Berdikari.co, Tulang Bawang – Ratusan warga Tulang Bawang
yang antusias menghadiri Debat Publik perdana para Calon Bupati dan Wakil
Bupati, Jumat (01/11/24) di Gedung Serba Guna (GSG) Kecamatan Menggala,
terpaksa pulang dengan kekecewaan mendalam. Meski acara bertajuk
"publik", masyarakat dilarang masuk ke ruangan debat, menimbulkan tanda
tanya besar tentang transparansi dan keterlibatan publik dalam proses
demokrasi.
Larangan masuk tersebut diduga merupakan keputusan sepihak dari KPU Tulang Bawang, yang tampak mengabaikan kepentingan masyarakat yang telah datang jauh-jauh. Ironisnya, meski ruang masih memungkinkan untuk menampung penonton, panitia tidak menyediakan layar monitor bagi masyarakat yang berada di luar.
Sabri, salah seorang warga yang hadir, menyatakan rasa frustrasinya. "Sebagai lembaga penyelenggara, KPU seharusnya lebih peka terhadap keinginan masyarakat. Kami datang dengan antusias untuk menyaksikan debat, tetapi tidak diizinkan masuk. Jika memang tidak boleh masuk, setidaknya sediakan monitor untuk kami yang di luar," ujarnya.
Ia menambahkan, KPU menyarankan untuk menonton debat melalui akun YouTube mereka. "Tentu saja, itu hanya membuang kuota kami. Kami ingin merasakan atmosfer debat secara langsung, bukan sekadar menonton streaming dari rumah," tambahnya.
Kekecewaan juga datang dari kalangan wartawan. Armadan, seorang wartawan senior dari Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Tulang Bawang, menyatakan keheranannya atas sikap KPU yang seolah menghalangi tugas wartawan. "Banyak istighfar, saya merasa seperti dihalang-halangi. Ini sangat menghambat kami dalam melaksanakan tugas jurnalistik yang dilindungi undang-undang," ungkapnya.
Hingga berita ini diterbitkan, pihak KPU Tulang Bawang belum memberikan keterangan resmi mengenai insiden tersebut. Masyarakat berharap agar ke depan, acara publik dapat diadakan dengan lebih terbuka dan inklusif. (*)