Logo

berdikari BERITA LAMPUNG

Kamis, 26 September 2024

Produksi Pertanian di Lambar Turun, Pemkab Minta Solusi Kementan

Oleh Echa wahyudi

Berita
Panen raya padi di Pekon Bandar Agung, Kecamatan Bandar Negeri Suoh, Kamis (26/9/2024). Foto: Istimewa.

Berdikari.co, Lampung Barat - Kementerian Pertanian (Kementan) RI bersama Pemerintah Kabupaten Lampung Barat melakukan panen raya padi di Pekon Bandar Agung, Kecamatan Bandar Negeri Suoh, Kamis (26/9/2024).

Acara tersebut dihadiri oleh Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Kementan, Dr. Prayudi Syamsuri, bersama Pj Sekda Ismet Inoni, Ketua DPRD Lampung Barat Sri Nurwijayanti, serta para petani dan perwakilan kelompok tani.

Dalam kesempatan ini, Ismet Inoni menyampaikan masalah yang dihadapi petani, terutama terkait hasil pertanian padi yang tidak maksimal di wilayah Bumi Beguai Jejama Sai Betik.

Ia mengungkapkan bahwa dua kecamatan, Suoh dan Bandar Negeri Suoh, memiliki potensi lahan sawah seluas 3.873,35 ha, namun produksi padi mengalami penurunan dari 91.266 ton pada 2022 menjadi 83.981 ton pada 2023.

Penurunan ini disebabkan oleh pembangunan irigasi yang belum optimal, yang hanya mampu melayani sekitar 1.021 ha dari total lahan.

'Meski ketersediaan air melimpah, kami juga menghadapi risiko bencana banjir dan perubahan iklim,” jelasnya, seperti dikutip dari kupastuntas.co.

Selain itu, rendahnya produktivitas dan pemasaran menyebabkan sebagian besar hasil produksi padi dijual dalam bentuk gabah.

Ismet berharap kehadiran Kementan dapat memberikan solusi atas permasalahan yang ada. "Kedatangan tim Kementan memberikan semangat baru bagi masyarakat Bandar Negeri Suoh untuk meningkatkan produktivitas padi,” tambahnya.

Ia juga mencatat bahwa banyak petani yang masih menggunakan metode tradisional, sehingga kehadiran Kementan diharapkan bisa menjadi solusi.

Menanggapi hal ini, Dr. Prayudi Syamsuri menegaskan potensi luar biasa dari Kecamatan Bandar Negeri Suoh dan Suoh dalam menghasilkan sumber daya pertanian dan perkebunan.

"Lampung adalah lumbung padi terbesar di Sumatera, dan Lampung Barat menyumbang padi terbanyak,” ujarnya.

Ia juga menyampaikan bahwa Kementan telah menyalurkan bantuan alat pertanian, termasuk 118 unit pompa air dan 20 unit handtraktor, kepada kelompok tani. Di masa mendatang, Kementan berencana menambah alat pertanian melalui penganggaran yang lebih besar.

"Diharapkan masyarakat Lampung Barat terus mempertahankan budaya gotong royong dalam pengembangan pertanian. Ini bukan hanya untuk kepentingan individu, tetapi untuk kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan,” pungkasnya. (*)

Editor Didik Tri Putra Jaya