Logo

berdikari BERITA LAMPUNG

Kamis, 27 Juni 2024

BPBD: Empat Daerah di Provinsi Lampung Rawan Terjadi Kekeringan

Oleh Redaksi

Berita
BPBD: Empat Daerah di Provinsi Lampung Rawan Terjadi Kekeringan. Foto: Ist.

Berdikari.co, Bandar Lampung - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Lampung menyebut, ada empat daerah di Provinsi Lampung berpotensi tinggi terjadi kekeringan pada musim kemarau tahun 2024.

Kepala BPBD Provinsi Lampung, Rudy Sjawal Sugiarto mengatakan, empat daerah rawan terjadi kekeringan itu adalah Bandar Lampung, Lampung Selatan, Pesawaran dan sebagian Lampung Timur.

"Potensi paling tinggi terjadi kekeringan saat musim kemarau itu ada di Bandar Lampung, Lampung Selatan, Pesawaran dan sebagian kecil Lampung Timur. Ini di peta warnanya paling pekat," kata Rudy, pada Rabu (26/6/2024).

Rudy mengatakan,  kekeringan merupakan jenis bencana yang kejadiannya secara perlahan hingga menuju ke titik kulminasi sepanjang musim.

"Saat puncak musim kemarau sendiri akan ditandai dengan suhu yang tinggi, angin yang berhembus juga cenderung hangat dan tidak ada titik hujan," jelasnya.

Ia mengungkapkan, dampak bencana kekeringan yang sangat dekat dengan masyarakat adalah kebakaran baik itu secara konvensional serta kebakaran lahan dan hutan (karhutla).

"Kalau kita cek dari syarat terbentuknya api ada tiga yaitu bahan bakar, oksigen dan titik panas. Ketika musim kemarau nanti tiga-tiganya sudah ada, dan kalau bersatu maka terjadilah kebakaran," terangnya.

Saat ini, pihaknya mulai meningkatkan kewaspadaan dengan melakukan piket udara yang dilakukan sebanyak dua kali dalam sehari.

"Kita meningkatkan piket udara yang dilakukan dua kali dalam sehari jam 9 pagi dan 8 malam. Ini melalui radio rig bersama dengan tim URC yang ada di kabupaten/kota. Jadi sedini mungkin kita cek terus," paparnya.

Rudy mengimbau kepada masyarakat untuk waspada dalam menggunakan api seperti api domestik yang berasal dari kompor dapur, alat listrik yang digunakan sehari-hari serta menghindari pembakaran sampah.

"Kita juga waspadai industri atau pekerjaan yang menggunakan listrik dan api yang berada di sekitar kehutanan. Seperti misal aktivitas kemah yang membuat api unggun. Ini sementara tidak dilakukan dulu," katanya.

Seperti diketahui, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan potensi La Nina di Indonesia akan terjadi mulai Juli-September 2024.

Hasil monitoring BMKG terhadap indeks ENSO menunjukkan potensi menuju La Nina terjadi pada JAS 2024 atau selama Juli, Agustus, dan September 2024.

ENSO atau El Nino-Southern Oscillation dalam hal ini adalah anomali pada suhu permukaan laut di Samudera Pasifik di pantai barat Ekuador dan Peru yang lebih tinggi daripada rata-rata normalnya. (*)

Artikel ini telah terbit di Surat Kabar Harian Kupas Tuntas, edisi Kamis 27 Juni 2024, dengan judul "BPBD: Empat Daerah Rawan Terjadi Kekeringan"

Editor Didik Tri Putra Jaya