Logo

berdikari Nasional

Rabu, 06 November 2024

Pengangguran Indonesia 7,47 Juta Orang, Sektor Padat Karya Jadi Fokus Pemerintah

Oleh Sigit Pamungkas

Berita
Ilustrasi

Berdikari.co, Bandar Lampung - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa angka pengangguran Indonesia pada Agustus 2024 tercatat sebesar 7,47 juta orang, mengalami penurunan 0,39 juta orang dibandingkan tahun sebelumnya. Meskipun penurunan ini dianggap positif, jumlah pengangguran yang masih cukup besar menjadi tantangan serius bagi pemulihan ekonomi pasca-pandemi.

Plt Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, dalam rilis resmi statistik yang diterbitkan pada Rabu (6/11/2024), menjelaskan bahwa meskipun jumlah angkatan kerja terus bertambah seiring dengan peningkatan penduduk usia kerja, tingkat pengangguran berhasil ditekan. "Angka pengangguran saat ini 7,47 juta orang, menurun dibandingkan dengan Agustus 2023. Ini merupakan capaian yang baik, meskipun kami masih menghadapi tantangan besar," ujar Amalia.

Pada Agustus 2024, tingkat pengangguran terbuka berada di angka 5,03%, yang lebih rendah dibandingkan dengan angka pengangguran sebelum pandemi, yang tercatat 5,23% pada Agustus 2019. Meskipun demikian, angka ini tetap dianggap cukup tinggi, mengingat adanya penambahan jumlah penduduk usia kerja yang terus berkembang.

Pertumbuhan Sektor Tenaga Kerja
Sektor-sektor tertentu telah menunjukkan peningkatan signifikan dalam penyerapan tenaga kerja. Sektor pertanian, perdagangan, dan industri pengolahan menjadi yang terdepan, dengan masing-masing sektor menyerap sekitar 1,31 juta, 0,78 juta, dan 0,66 juta tenaga kerja tambahan. Hal ini menunjukkan adanya perbaikan di beberapa sektor yang sebelumnya terdampak pandemi.

Data BPS mencatat bahwa jumlah penduduk usia kerja Indonesia kini mencapai 215,37 juta orang, dengan angkatan kerja sebanyak 152,11 juta orang. Dari jumlah tersebut, sebanyak 144,64 juta orang berhasil terserap dalam pekerjaan, meskipun ada perubahan signifikan dalam komposisi jenis pekerjaan.

Perubahan Struktur Pekerjaan
Berdasarkan data BPS, proporsi pekerja formal mengalami peningkatan, didorong oleh bertambahnya jumlah pekerja yang bekerja sebagai buruh/karyawan atau pegawai swasta. Namun, terdapat peningkatan signifikan dalam jumlah pekerja setengah pengangguran, yang meningkat sebanyak 2,22 juta orang dibandingkan tahun lalu. Sementara itu, pekerja penuh juga bertambah 2,06 juta orang, sementara pekerja paruh waktu naik 0,51 juta orang.

Rincian penduduk yang bekerja pada Agustus 2024 adalah sebagai berikut:

  • Pekerja Penuh: 98,45 juta orang (naik 2,06 juta orang)
  • Pekerja Paruh Waktu: 34,63 juta orang (naik 0,51 juta orang)
  • Setengah Pengangguran: 11,56 juta orang (naik 2,22 juta orang)

Tanggapan Pemerintah
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengungkapkan bahwa meskipun angka pengangguran menunjukkan tren penurunan, pemerintah masih terus berupaya menurunkan angka tersebut lebih lanjut. Salah satu prioritas utama pemerintah adalah mencegah terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK) massal, yang dapat memperburuk angka pengangguran.

"Kita dorong beberapa kebijakan untuk mencegah PHK, terutama dalam beberapa bulan ke depan. Pemerintah juga sedang mempersiapkan insentif yang bisa mendorong sektor padat karya agar tetap berkembang dan menyerap lebih banyak tenaga kerja," kata Airlangga.

Selain itu, pemerintah juga berencana untuk membedakan jenis investasi, dengan memprioritaskan sektor padat karya dan sektor padat modal. Hal ini diharapkan dapat menciptakan lapangan kerja yang berkelanjutan tanpa mengurangi daya saing industri di tanah air.

"Dengan investasi yang tepat di sektor padat karya, kita harap jumlah lapangan pekerjaan dapat terus berkembang," pungkasnya. (*)

Editor Sigit Pamungkas