Berdikari.co, Tanggamus - Tiga malam berturut-turut, Pelabuhan Kotaagung
disibukkan oleh fenomena langka yang menyita perhatian warga. Ribuan ikan
cekong—juga dikenal sebagai ikan tanjan oleh masyarakat setempat—melompat ke
pinggir pantai di Dermaga Dua Kotaagung, Kabupaten Tanggamus.
Fenomena yang tak biasa ini membuat dermaga yang biasanya tenang mendadak
ramai dipadati warga, yang datang bukan hanya untuk menyaksikan tetapi juga
menangkap ikan yang menggelepar di antara pasir dan bebatuan, Kamis (9/11/2024)
malam.
Di tengah musim "along" yang sedang dinikmati oleh nelayan Teluk
Semaka—istilah setempat yang menandakan hasil tangkapan ikan yang
melimpah—kehadiran ribuan ikan cekong yang tiba-tiba "menyerahkan
diri" ke pantai ini makin membuat warga antusias.
Ikan cekong yang biasanya dijual dengan harga murah, sekitar Rp50 ribu per
bakul, kini bisa diperoleh secara cuma-cuma, langsung di tepi pantai.
“Ini benar-benar berkah, apalagi saat ini hasil tangkapan cekong sedang
banyak, tapi harga di pasar jadi murah. Jadi kalau ada kesempatan menangkap
langsung di pantai, ya senang sekali,” ujar Hasan, salah seorang nelayan yang
juga turut memanfaatkan fenomena ini.
Di tengah keramaian malam itu, ia terlihat memegang beberapa ekor ikan
cekong, wajahnya berseri-seri sembari menyebut kejadian ini sebagai kejutan
alam yang tak terduga.
Namun, di balik antusiasme tersebut, warga juga mengaitkan fenomena ini
dengan kejadian lain yang tak kalah mengejutkan.
Beberapa hari sebelumnya, para nelayan dan warga setempat melaporkan
kemunculan seekor paus raksasa di perairan Teluk Semaka, yang langka terjadi di
wilayah tersebut.
Kehadiran paus ini memicu spekulasi bahwa ikan-ikan cekong mungkin dalam
kondisi panik dan melompat ke pantai untuk menghindari predator besar di
perairan tersebut.
Rohani, seorang ibu rumah tangga yang membawa anak-anaknya untuk menangkap
ikan di tepi dermaga, mengutarakan pendapatnya.
“Kemungkinan ikan-ikan ini takut sama paus besar yang muncul kemarin. Paus
seperti itu kan predator, mungkin ikan cekong ini kabur dan akhirnya terdampar
di pantai,” katanya sambil mengumpulkan beberapa ikan untuk dibawa pulang.
Ia mengakui bahwa fenomena ini sekaligus membawa kebahagiaan dan sedikit
kekhawatiran. “Alhamdulillah, ini rezeki dari alam. Tapi kita juga harus tetap
waspada, apalagi dengan ancaman tsunami megathrust. Semoga semua tetap aman,”
tambahnya dengan nada hati-hati.
Pak Herman, warga lanjut usia yang turut hadir, membenarkan adanya
kekhawatiran tersebut. “Dulu almarhum kakek saya pernah bilang, kalau ikan
banyak yang ke pinggir pantai, biasanya itu bisa jadi tanda sesuatu akan
terjadi di laut. Entah benar atau tidak, tapi kita yang di pesisir memang harus
selalu siap-siap,” ujarnya dengan tatapan serius, seolah mengingatkan warga
lain untuk selalu menjaga kewaspadaan.
Meski sebagian warga merasa was-was, banyak pula yang melihat kejadian ini
sebagai berkah. Fitri, ibu muda yang berhasil menangkap banyak ikan cekong,
mengatakan, “Alam seperti memberi kita rezeki tanpa harus melaut. Tapi kita
juga berdoa semoga ini hanya fenomena biasa, dan semuanya aman-aman saja.”
Malam yang penuh keajaiban di dermaga Pelabuhan Kotaagung itu akhirnya
berakhir dengan cerita dan tawa. Bagi warga yang hadir, ini bukan hanya tentang
ikan cekong yang melimpah, tetapi juga momen untuk mengingatkan diri tentang
kekuatan alam dan perlunya selalu bersyukur serta berjaga-jaga. (*)