Logo

berdikari Politik

Kamis, 05 September 2024

Survei LSI: Dawam 61%, Ela 11% dan Masih Rahasia 28%, Pengamat: Peluang Incumbent Menang Pilkada Besar

Oleh Redaksi

Berita
Survei LSI: Dawam 61%, Ela 11% dan Masih Rahasia 28%, Pengamat: Peluang Incumbent Menang Pilkada Besar. Foto: Ist.

Berdikari.co, Bandar Lampung - Hasil survei terbaru dari Lembaga Survei Indonesia (LSI) mengenai Pilkada Kabupaten Lampung Timur 2024 menunjukkan bahwa Dawam Rahardjo memimpin dengan dukungan sebesar 61%. Sementara itu, Ela Siti Nuryamah memperoleh dukungan sebesar 11%, dan 28% pemilih masih merahasiakan pilihan mereka.

Berdasarkan rilis LSI yang diterima Kupas Tuntas pada Rabu (4/9/2024), disebutkan survei dilaksanakan pada periode 7-16 Juni 2024 untuk membaca peta kekuatan bakal calon kepala daerah di Pilkada Lamtim 2024.

LSI menyebut populasi survei yang dipakai LSI adalah para warga negara Indonesia (WNI) di Kabupaten Lamtim yang berusia 17 tahun ke atas atau sudah menikah.

LSI mengambil jumlah populasi yang disurvei sebanyak 440 responden melalui wawancara tatap muka menggunakan instrumen berupa kuesioner.

Hasil survei menunjukkan Dawam Rahardjo mendapatkan dukungan 61% pemilih, Ela Siti Nuryamah 11% dan masih rahasia sebanyak 28% pemilih.

Pengamat politik Universitas Saburai Lampun, Kamal Fahmi Kurnia mengatakan bahwa fenomena Pilkada Lamtim 2024 sama dengan fenomena Pilgub Lampung 2024.

Dimana calon incumbent yang awalnya diprediksi tidak akan mendapatkan perahu, akhirnya bisa maju dengan diusung oleh PDI Perjuangan.  

“Kalkulasi menariknya bahwa mutlak calon incumbent ini sudah melakukan start lebih dahulu. Dan saya pikir cukup rasional jika PDI Perjuangan kemudian mengusung incumbent karena memiliki popularitas yang tinggi sesuai hasil survei LSI,” kata Kamal, Rabu (4/9/2024).

Kamal mengatakan, jika melihat hasil survey LSI, cukup mengherankan jika calon yang diusung banyak parpol yang semestinya punya potensi besar justru hasilnya cukup rendah atau di bawah perkiraan. Dan yang mengejutkan calon incumbent (Dawam) justru sampai 61%.

“Tidak bisa dipungkiri kelebihan calon incumbent salah satunya sudah punya basis-basis suara yang kini bisa dihidupkan kembali. Meskipun ada kekurangannya juga yakni incumbent maju dalam proses susulan, karena bisa mempengaruhi modal trust masyarakat,” katanya.

Menurutnya, yang menarik dengan hasil survei LSI adalah responden berasal dari kategori pemilih pemula yang masih dipegang oleh incumbent.

“Hasil LSI ini tentu saja menjadi tantangan bagi pasangan Ela dan Azwar untuk bagaimana merangkul suara pemilih pemula. Ini akan menjadi  ganjalan berat bagi Ela jika tidak bisa merangkul pemilih pemula di Pilkada nanti,” ujarnya.

Kamal melanjutkan, ada kecenderungan calon petahana juga punya dukungan dari basis birokrasi dan hal ini tidak bisa dinafikkan.

“Survei LSI tadi menunjukan jika partai pendukung dan pengusung yang cukup jomplang itu, ternyata calon yang hanya didukung satu parpol memiliki persentase tinggi,” ungkapnya.

Ditanya bagaimana dengan arah dukungan kader NU Lamtim di Pilkada nanti, Kamal mengatakan ada kemungkinan suara dukungan NU akan pecah dengan adanya konflik antara pengurus PKB dan PBNU di tingkat pusat.

“Suara NU bisa terpecah. Konflik DPP PKB dan PBNU di pusat bisa menurun sampai ke akar rumput. Dan prediksi saya di Pilkada Lamtim nanti suara dukungan NU juga akan terpecah. Mengingat baik Ela maupun Dawam sama-sama kader NU,” imbuhnya.

Akademisi Fisip Universitas Lampung, Bendi Juantara menilai, manuver PDI Perjuangan di Pilkada Lamtim menjadi kejutan bagi masyarakat. Terlebih, peluang kotak kosong yang sebelumnya mengemuka akan berakhir dengan hadirnya pasangan Dawam Rahardjo-Ketut Erawan.

"Langkah PDI Perjuangan ini tentu perlu diapresiasi ya, artinya dapat mempertimbangkan kembali arah dukungannya berdasarkan respon, masukan serta tuntutan masyarakat untuk dapat dihadirkan pilihan-pilihan lain tidak hanya terbatas pada satu paslon saja," kata Bendi, Rabu (4/9/2024).

Menurut Bendi, sikap PDI Perjuangan mengusung Dawam-Ketut  akan menjadi peringatan serius bagi paslon Ela Siti Nuryamah-Azwar Hadi.

"Posisi Dawam sebagai petahana jelas akan jadi pembeda, bahkan berpeluang menang kembali. Karena figurnya yang telah lama dikenal publik,” ungkap dia.

Pengamat Politik Universitas Muhammadiyah Lampung (UML), Candrawansyah juga menilai, peluang Dawam menang di Pilkada Lamtim masih sangat tinggi.

"Head to head Ela-Azwar dan Dawam-Ketut berpotensi terjadi persaingan ketat dalam perebutan kursi orang nomor 1 di Lamtim. Karena Ela-Azwar didukung hampir seluruh partai politik dan Dawam-Ketut yang merupakan incumbent,” jelasnya.

"Tentunya Dawam mempunyai kekuatan struktur di bawah. Suara PKB juga akan terpecah secara individual. Dawam juga mempunyai jejaring sampai ke bawah dikarenakan masih menjabat," ujarnya.

Menurut Candrawansyah, peluang Dawam untuk menang pada Pilkada Lamtim 2024 masih sangat tinggi karena sebagai petahana. (*)

Artikel ini telah terbit di Surat Kabar Harian Kupas Tuntas, edisi Kamis 05 September 2024, dengan judul "Survei LSI: Dawam 61%, Ela 11% dan Masih Rahasia 28%"

Editor Didik Tri Putra Jaya