Berdikari.co, Bandar Lampung - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Lampung menyebut siswa lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang melanjutkan studi atau kuliah hanya sekitar 13,97 persen.
Kepala Bidang Pembinaan SMK pada Disdikbud Provinsi Lampung, Sunardi mengatakan, pihaknya telah mengumpulkan para kepala SMK serta Ketua MKKS SMK di Lampung untuk mendata jumlah lulusan SMK yang sudah bekerja maupun melanjutkan studi.
"Kami juga sedang melaksanakan program tracer study atau menelusuri alumni SMK ini dimana saja. Apakah mereka bekerja, kuliah atau sedang berwirausaha," kata Sunardi, pada Selasa (12/11/2024).
Sunardi membeberkan, angka lulusan SMK di Provinsi Lampung pada tahun 2023 sebanyak 48.043 orang, sementara untuk jumlah lulusan yang berpartisipasi sebanyak 39.382 atau 81,97 persen.
“Dari jumlah tersebut tercatat yang bekerja 46,28 persen bekerja, berwirausaha 26,27 persen, melanjutkan studi 13,97 persen, kegiatan lain seperti mengurus rumah tangga, pelatihan, persiapan melanjutkan studi, terlibat dalam organisasi 10,07 persen dan jumlah pengangguran 3,41 persen,” terangnya.
"Ada persepsi yang kurang tepat tentang diskripsi pengangguran. Misalnya alumni yang bekerja tidak sesuai dengan kompetensi keahliannya dianggap sebagai pengangguran. Misalnya lulusan teknik kelenagalistrikan bekerja di perbankan digolongkan sebagai pengangguran," lanjut Sunardi.
Ia mengungkapkan, telah mengoptimalkan program kerja lainnya untuk membantu siswa lulusan SMK. Seperti mengoptimalkan peran dan fungsi Bursa Kerja Khusus (BKK) hingga meningkatkan koordinasi dengan Dinas Tenaga Kerja.
Kemudian, meningkatkan koordinasi dan kerjasama dengan dunia industri dan dunia kerja (IDUKA) hingga pemenuhan jumlah peserta didik baru disesuaikan dengan kesiapan satuan pendidikan terkait dengan ketersediaan ruang belajar, ruang praktik siswa, dan guru pengampu.
"Selain itu, BKK SMK juga sudah memfasilitasi dan menginformasikan tentang lowongan pekerjaan IDUKA yang bekerjasama dengan Dinas Tenaga Kerja. Kemudian juga akan dioptimalkan peran BKK untuk menjembatani antara IDUKA dan alumni tentang penyediaan informasi lowongan kerja," paparnya.
Pihaknya juga telah berupaya mengoptimalkan BKK melalui kegiatan workshop peningkatan kinerja BKK. Juga ada kegiatan job fair yang dilaksanakan oleh 32 SMK se-Provinsi Lampung dan melibatkan 150 IDUKA dengan lowongan pekerjaan 15.000 yang diikuti oleh alumni SMK se-Provinsi Lampung.
"Seluruh SMK Negeri se Provinsi Lampung juga telah melakukan asesmen untuk menilai kekurangan guru kejuruan di masing-masing kompetensi keahlian SMK berdasarkan Analisis Jabatan (Anjab) dan Analisis Beban Kerja (ABK) setiap tahun," imbuhnya.
Sebelumnya diberitakan, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) hingga Februari 2024 sebesar 4,82%, turun sebesar 0,63 persen poin dibanding Februari 2023.
Secara wilayah, BPS mencatat lima teratas provinsi dengan tingkat pengangguran tertinggi, yakni Banten (7,02%), Kepulauan Riau dengan (6,94%), Jawa Barat (6,91%), Jakarta (6,02%), dan Papua Barat (6.02%).
Sementara Provinsi Lampung memiliki angka pengangguran paling banyak ke-20 (4,12%) dari 38 provinsi yang ada di Indonesia.
Pada Februari 2024, TPT laki-laki sebesar 4,96%, lebih tinggi dibanding TPT perempuan yang sebesar 4,60%. TPT laki-laki dan perempuan turun dibandingkan Februari 2023, masing-masing sebesar 0,87 persen poin dan 0,26 persen poin.
Apabila dilihat menurut daerah tempat tinggal, TPT perkotaan (5,89%) jauh lebih tinggi dibandingkan TPT di daerah perdesaan (3,37%). Dibandingkan Februari 2023, TPT perkotaan dan perdesaan mengalami penurunan masing-masing sebesar 1,22 persen poin dan 0,05 persen poin.
Adapun, jumlah angkatan kerja berdasarkan Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) pada Februari 2024 sebanyak 149,38 juta orang, naik 2,76 juta orang dibanding Februari 2023.
Data BPS juga mencatat saat ini masih ada 7,2 juta pengangguran di Indonesia hingga Februari 2024.
Dikutip dari laman Puslapdik Kemendikbud Ristek, dari jumlah tersebut, pengangguran dari lulusan SMK masih merupakan yang paling tinggi dibandingkan tamatan jenjang pendidikan lainnya yakni 8,62 persen.
Sementara lulusan SMA yang menjadi pengangguran sebesar 6,73 persen dan jenjang diploma IV, S1, S2, dan S3 sebanyak 5,63 persen.
Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Pendidikan dan Moderasi Beragama Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), Warsito mengatakan, inti dari masalah pembiayaan memengaruhi angka partisipasi kasar (APK) Pendidikan Tinggi.
"Kami menyadari bahwa APK perguruan tinggi tidak hanya ditentukan dari aspek pembiayaan, namun aspek pembiayaan adalah salah satu yang utama," kata Warsito dikutip dari laman resmi Puslapdik, Rabu (7/8/2024).
Warsito mengatakan, berbagai upaya telah dan akan terus dilakukan pemerintah untuk meningkatkan APK pendidikan tinggi, salah satunya melalui KIP Kuliah. (*)
Artikel ini telah terbit di Surat Kabar Harian Kupas Tuntas, edisi Rabu 13 November 2024 dengan judul "Siswa Lulusan SMK Lanjutkan Studi di Lampung Hanya 13,97 Persen"