Logo

berdikari BERITA LAMPUNG

Kamis, 04 Juli 2024

Mungkinkah Bandar Lampung Menjadi Kota Health Tourism? Oleh: Donald Harris Sihotang

Oleh Donald Harris Sihotang

Berita
Dr. Donald Harris Sihotang, S.E., M.M., Dosen Universitas Saburai Bandar Lampung. Foto: Dok Berdikari.co

Berdikari.co, Bandar Lampung - ibu kota Provinsi Lampung, memiliki potensi besar untuk dikembangkan  sebagai kota destinasi wisata kesehatan di Indonesia. Dengan populasi yang mencapai lebih dari 9  juta jiwa di kota dan provinsi, Bandar Lampung berada di posisi yang strategis untuk mendukung kebutuhan medis tidak hanya bagi warganya sendiri tetapi juga untuk warga di daerah sekitarnya.

Beberapa rumah sakit utama saat ini yang ada di Bandar Lampung seperti RSUD Dr. H. Abdul Moeloek, RSUD A. Dadi Tjokrodipo, Rumah Sakit Immanuel Way Halim, RS Advent Bandar Lampung, RS Bumi Waras, RS Graha Husada, RSIA Restu Bunda, RSIA Mutiara Putri, RSIA Belleza Kedaton, RS Mata Permana Sari, RS Bhayangkara, RS Anugerah Medika, RSU Hermina Lampung, RB Materna, RS Pertamina Bintang Amin, RS Urip Sumoharjo, RS Jiwa Provinsi Lampung, RSIA Restu Bunda, RS DKT, RS Airan Raya, Klinik Paru Pernapasan Medina, dan lainnya.

Dengan fasilitas kesehatan yang lengkap dan layanan kesehatan yang baik dan profesional, Bandar Lampung bisa dikembangkan menjadi destinasi wisata kesehatan.

Banyak masyarakat Lampung dari kalangan menengah ke atas yang memilih berobat ke Jakarta bahkan ke luar negeri. Ada beberapa alasan etis di balik keputusan berobat ke luar Lampung. Di antaranya ketidakpuasan terhadap pelayanan yang ada, serta layanan yang lebih lengkap di daerah tujuan menjadi faktor penarik.

Selain itu, ada logika kebutuhan bahwa seseorang merasakan risiko dan kekhawatiran terhadap pengobatan di daerah sehingga bepergian ke luar kota dianggap sebagai tindakan yang rasional.

Data dari Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung tahun 2023 menunjukkan bahwa jumlah tenaga medis di Bandar Lampung sebanyak 1.238 orang, di luar tenaga keperawatan dan kebidanan. Jumlah ini juga masih relatif kecil dibandingkan dengan populasi masyarakat Lampung sebanyak 9,2 juta jiwa.

Menurut standar WHO, rasio ideal antara pasien dan dokter adalah 1:1000. Namun, data Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa belum ada provinsi di Indonesia yang mencapai rasio ini. Bahkan, DKI Jakarta sebagai pusat dari ibu kota di Indonesia hanya mampu menyediakan 18.637 dokter spesialis dengan rasio 1:1.668, sementara di Lampung lebih jauh lagi, rasionya sekitar 1:15.000.

Health Tourism atau wisata kesehatan merupakan konsep di mana orang-orang melakukan perjalanan ke destinasi tertentu untuk mendapatkan perawatan medis. Fenomena ini semakin populer di kancah global, tidak hanya sebagai cara untuk berlibur, tetapi juga untuk mendapatkan perawatan kesehatan.

Health Tourism memberikan berbagai manfaat bagi orang-orang yang mencari perawatan kesehatan. Perawatan kesehatan berkualitas, biaya lebih terjangkau, pilihan perawatan yang variatif, serta memberikan pengalaman positif bagi pasien adalah beberapa manfaat utama.

Selain itu, wisata kesehatan juga dapat meningkatkan perekonomian lokal dan mendorong perkembangan infrastruktur kesehatan di daerah tersebut. Dengan kemajuan teknologi medis dan kebijakan perjalanan yang lebih mudah, fenomena ini semakin menarik minat masyarakat global.

Destinasi wisata kesehatan yang populer seperti Thailand, Singapura, dan Malaysia telah berhasil menarik wisatawan kesehatan dari berbagai negara dengan menawarkan layanan medis berkualitas dengan biaya yang lebih terjangkau.

Negara-negara tersebut telah mengembangkan infrastruktur kesehatan yang berkualitas dan dapat menarik wisatawan kesehatan dari berbagai negara.

Faktor yang dapat mempengaruhi pasien untuk memilih sebuah destinasi atau tujuan mencakup perawatan alternatif, keamanan, dan kualitas layanan kesehatan. Begitu juga dengan cakupan perawatan seperti perawatan gigi, kecantikan, ortopedi, kardiologi, dan banyak lainnya. Bandar Lampung dapat belajar dari kota-kota yang ada di negara-negara tersebut dalam mengembangkan sektor wisata kesehatannya.

Dengan mengembangkan infrastruktur kesehatan, meningkatkan kualitas layanan, dan mempromosikan kota sebagai tujuan wisata kesehatan, Bandar Lampung dapat menarik wisatawan kesehatan dari dalam dan luar Provinsi Lampung.

Ini tidak hanya akan meningkatkan perekonomian lokal tetapi juga meningkatkan standar pelayanan kesehatan di kota ini.

Menurut laporan dari Global Wellness Institute, industri wisata kesehatan mencapai nilai lebih dari 40 miliar dolar AS pada tahun 2022, menunjukkan peningkatan yang signifikan dari tahun sebelumnya. Tren ini tercermin dalam peningkatan jumlah pusat kesehatan dan fasilitas medis yang didedikasikan untuk wisatawan kesehatan, serta kerja sama antara penyedia layanan kesehatan global.

Semakin banyak negara yang mengidentifikasi potensi ekonomi dari industri ini dan berusaha untuk meningkatkan infrastruktur kesehatan mereka agar dapat bersaing dalam pasar wisata kesehatan yang berkembang.

Dengan perkembangan positif ini, wisata kesehatan tidak hanya menjadi alternatif perawatan kesehatan, tetapi juga menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi di berbagai destinasi di seluruh dunia. Data ini memberikan gambaran tentang bagaimana fenomena wisata kesehatan semakin menjadi tren yang signifikan dan memberikan dampak positif pada sektor kesehatan dan pariwisata global. Bandar Lampung memiliki potensi untuk mengikuti jejak kota-kota di negara-negara tersebut dalam mengembangkan sektor wisata kesehatannya.

Dalam mengembangkan sektor wisata kesehatan, Bandar Lampung perlu memperhatikan ketersediaan dokter spesialis dan subspesialis.

Peningkatan jumlah dan kualitas dokter spesialis akan menjadi faktor penting dalam menarik wisatawan kesehatan.

Dengan demikian, langkah-langkah strategis perlu diambil untuk mengatasi masalah ini dan memastikan bahwa Bandar Lampung dapat menyediakan layanan kesehatan yang berkualitas tinggi.

Peningkatan ini tentunya membutuhkan dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat.

Pemerintah daerah harus berperan aktif dalam menyusun kebijakan yang mendukung pengembangan wisata kesehatan di Bandar Lampung. Kebijakan ini bisa mencakup insentif bagi investasi di sektor kesehatan, peningkatan fasilitas kesehatan, serta pelatihan dan pengembangan tenaga medis.

Sektor swasta juga memegang peranan penting dalam pengembangan wisata kesehatan di Bandar Lampung. Investasi di rumah sakit, klinik, dan fasilitas kesehatan lainnya harus ditingkatkan.

Masyarakat Bandar Lampung juga harus dilibatkan dalam upaya ini. Kesadaran akan pentingnya menjaga kesehatan dan mendukung fasilitas kesehatan lokal harus ditingkatkan.

Selain itu, sikap ramah terhadap wisatawan kesehatan dapat meningkatkan pengalaman positif mereka selama berada di Bandar Lampung.

Edukasi kesehatan juga perlu ditingkatkan agar masyarakat setempat dapat memanfaatkan fasilitas kesehatan yang tersedia dengan optimal.

Program-program kesehatan preventif dan promotif harus digalakkan untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat secara keseluruhan.

Dengan kerja sama yang baik antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat, Bandar Lampung dapat mengembangkan potensi wisata kesehatannya dengan lebih maksimal.

Ketersediaan fasilitas kesehatan yang lengkap dan berkualitas, ditambah dengan promosi yang efektif, akan menarik lebih banyak wisatawan kesehatan ke kota ini.

Bandar Lampung ke depan tidak hanya memiliki fasilitas kesehatan yang lengkap, tetapi juga lingkungan yang mendukung untuk berkembangnya wisata kesehatan. Kota ini memiliki akses yang mudah dari berbagai daerah di Indonesia dan infrastruktur transportasi yang memadai. Selain itu, Bandar Lampung memiliki potensi wisata alam dan budaya yang bisa menjadi daya tarik tambahan bagi wisatawan kesehatan.

Wisatawan yang datang untuk mendapatkan perawatan medis juga bisa menikmati keindahan alam dan budaya Lampung, membuat pengalaman mereka lebih menyenangkan dan berkesan.

Walikota Bandar Lampung, Eva Dwiana, dalam satu kesempatan menyampaikan, di tahun 2024 ada 10 hotel baru yang akan segera dibangun di Kota Bandar Lampung. Kesepuluh hotel ini akan dibangun di beberapa wilayah, dan investornya sudah menghadap Pemkot Bandar Lampung. Salah satunya di Jalan Gatot Subroto, di Kemiling, dan beberapa tempat di Teluk Betung, dan juga di daerah Sukarame. Dua di antaranya berstatus hotel bintang 5.

Secara keseluruhan, Bandar Lampung memiliki semua komponen yang diperlukan untuk menjadi destinasi wisata kesehatan yang unggul.

Dengan komitmen dan kerja sama dari semua pihak, kota ini bisa berkembang menjadi pusat wisata kesehatan yang tidak hanya melayani kebutuhan medis masyarakat lokal, tetapi juga menarik wisatawan dari berbagai daerah. Ke depan, perlu adanya roadmap atau rencana strategis yang jelas untuk mengembangkan wisata kesehatan di Bandar Lampung.

Rencana ini harus mencakup berbagai aspek mulai dari peningkatan fasilitas kesehatan, pelatihan tenaga medis, promosi wisata kesehatan, hingga peningkatan aksesibilitas dan infrastruktur pendukung.

Dengan adanya roadmap yang jelas, pengembangan wisata kesehatan di Bandar Lampung bisa berjalan lebih terarah dan efektif. Ini akan memastikan bahwa semua langkah yang diambil saling mendukung dan membawa kota ini lebih dekat pada tujuannya sebagai destinasi wisata kesehatan terkemuka.

Kesimpulannya, Bandar Lampung memiliki potensi besar untuk menjadi destinasi wisata kesehatan yang menarik. Dengan meningkatkan infrastruktur kesehatan, memperkuat kualitas layanan, dan mempromosikan kota sebagai tujuan wisata Kesehatan.

Ini tidak hanya akan memberikan manfaat bagi individu yang mencari perawatan medis berkualitas, tetapi juga akan memberikan dampak positif bagi perekonomian lokal dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.

Pada akhirnya, pengembangan wisata kesehatan di Bandar Lampung bukan hanya tentang menyediakan layanan medis berkualitas, tetapi juga tentang membangun kota yang sehat dan sejahtera bagi semua warganya. (*)

Editor Sigit Pamungkas