Berdikari.co, Bandar Lampung - Empat bulan menjelang Pemilihan Gubernur (Pilgub) Lampung 2024, belum banyak partai politik yang tegas sikapnya akan mendukung dan berkoalisi dengan partai apa dalam kontestasi lima tahunan tersebut.
Berdasarkan hasil Pemilu Legislatif (Pileg) Lampung 2024, tidak ada satupun partai yang mampu mengusung calonnya sendiri.
Dari total 85 kursi di DPRD Provinsi Lampung, setidaknya dibutuhkan 17 kursi agar memenuhi syarat minimal 20 persen untuk bisa berkompetisi dalam Pilgub.
Hal ini sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 40 ayat (1) UU No. 10 Tahun 2016 tentang Pemilihan Kepala Daerah yang mensyaratkan setidaknya 20 persen dari jumlah kursi parlemen.
Berdasarkan hasil Pileg 2024, Partai Gerindra memperoleh 16 kursi, PDI Perjuangan 13 kursi, Partai Golkar dan PKB masing-masing 11 kursi, Partai NasDem 10 kursi, Partai Demokrat 9 kursi, PAN 8 kursi, dan PKS 7 kursi.
Selain itu, Ketua KPU Provinsi Lampung, Erwan Bustami, menegaskan bahwa Pilkada 2024 akan menggunakan hasil Pileg 2024 bukan hasil Pileg 2019, untuk menentukan syarat kelayakan partai politik mengusung calon kepala daerah.
"Syarat partai politik mengusung calon kepala daerah adalah 20 persen dari jumlah kursi DPRD atau 25 persen dari suara sah partai politik yang digunakan adalah hasil pemilu 2024," kata Erwan Bustami, Jumat (12/7/2024).
Sepak Terjang Delapan Partai Politik Jelang Pilgub Lampung 2024
Hingga pertengahan Juli 2024, pergerakan delapan partai politik di Lampung cenderung realistis dalam hitung-hitungan politiknya. Menjajaki berbagai parpol dan belum mencapai kesepakatan koalisi.
Pertama, Partai Gerindra Lampung misalnya, sebagai pemenang pertama 16 kursi, memiliki bakal calon gubernur yaitu Rahmat Mirzani Djausal (RMD), atau yang akrab disapa Kyai Mirza. Hingga saat ini, Gerindra belum menetapkan keputusan final terkait koalisi dengan partai lain.
Mirza aktif bersosialisasi di kalangan masyarakat dan memiliki dukungan dari 54 organisasi relawan, menebar baliho di berbagai sudut Lampung. Dia juga aktif di media sosial yang membuatnya sering menjadi perhatian publik Lampung.
Meskipun begitu, dia belum secara resmi menetapkan siapa calon wakilnya, meskipun kerap terlihat bersama Jihan Nurlela.
Baru-baru ini, RMD, Jihan Nurlela, Chusnunia Chalim, dan Umar Ahmad terlihat bersama-sama makan nasi uduk, yang dianggap oleh banyak kalangan sebagai sinyal potensial akan berkoalisi.
Ketika diminta komentar, Mirza menyatakan pertemuan tersebut hanya sebatas pertemuan biasa. "Pertemuan itu hanya untuk mencoba nasi uduk mana yang enak," ujarnya.
RMD juga telah mengikuti penjaringan bakal gubernur Lampung di DPW PAN Lampung, Demokrat Lampung dan NasDem Lampung. Dia telah mempersiapkan tim pemenangan yang melibatkan berbagai aspek, termasuk tim media untuk menyebarluaskan isu-isu yang menarik perhatian publik Lampung.
Selanjutnya PDI Perjuangan Lampung, sebagai partai pemenang kedua dengan 13 kursi, telah membuka penjaringan bakal calon kepala daerah dan melakukan fit and proper test kepada calon-calon yang mendaftar. Saat ini, sudah ada enam bakal calon gubernur dan empat bakal calon wakil gubernur yang mendaftar.
Namun, pada awal Juli 2024, Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, menyatakan bahwa partainya sedang dalam komunikasi intensif dengan Gerindra terkait pencalonan Rahmat Mirzani Djausal sebagai calon gubernur.
"Pasangan PDI Perjuangan dengan Gerindra adalah langkah yang realistis dalam menyongsong Pilgub Lampung. Kami terus berkomunikasi dengan DPP untuk memastikan kesepakatan yang tepat," ujar Sekretariat DPD PDI Perjuangan Lampung, Sutono, saat dimintai tanggapan di kantor DPD PDI Perjuangan, Senin (1/7/2024).
Telah muncul pula Relawan Dukung Pakde Sutono, yang berharap agar dia ikut dalam kontestasi Pemilihan Gubernur (Pilgub) Lampung 2024. Hal ini juga direspon oleh Sutono, yang menyatakan bahwa ada banyak kader partai banteng Lampung yang layak untuk maju dalam kontestasi, termasuk dirinya sendiri.
"Kami semua politisi, pasti ada komunikasi. Tetapi, selain itu ada banyak kader lain yang potensial seperti Mukhlis Basri, Winarti, Parosil, Nanang, dan saya sendiri (Sutono)," ungkapnya.
Disisi lain, Umar Ahmad, seorang kader PDI Perjuangan Lampung, telah mendaftar sebagai bakal calon gubernur Lampung. Bahkan, Umar Ahmad telah mendeklarasikan dirinya sebagai bakal calon nomor satu di Lampung pada 1 Juni 2024 di Tugu Adipura, Kota Bandar Lampung.
Dalam perkembangan terbaru, Umar Ahmad terlihat berfoto bersama RMD, Jihan Chalim, dan Chusnunia Chalim di akun Instagram mereka. Umar menyatakan bahwa pertemuan tersebut berakhir dengan kesepakatan bahwa pembangunan Lampung harus dilakukan secara bersama-sama, sambil membuka kemungkinan untuk berpasangan dengan RMD.
"Jika bisa berduet, mengapa harus bertarung? Itu pertimbangan kami. Kami juga ingin menunjukkan bahwa tidak ada masalah di antara kami," jelas Umar Ahmad.
Lalu, Partai Golkar Lampung memperoleh 11 kursi dalam Pileg 2024. Partai ini sempat memunculkan dua nama bakal calon gubernur, yaitu Hanan A Rozak dan Arinal Djunaidi.
Hanan A Rozak telah mengikuti penjaringan bakal cagub di beberapa partai politik seperti PDI Perjuangan, Demokrat, PAN, hingga NasDem. Selain itu, Hanan juga telah merencanakan sosialisasi konser dangdut di 60 titik di Lampung yang telah mulai berjalan di sejumlah titik.
Namun, partai yang dipimpin oleh Airlangga Hartarto ini telah mengeluarkan surat instruksi terbaru kepada Arinal Djunaidi sebagai satu-satunya nama bakal calon gubernur Lampung agar mencari calon wakil gubernur serta koalisi partai.
Arinal menyatakan akan berkomunikasi dengan berbagai partai politik untuk memenuhi syarat 20 kursi. "Untuk menindaklanjuti instruksi, saya akan berkomunikasi dengan berbagai partai politik," kata Arinal.
Arinal sendiri telah mengikuti penjaringan bakal calon gubernur Lampung di partai Demokrat, PDI Perjuangan, dan PAN. Dia juga telah melakukan pertemuan formal dengan PKS Lampung dan belum ada kesimpulan final.
Selanjutnya adalah partai yang dipimpin Chusnunia yaitu PKB Lampung. Partai ini meraih 11 kursi dalam Pileg 2024, jumlah yang sama dengan Golkar. Namun, partai yang dipimpin oleh Chusnunia alias Nunik ini cenderung tertutup pergerakanya. PKB tidak membuka penjaringan bakal calon gubernur seperti halnya partai lain. Pertemuan formal dengan partai politik juga tidak dilakukan, hanya pertemuan informal Nunik dengan sejumlah politisi.
Pergerakan Nunik terbaru di media sosial @mbak_nunik memposting foto dirinya bersama RMD, Umar Ahmad, dan adiknya Jihan Chalim. Diketahui bahwa Jihan menjadi bagian dari bursa bakal calon wakil gubernur Lampung setelah pernyataan Ketua DPP Gerindra Dasco yang mengindikasikan inisial Z, J, dan D sebagai wakil RMD. Di antara mereka, J merujuk pada Jihan Chalim menurut para pengamat politik.
Jihan Chalim sendiri adalah anggota DPD RI periode 2019-2024 dan terpilih kembali dalam Pileg 2024 dengan perolehan 910.318 suara, tertinggi di antara calon DPD RI lain.
Dimintai keterangan mengenai kemana arah koalisi partai berlambang kabah itu, Wakil Ketua DPW PKB Lampung, Jauharoh Haddad mengatakan bahwa belum final. "Belum ada kejelasan, masih menunggu," singkatnya.
Selanjutnya adalah Partai NasDem. Memperoleh 10 kursi pada pileg 2024. Dibawah kepemimpinan Herman HN, partai ini belum banyak melakukan komunikasi formal kepada partai lain.
Satu-satunya partai yang intens melakukan pertemuan formal dengan NasDem adalah PKS. Terhitung telah bertemu 2 kali.
"Bisa terjadi koalisi, karena PKS berkunjung beberapa kali ke kita, masak kita gak mau berkunjung. Doain aja biar bisa bersama-sama koalisi," ujar Herman, saat diwawancarai pasca pertemuan kedua partai itu di kantor DPW PKS Lampung, Rabu (3/7/2024).
Terbaru, Herman HN telah menyampaikan niatnya kepada Ketua Umum Surya Paloh bahwa ingin maju kontestasi. Mantan Walikota Bandar Lampung itu juga bertemu dengan politisi PAN Lampung Irfan Nuranda Djafar yang telah menerima surat tugas sebagai bakal calon wakil gubernur.
Wakil Ketua DPW NasDem Lampung, Rakhmat Husein DC, yang turut mendampingi Herman HN dalam pertemuan dengan Irfan Nuranda Senin malam, 8 Juli 2024, mengatakan hanyalah pertemuan biasa. "Ya itu ngopi-ngopi biasa, belum bahas wakil. Itu nanti saja, karena pendaftaran ke KPU masih 26 Agustus," jelasnya.
Selanjutnya adalah Partai Demokrat Lampung yang memperoleh 9 kursi parlemen. Ketua DPD Demokrat Lampung Edy Irawan Arief, kerap menampilkan kemesraan dengan berbagi nama bakal calon gubernur Lampung.
Saat RMD melakukan pendaftaran bakal cagub di partainya misalnya, Edy Irawan menyerahkan keputusan kepada RMD untuk memilih calon wakil gubernur sesuai dengan keinginan RMD tidak harus dirinya. Meskipun namanya muncul bursa sebagai bakal calon wakil gubernur Lampung.
Begitu juga pada saat Umar Ahmad mengikuti pendaftaran bakal cagub. Edy menilai sosok Umar Ahmad adalah pemimpin yang layak, karena dianggap berhasil memimpin Tulang Bawang Barat.
Lalu saat Arinal Djunaidi mengambil formulir pendaftaran di Demokrat Lampung, Edy Irawan mengumpamakan baut dan mur apabila terjadi koalisi. Karena dianggap cocok satu sama lain atau saling melengkapi.
Terbaru, dirinya akan menginisiasi pertemuan dengan Ketua PKS, Ketua Nasdem, PKB dan PAN yang menurutnya belum jelas peta koalisinya.
"Tentu agar memicu bagaimana meriahnya pesta demokrasi, jangan diam-diam seperti ini. Lalu, apabila mungkin akan terbentuk kesepakatan dan kerjasama, tergantung dengan hasil pembicaraan," katanya.
Kemudian PAN Lampung dalam kontestasi pileg 2024 memperoleh 8 kursi parlemen. Ketua DPW PAN Lampung dalam berbagai kesempatan cenderung realistis dengan menyodorkan kader partainya sebagai bakal calon wakil gubernur.
Pada Maret 2024, Ketua Tim Penjaringan bakal calon Kada PAN Lampung Joko Santoso mengatakan bahwa para kader partainya mendorong nama Putri Zulkifli Hasan dan Irham Jafar Lan Putra sebagai calon wakil gubernur. Namun di berbagai kesempatan, Irfan menyatakan bahwa dirinya belum siap untuk maju kontestasi.
Ketua Irfan menjelaskan, untuk peta koalisi pada Pilgub Lampung 2024, lebih diutamakan koalisi Indonesia Maju (KIM) pilpres 2024 yang lalu, meskipun tidak menutup kemungkinan dengan partai lain diluar KIM. PAN sendiri juga telah membuka penjaringan Cakada, yang diikuti oleh RMD, Umar Ahmad, juga Arinal Djunaidi.
Selain itu, DPP PAN telah mengeluarkan surat tugas kepada dua nama bakal cawagub PAN Lampung yaitu Abdullah Surajaya serta Irfan Nuranda Djafar yang telah memulai komunikasi dengan Herman HN di Jakarta. Irfan mengaku, pertemuan tersebut juga membahas Pilgub 2024.
"Kami membicarakan berbagai hal terkait Pilkada, termasuk Pilgub dan isu-isu kabupaten dan kota, meskipun belum secara khusus. Pertemuan ini juga lebih bersifat silaturahmi," ujar Irfan.
Kemudian PKS Lampung hasil pileg 2024 memperoleh 7 kursi. Dengan perolehan kursi itu, PKS menyodorkan tiga nama kepada berbagai partai politik untuk menjadi bakal calon wakil gubernur Lampung, yaitu Muzzammil Yusuf, Junaidi Auly dan Ahmad Mufti Salim.
PKS Lampung berencana akan melakukan pertemuan formal kepada seluruh partai politik guna mencapai kesepakatan koalisi.
Saat ini, PKS Lampung paling banyak melakukan pertemuan formal dengan NasDem Lampung, tercatat 2 kali pertemuan. Kemudian dengan PAN Lampung tercatat 2 pertemuan formal. Kemudian dengan Golkar Lampung tercatat 1 pertemuan. Lalu dengan Gerindra Lampung tercatat 1 pertemuan. Dan Demokrat 1 kali pertemuan.
Ketua DPW PKS Lampung Ahmad Mufti Salim mengaku, dirinya kerap ikut kontestasi, oleh karena itu, dia menargetkan kemenangan calon yang didukung oleh partainya. Bukan sekedar meramaikan pesta demokrasi 5 tahunan semata.
Pihaknya menargetkan, pada akhir bulan Juli akan mengerucut dengan partai apa untuk koalisi yang kemudian dikirimkan kepada DPP PKS agar diputuskan. "Itu kayaknya perlu ngobrol lagi, insyaallah sebelum 27 Juli 2024 sudah terlihat koalisinya," tutur Mufti.
Analisa Pengamat Politik
Pengamat politik dari FISIP Universitas Muhammadiyah Lampung Candrawansyah menilai, politik hari Lampung begitu dinamis. Dimana pendaftaran bakal calon gubernur dan wakil gubernur tanggal 27-29 Agustus 2024 partai politik sudah harus mendaftar bakal calon mereka yang akan diusung.
Menurutnya, tidak ada partai politik yang langsung bisa mengusung bakal calon mereka. Semua partai politik di Provinsi Lampung harus berkoalisi di dalam mengusung bakal calon.
Setidaknya, Candra menilai akan ada tiga poros calon gubernur Lampung yaitu poros Arinal, Herman HN, dan juga Rahmat Mirzani Djausal.
"Pemilihan gubernur dan wakil gubernur Lampung dan dilihat dari dinamika politik sudah agak mengerucut, dikarenakan Partai Golkar saja yang sebelumnya memberikan surat tugas untuk dua kader, untuk sekarang mengerucut ke Arinal Djunaidi sebagai bakal calon," jelasnya dia Jumat, (12/7/2024).
Lebih lanjut dia mengatakan, terdapat pernyataan Sekjen PDI Perjuangan Hasto yang sebelumnya Umar Ahmad yang akan mencalonkan diri menjadi calon gubernur, tetapi kader PDIP akan dipasangkan dengan Gerindra sebagai cagub. Sehingga koalisi Partai Gerindra dan PDIP yang akan terjadi, walaupun belum ada yang pasti.
"Selanjutnya, berkaitan dengan koalisi seperti akan sangat dinamis walaupun beberapa prediksi bisa menjadi kenyataan. Seperti Partai Gerindra dengan PDIP dan bisa ditambah dengan Demokrat," katanya.
"Golkar bisa dengan PKB apabila kemungkinan Jihan tidak menjadi wakil dari Gerindra. Sedangkan koalisi berikutnya bisa partai Nasdem dengan PKS sudah cukup untuk mengusung bakal calon, ditambah dengan apabila Wakil dari dari PAN, maka bisa jadi Nasdem, PKS dan PAN," tutupnya.
Sementara, pengamat politik dari FISIP Universitas Lampung (Unila) Bendi Juniantra mengatakan, dalam pemetaan politik, para bakal calon gubernur Lampung saat ini harus mempertimbangkan sejumlah modal para bakal calon wakil yaitu modal sosial, modal ekonomi, dan programatik untuk melengkapi kekuataan.
"Perlu mempersiapkan kandidat wakil yang tepat dalam beberapa aspek yang mempengaruhi seperti pertama, kandidat wakil memiliki tautan dengan partai politik yang memiliki kekuatan mesin partai yang solid khususnya terkait hubungan emosional pemilih terhadap partai, serta menjadi partai pemenang daerah," katanya.
Kedua lanjut Bendi, kandidat memiliki mindset yang sama dengan bakal calon gubernur khususnya dalam pembentukan visi dan misi serta positioning dalam membangun Provinsi Lampung.
"Ketiga, kandidat diukur dari arah potensi pemilih survei popularitas dan elektabilitas calon. Keempat, kandidat dapat menjadi kekuatan dalam membentuk koalisi besar di level kabupaten/Kota. dan Kelima, kandidat dilihat dari aspek geografi khususnya demografi politik," tutupnya. (*)