Berdikari.co, Bandar Lampung - Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkap
sektor pertanian menyumbang perekonomian Provinsi Lampung paling
besar selama lima tahun terakhir (2019-2023) mencapai angka 27 sampai dengan 29
persen.
Penyumbang kedua terbesar dari industri pengolahan sebesar 18,01 persen,
perdagangan 13,98 persen, konstruksi sebesar 9,86 persen, transportasi dan
pergudangan 6 persen, serta pertambangan dan penggalian sebesar 5,25 persen.
Kepala BPS Provinsi Lampung, Atas Parlindungan Lubis mengatakan, kontribusi
kategori pertanian sepanjang lima tahun terakhir kokoh paling atas dengan
capaian sekitar 27 hingga 29 persen meskipun arahnya terus menurun seiring
bertumbuhnya kategori lain.
“Besarnya kontribusi kategori pertanian pada perekonomian Provinsi Lampung
menunjukkan peran yang sangat penting,” kata Atas melalui keterangan
tertulisnya, pada Minggu (6/10/2024).
Bahkan, lanjut Atas, di tengah terpaan pandemi Covid-19 pada tahun 2020,
kategori pertanian di Provinsi Lampung tetap tumbuh secara positif dibandingkan
kategori lainnya.
Atas menerangkan, berdasarkan hasil sensus pertanian tahun 2023 yang
dilakukan BPS Provinsi Lampung, jumlah usaha pertanian di Provinsi
Lampung tahun 2023 sebanyak 1.372.352 unit.
Jenis usaha pertanian paling banyak berupa Usaha Pertanian Perorangan (UTP)
sebanyak 1.371.783 unit (99,96 persen), Perusahaan Pertanian Berbadan Hukum
(UPB) 216 unit (0,02 persen), dan Usaha Pertanian lainnya (UTL) sebanyak 353
unit (0,02 persen).
“Jumlah usaha pertanian perorangan tahun 2023 mengalami penurunan 3,41
persen dari tahun 2013 sebanyak 1.420.856 unit,” ungkap Atas.
Atas menyebut, terdapat sepuluh komoditas terbanyak yang diusahakan oleh
UTP, yaitu ubi kayu sebanyak 314.762 unit atau sekitar 22,95 persen, padi sawah
inbrida dan padi sawah hibrida masing-masing diusahakan oleh 275.441 unit
(20,08 persen) dan 146.244 unit (10,66 persen).
Selanjutnya, kambing potong, ayam kampung biasa, dan sapi potong
masing-masing diusahakan sebanyak 257.606 unit (18,78 persen), 256.011 unit
(18,66 persen), dan 228.266 unit (16,64 persen).
Kopi dan karet masing-masing diusahakan oleh 182.749 unit (13,32 persen)
dan 169.505 unit (12,36 persen).
Jagung hibrida diusahakan oleh 137.306 unit atau sekitar 10,01 persen UTP. Terakhir, kelapa menjadi komoditas yang diusahakan oleh 112.689 UTP atau sebesar 8,21 persen. (*)