Logo

berdikari BERITA LAMPUNG

Kamis, 07 November 2024

Fenomena Langka Ribuan Ikan Naik ke Pantai Kota Agung, Begini Penjelasan Ilmiahnya

Oleh ADMIN

Berita
Warga berebutan memungut ikan yang bergelimpangan di darat di Kota Agung Tanggamus. Foto: Berdikari.co

Berdikari.co, Tanggamus - Suasana Pantai Dermaga Dua Kota Agung, Tanggamus, mendadak ramai pada Selasa malam (5/11/2024). Ribuan ikan tiba-tiba naik ke darat sekitar pukul 20.00 WIB, memicu kehebohan warga sekitar yang berbondong-bondong menuju pantai.

Tanpa buang waktu, mereka mengumpulkan ikan yang naik ke permukaan, memanfaatkan fenomena yang jarang terjadi ini.

“Ya Allah, ikannya naik ke atas! Pantai Kota Agung ini, ya Allah semoga selamat, selamat ya Allah,” ucap seorang warga dengan penuh takjub sambil memungut ikan dalam kegelapan malam.

Tampak ikan-ikan yang bersinar seperti kilauan perak, menciptakan pemandangan unik di sepanjang garis pantai. Warga membawa kantong plastik, ember, dan berbagai alat seadanya untuk menampung ikan-ikan tersebut.

Widodo, seorang nelayan lokal, merasa beruntung karena tidak perlu melaut jauh untuk mendapatkan ikan. “Lumayan saya bisa dapat sampai tiga kilogram ikan. Alam telah mengantarkannya ke depan mata,” ungkapnya dengan senyum puas.

Abdilah, warga lainnya, menyebut kejadian ini sebagai rezeki yang tak terduga. “Mungkin besok pasar akan penuh ikan segar. Semoga berkah ini terus berlanjut,” katanya dengan harapan.

Sementara itu, Winta, warga setempat lainnya, menduga bahwa ikan-ikan tersebut naik ke pantai karena melarikan diri dari predator besar. “Mungkin mereka lari dari kejaran ikan besar,” tuturnya.

Fenomena langka ini menarik perhatian Rusmana, seorang nelayan yang baru-baru ini melihat seekor paus raksasa di perairan Teluk Semaka.

Ia menduga kemunculan predator besar tersebut memaksa ikan-ikan kecil untuk mencari perlindungan di tepian pantai. “Ini pertama kalinya kami melihat paus sebesar itu. Mungkin ikan-ikan kecil ini lari dari kejaran predator besar itu,” katanya.

Widodo, seorang nelayan lain, mengungkapkan pandangan berbeda. Ia menduga fenomena ini terjadi karena perubahan cuaca ekstrem. “Suhu laut yang meningkat bisa mempengaruhi perilaku ikan-ikan, memaksa mereka naik ke permukaan mencari air yang lebih sejuk,” paparnya.

Di sisi lain, pihak kepolisian turut turun ke lapangan. Kasat Polairud Polres Tanggamus, Iptu Zulkarnain bersama Kapolsek Kota Agung, AKP Amsar, dan beberapa anggota polisi tiba di lokasi untuk memastikan fenomena tersebut.

Setelah melakukan pengamatan, Zulkarnain membenarkan bahwa perubahan suhu drastis antara siang dan malam memicu ikan-ikan kecil untuk mendekati pantai.

“Fenomena ini membuat ikan kecil, seperti ikan cekong, bergerak ke tepi pantai,” jelasnya. Ia menambahkan bahwa kejadian serupa kerap terjadi antara September hingga Desember setiap tahunnya, tanpa menandakan adanya ancaman lain.

“Ini adalah fenomena alam tahunan dan tidak ada laporan aktivitas gempa pada hari itu,” tambahnya.

Sementara itu, Ketua Tim Kerja Pengawasan Pengelolaan Sumber Daya Kelautan sekaligus Penyidik Perikanan pada Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Lampung, Cici Anggara, menjelaskan, fenomena naiknya ikan-ikan di Pantai Dermaga Dua Kota Agung bisa disebabkan beberapa faktor utama, diantaranya upwelling, perubahan suhu laut, gelombang besar, dan dinamika arus laut.

Cici mengatakan, upwelling adalah fenomena di mana air laut yang lebih dingin dan kaya nutrisi dari dasar laut bergerak naik ke permukaan. Kondisi ini seringkali terjadi di laut terbuka, namun saat arus tersebut mencapai pantai air dingin membawa berbagai jenis ikan ke area dangkal yang lebih dekat dengan daratan.

“Upwelling membawa nutrisi yang kaya dari dasar laut, sehingga ikan tertarik ke permukaan untuk mencari makanan di area ini,” jelas Cici, Rabu (6/11/2024).

Selain upwelling, lanjut Cici, perubahan suhu air laut akibat musim pancaroba juga diduga menjadi salah satu penyebab ikan-ikan kecil naik ke daratan.

"Perubahan suhu yang terjadi di dasar laut memicu ikan-ikan untuk bergerak ke area yang lebih hangat di permukaan," kata Cici.

Menurut Cici, pada musim peralihan cuaca seperti sekarang ini, perbedaan suhu air antara permukaan dan dasar laut dapat membuat ikan cenderung mencari daerah yang lebih stabil suhunya, yang kebetulan berada di perairan dangkal.

Cici juga menjelaskan bahwa gelombang besar yang sering terjadi pada cuaca ekstrem di kawasan Teluk Semaka turut berperan. Gelombang besar ini dapat menyeret ikan-ikan kecil yang biasa berada di perairan lebih dalam ke daerah pantai.

Tidak hanya itu, kata Cici, dinamika arus laut juga turut berkontribusi terhadap fenomena ini. Ikan-ikan cenderung mengikuti aliran arus laut yang bergerak menuju pantai.

Menurut Cici, fenomena serupa pernah terjadi pada tahun 2022 di Bandar Lampung. Saat itu banyak ikan cekong mendekati pantai secara bergerombol.

“Fenomena ini disebabkan oleh sifat ikan cekong yang fototaksis atau tertarik pada cahaya. Ikan-ikan ini kerap kali berenang menuju sumber cahaya yang ada di sekitar pantai, baik dari lampu kapal maupun lampu-lampu milik masyarakat di pinggir pantai,” paparnya.

Meski demikian, Cici menegaskan bahwa penyebab pasti dari fenomena ini belum dapat disimpulkan secara pasti tanpa pengumpulan data primer langsung dari lapangan. (*)

Editor Sigit Pamungkas