Berdikari.co, Bandar
Lampung - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung mencatat perekonomian
Provinsi Lampung pada triwulan III-2024 terhadap triwulan II-2024 (q-to-q)
mengalami pertumbuhan sebesar 0,75 persen. Lapangan usaha industri
pengolahan mengalami pertumbuhan tertinggi yaitu sebesar 10,22 persen.
Kepala BPS Provinsi Lampung,
Atas Parlindungan Lubis mengatakan, jika perekonomian Provinsi Lampung triwulan
III-2024 terhadap triwulan III-2023 (y-on-y) mengalami pertumbuhan sebesar 4,81
persen.
"Dari sisi produksi,
lapangan usaha dengan pertumbuhan tertinggi adalah transportasi dan pergudangan
yang tumbuh sebesar 10,97 persen. Sementara dari sisi pengeluaran, komponen
pengeluaran ekspor barang dan jasa mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar
14,01 persen," ujar Atas dalam rilis resmi yang disampaikan secara daring,
Selasa (5/11/2024).
Menurutnya perekonomian
Provinsi Lampung sampai dengan triwulan III-2024 terhadap periode yang sama
tahun 2023 (c-to-c) mengalami pertumbuhan sebesar 4,33 persen.
Dari sisi produksi,
pertumbuhan tertinggi terjadi pada lapangan usaha transportasi dan pergudangan
sebesar 12,55 persen.
"Pertumbuhan ekonomi
Lampung ini didorong oleh berbagai faktor, termasuk peningkatan mobilitas
masyarakat, arus barang, aktivitas produksi industri makanan, beberapa acara
festival, serta kegiatan politik menjelang pilkada serentak," tambahnya.
Atas mengatakan jika ekonomi
Provinsi Lampung triwulan III-2024
dibanding triwulan III-2023 (y-on-y) mengalami pertumbuhan sebesar 4,81
persen, relatif menguat dibanding triwulan II-2024 yang tumbuh sebesar 4,80
persen.
Pertumbuhan terjadi pada
sebagian besar lapangan usaha kecuali pengadaan listrik dan gas serta
pertanian, kehutanan dan perikanan yang terkontraksi sebesar 5,94 persen dan
1,14 persen.
Lapangan usaha yang mengalami
pertumbuhan positif tertinggi adalah lapangan usaha transportasi dan
pergudangan serta industri pengolahan yang tumbuh sebesar 10,97 persen dan
10,54 persen.
"Lapangan usaha
berikutnya yang juga tumbuh cukup tinggi adalah Jasa lainnya tumbuh sebesar
9,50 persen, diikuti informasi dan komunikasi serta jasa kesehatan dan kegiatan
sosial yang tumbuh masing-masing sebesar 9,37 persen dan 9,23 persen,"
katanya.
Menurutnya pertumbuhan
positif terjadi pada semua komponen pengeluaran. Pertumbuhan tertinggi terjadi
pada komponen ekspor barang dan jasa sebesar 14,01 persen diikuti Komponen
PK-LNPRT sebesar 9,32 persen.
Komponen PK-RT sebesar 4,95
persen, komponen PK-P sebesar 2,81 persen dan Komponen PMTB sebesar 1,30
persen. Sementara itu, komponen impor barang dan jasa (yang merupakan faktor
pengurang dalam PDRB menurut pengeluaran) tumbuh sebesar 11,73 persen. (*)