Berdikari.co, Lampung Selatan - Hari kedua kampanye, Calon Bupati (Cabup) Lampung Selatan (Lamsel), H. Nanang Ermanto tancap gas kampanye di 6 titik di wilayah Kecamatan Kalianda, Kamis (26/9/2024).
Sejumlah 6 titik di Kecamatan Kalianda yang menjadi lokasi kampanye calon Bupati Lamsel H. Nanang Ermanto diantaranya, Desa Sumur Kumbang, Buah Berak, Agom, Merak Belantung, Taman Agung, dan Muncul Sampurna.
Petahana H. Nanang Ermanto mengatakan, dirinya tidak mengumbar janji muluk-muluk kepada masyarakat untuk melanjutkan kepemimpinannya.
"Janji politik yang hanya mudah diucapkan, tapi hampir mustahil dilaksanakan hanya demi mendapatkan simpatik masyarakat secara instan," ungkap Nanang, di hadapan pendukungnya.
"Saya tidak mau mengumbar janji-janji harapan kosong kepada masyarakat, janji politik yang tidak wajar yang sangat sulit terlaksana," timpalnya, seperti dikutip dari kupastuntas.co.
Nanang menambahkan, jika pasangan Nanang Ermanto - Antoni Imam dipercaya kembali oleh masyarakat, kedepan dirinya akan melanjutkan capaian kerja positif selama ini.
"Yang masih kurang akan ditingkatkan, yang sudah baik akan lebih dimaksimalkan lagi demi kepentingan masyarakat," ujarnya.
Nanang menegaskan, janji politik yang ditawarkan secara tidak wajar, maka sudah dapat dipastikan adalah penipuan. Contohnya, oknum yang mengaku bisa menjanjikan seseorang menjadi PNS.
"Atau juga ada iming-iming keuntungan besar dengan bunga tidak wajar jika berinvestasi, namun ternyata investasi bodong. Tapi di forum ini saya tegaskan, Nanang Ermanto bekerja untuk melayani Rakyat, demi kesejahteraan Rakyat," tegasnya.
Calon Bupati bernomor urut 1 itu menyampaikan, program kerja Nanang Ermanto - Antoni Imam yakni program kerja kerakyatan.
"Dimana warga masyarakat dijamin mendapatkan pelayanan dasar kebutuhan masyarakat, seperti kesehatan, pendidikan dan tempat tinggal layak," kata dia.
Nanang menyebut, pembangunan beton yang megah bukanlah tujuan akhir dari sebuah program pembangunan melainkan membangun kesejahteraan masyarakat.
"Bagaimana pendidikan anak-anaknya, bagaimana pelayanan kesehatannya, bagaimana rumah tempat tinggalnya. Saya sering termenung, berfikir apa artinya pembangunan megah jika masyarakat tidak makan, sakit tidak diobati, tinggal di rumah yang tidak layak," pungkasnya. (*)