Berdikari.co, Lampung Timur - Taman Nasional Way
Kambas (TNWK), rumah bagi salah satu populasi gajah Sumatera yang tersisa,
kembali kehilangan seekor gajah liar betina.
Pada Minggu (6/10/2024) sore, seekor gajah betina liar ditemukan mati di
wilayah seksi II, Resort Toto Projo. Temuan ini menambah deretan kematian gajah
di kawasan TNWK dalam beberapa tahun terakhir, memunculkan kekhawatiran
mengenai kondisi kesehatan satwa liar di sana.
Menurut Humas Balai TNWK, Sukatmoko, gajah yang ditemukan berusia sekitar
30 tahun, usia yang dianggap masih muda bagi seekor gajah.
“Untuk penyebab kematian, kami masih menunggu hasil nekropsi dari tim
medis. Ketika ditemukan, tidak ada tanda-tanda luka atau bekas perburuan,”
ujarnya pada Senin (7/10/2024).
Proses nekropsi atau otopsi untuk hewan, sedang dilakukan untuk memastikan
penyebab kematian, namun hingga saat ini belum ada kesimpulan yang bisa
ditarik.
Penemuan bangkai gajah tersebut pertama kali dilaporkan oleh tim patroli
yang tengah melakukan pengawasan rutin di kawasan hutan TNWK.
Setelah penemuan, tim segera melaporkan kejadian tersebut kepada Kepala
Balai TNWK, yang kemudian menginstruksikan pelaksanaan nekropsi di lokasi.
Sukatmoko menjelaskan bahwa tim medis juga belum mengetahui secara pasti
organ-organ yang diambil untuk pemeriksaan, karena proses otopsi masih
berlangsung hingga saat ini.
Kematian gajah ini menjadi perhatian serius, mengingat dalam satu tahun
terakhir, TNWK telah kehilangan tiga ekor gajah liar dan satu ekor gajah jinak.
“Saat ini, TNWK mengelola 66 ekor gajah jinak, sementara populasi gajah
liar yang terdata di hutan TNWK berjumlah sekitar 180 ekor,” lanjut Sukatmoko.
Taman Nasional Way Kambas yang terletak di Lampung Timur ini dikenal
sebagai kawasan konservasi yang penting bagi kelangsungan hidup gajah Sumatera,
spesies yang semakin terancam punah.
Kasus kematian satwa liar seperti ini menyoroti tantangan besar yang
dihadapi upaya konservasi di kawasan tersebut, mulai dari konflik manusia dan
satwa, perburuan, hingga ancaman penyakit yang tak terlihat.
Kematian seekor gajah liar, terutama dalam kondisi yang tak terjelaskan
seperti ini, memicu kekhawatiran lebih lanjut akan keberlangsungan spesies ini
di habitat alaminya.
Hasil nekropsi yang ditunggu-tunggu akan menjadi kunci untuk memahami apa yang sebenarnya terjadi dan langkah-langkah apa yang dapat diambil untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.
Sementara itu, Polda Lampung juga masih menunggu hasil pemeriksaan penyebab matinya gajah liar di kawasan hutan TNWK itu.
"Petugas balai konservasi TNWK melaporkan penemuan seekor gajah yang sudah mati di dalam kawasan taman. Saat ini petugas masih melakukan penyelidikan atas penyebab kematian gajah dewasa tersebut,” kata Kabid Humas Polda Lampung, Kombes Pol Umi Fadillah Astutik, Senin (7/10/2024).
Menurutnya, tim dokter TNWK telah mengambil sampel kulit, tulang, dan organ bagian dalam untuk pemeriksaan lebih lanjut melalui nekropsi dan autopsi.
Umi mengatakan, kematian gajah ini menambah daftar panjang jumlah gajah yang mati di kawasan TNWK dalam beberapa bulan terakhir. (*)