023.

Jika pada triwulan I 2023 pertumbuhan ekonomi Provinsi Lampung mencapai 5,40 persen, pertumbuhan ekonomi triwulan I 2024 turun menjadi 3,30 persen.  

Ekonom senior Kantor Perwakilan BI Lampung, Fiskara Indawan mengatakan, pertumbuhan ekonomi pada triwulan I 2024 melambat dibandingkan pada triwulan I tahun sebelumnya.

“Secara umum, perekonomian Lampung pada triwulan I 2024 sebesar 3,30 persen (yoy). Melambat dibandingkan realisasi pada triwulan sebelumnya (triwulan I 2023) yang tercatat tumbuh 5,40 persen (yoy),” kata Fiskara Indawan dalam acara Diseminasi Laporan Perekonomian Provinsi (LPP) triwulan I 2024 yang digelar BI Provinsi Lampung di Hotel Grand Mercure, Bandar Lampung, pada Kamis (20/6/2024).

Data tersebut menunjukkan capaian kinerja ekonomi Provinsi Lampung rendah daripada realisasi pertumbuhan ekonomi Sumatera dan nasional. Masing-masing tercatat tumbuh 4,28 persen (yoy) dan 5,11 persen (yoy).

“Secara nominal, perekonomian Lampung pada triwulan I 2024 berdasarkan harga berlaku tercatat sebesar Rp112,09 triliun. Kemudian berdasarkan harga konstan (2010) sebesar Rp65,95 triliun,” jelasnya.

Fiskara Indawan menerangkan, pertumbuhan ekonomi Lampung pada triwulan I 2024 ditopang oleh tetap kuatnya permintaan domestik. Terutama konsumsi rumah tangga dan pengeluaran pemerintah.

Komponen konsumsi rumah tangga tumbuh relatif stabil sebesar 4,67 persen (yoy). Sedikit lebih tinggi dibandingkan 4,64 persen (yoy) pada triwulan I 2023.

“Perkembangan tersebut terdukung oleh akselerasi permintaan domestik pada periode Imlek dan Ramadhan,” tuturnya.

Ia menguraikan, komponen konsumsi pemerintah tumbuh 15,67 persen (yoy), jauh lebih tinggi dengan triwulan I 2023 yang tumbuh 3,36 persen (yoy).

“Penyebabnya terdorong oleh meningkatnya belanja hibah dan barang jasa untuk mendukung penyelenggaraan pemilu. Untuk komponen investasi tercatat tumbuh melambat sebesar 2,3 persen (yoy),” terangnya.

“Jika perbandingannya dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh 7,08 persen (yoy) disebabkan oleh melambatnya kinerja investasi bangunan,” imbuhnya. (*) 

Editor Sigit Pamungkas