Logo

berdikari BERITA LAMPUNG

Rabu, 26 Juni 2024

Kata HRD San Xiong Steel Soal Pemotongan Gaji Pekerja 30 Persen

Oleh Handika

Berita
PT San Xiong Steel Indonesia, Jalan Lintas Sumatera, Tarahan, Kecamatan Katibung, Kabupaten Lampung Selatan. Foto: Ist.

Berdikari.co, Lampung Selatan - PT San Xiong Steel Indonesia membenarkan soal pemotongan gaji pekerja bulan Mei 2024 sebesar 30 persen, atau hanya dibayarkan 70 persen.

Human Resource Development (HRD) PT San Xiong Steel Indonesia, Clara mengatakan, pekerja yang menerima gaji 70 persen disebabkan tidak masuk kerja saat operasional pabrik dihentikan sementara.

"Iya benar. Sedangkan yang sebagian masih tetap masuk kerja dibayar 100 persen," ujar Clara, saat dikonfirmasi, Rabu (26/6/2024).

Clara melanjutkan, sempat berhentinya operasional perusahaan mengakibatkan perusahaan tidak ada pemasukan dan harus terkena pinalti pesanan dari pelanggan yang tidak sesuai waktu pembuatan.

"Sehingga perusahaan mengalami kerugian, lalu perusahaan juga mengikuti Undang-undang ketenagakerjaan mengenai no work no pay," tegasnya, seperti dikutip dari kupastuntas.co.

Disoal penerapan penggajian sebesar 70 persen sudah menjadi keputusan akhir dari perusahaan, Clara menyebut hanya sedikit pekerja yang belum menyetujui.

"Sepertinya begitu. Karena sisa sedikit lagi yang belum setuju, yang lain sudah setuju dan mengambil uangnya," ungkapnya.

Ditelisik lebih lanjut kemungkinan penggajian pekerja akan berangsur normal di bulan Juni 2024, Clara menjawab iya.

Diberitakan sebelumnya, pekerja di PT San Xiong Steel Indonesia terancam tak menerima gaji bulan Mei 2024 secara penuh.

Ketua Serikat Buruh San Xiong Steel Indonesia (SBSXSI), Hadi Solihin mengatakan, buruh menuntut gaji bulan Mei dibayarkan secara penuh.

"Buruh menuntut upah di bulan Mei dibayar 100 persen, namun perusahan hanya mampu membayar 70 persen," ujar Hadi, saat dikonfirmasi, Selasa (25/6/2024).

Hadi melanjutkan, pihak perusahaan menyatakan akan menutup pabrik jika buruh tetap menuntut pembayaran upah bulan Mei secara penuh.

"Sebagian buruh masih bertahan menuntut 100 persen, walau pihak perusahaan akan menutup pabrik bila buruh tetap menuntut upah 100 persen," sambungnya. (*)

Editor Didik Tri Putra Jaya