Logo

berdikari BERITA LAMPUNG

Selasa, 19 November 2024

BNPB: Terjadi 50 Bencana di Lampung, 414 Rumah Rusak

Oleh ADMIN

Berita
Ilustrasi

Berdikari.co, Bandar Lampung - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat terjadi 50 bencana alam di Provinsi Lampung sejak 1 Januari sampai dengan 18 November 2024.

Dikutip dari laman gis.bnpb.go.id pada Senin (18/11/2024), sebanyak 50 bencana di Lampung tersebut terdiri dari banjir 23 kejadian, cuaca ekstrim 20 kejadian, serta kebakaran hutan dan lahan 7 kejadian.

“Dampak yang ditimbulkan akibat bencana alam ini yakni 1 orang hilang, 4 orang meninggal dunia, 9 orang luka-luka, dan 49.688 orang menderita dan mengungsi,” tulis pada laman tersebut.

Dituliskan juga dampak kerusakan bencana yakni 414 rumah rusak, terdiri dari 260 rusak ringan, 96 rusak sedang, dan 58 rusak berat.

Dan terdapat 4 fasilitas umum rusak, diantaranya 2 satuan pendidikan, 1 rumah ibadah, dan 1 fasilitas layanan kesehatan.

Kepala BNPB, Letjen TNI Suharyanto menyampaikan bencana hidrometeorologi khusus di tahun 2024 ini adalah hidrometeorologi basah, banjir dengan cuaca ekstrim.

“Memang bencananya tidak bisa kita cegah, tetapi yang harus kita upayakan adalah dampaknya, baik infrastruktur maupun korban jiwa,” kata Suharyanto dalam rapat koordinasi pengendalian inflasi daerah serta sosialisasi potensi bencana hidrometeorologi secara daring, pada Senin (18/11/2024).

Suharyanto mengingatkan agar masing-masing daerah menyiapkan diri mulai dari alat, personel, sumberdaya, dan anggaran menghadapi potensi kedaruratan hidrometeorologi basah.

“Lakukan pengecekan dan pembersihan saluran drainase primer, sekunder, dan tersier menghadapi potensi kelebihan debit air selama musim hujan,” katanya.

Selain itu, ia minta segera dilakukan penetapan status siaga darurat bagi daerah dengan historis kejadian bencana hidrometeorologi basah berulang agar bisa mengakses dana siap pakai untuk kesiapsiagaan seperti pendalaman alur, peninggian tanggul sungai yang rusak dan lain-lain.

“Kami harapkan daerah melalui BPBD provinsi maupun kabupaten/kota, ketika terjadi bencana dalam waktu 3x24 jam harus mampu memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat sebelum pemerintah pusat datang membantu. Ini untuk tempat-tempat yang susah didatangi,” tandasnya.

Sementara Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati menerangkan, mulai tanggal 18 hingga 23 November 2024, wilayah yang berpotensi untuk mengalami hujan adalah Sumatera yang secara umum potensi ringan.

Namun potensi hujan sedang hingga lebat diprediksi terjadi di salah satunya Lampung. Sehingga diharapkan menjadi perhatian.

“Perlu diketahui, untuk mengakibatkan banjir tidak harus hujan lebat, hujan sedang pun dapat menimbulkan banjir tergantung sistem drainase dan kondisi lingkungannya,” ujar dia.

Dwikorita pun menyampaikan pada periode Natal dan tahun baru 2024/2025, tanggal 16-23 Desember 2024 dan tanggal 2-9 Januari 2025, Lampung masuk dalam potensi hujan lebat.

Sementara itu, Analis Bencana pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Lampung, Wahyu Hidayat, mengatakan pada bulan Oktober 2024 terdapat empat kejadian bencana di Lampung yang berdampak 16 unit bangunan rusak.

Wahyu menerangkan, bencana tersebut adalah angin kencang dua kejadian berlokasi di Tulang Bawang dan Lampung Timur. Kemudian banjir satu kejadian di Bandar Lampung dan tanah longsor satu kejadian di Pesisir Barat.

“Kami terus mengefektifkan Pusat Pengendali Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops) yang terkoneksi dengan BPBD kabupaten/kota. Sebagai antisipasi dan kesiapsiagaan, kami mengecek informasi setiap jam 9 pagi dan jam 8 malam untuk melakukan deteksi awal terhadap perubahan cuaca yang mendekati musim hujan," katanya, Senin (18/11/2024).

Wahyu menjelaskan, bencana hidrometeorologi basah diiringi dengan curah hujan yang tinggi bisa mengakibatkan beberapa bencana alam bawaan seperti banjir, tanah longsor dan puting beliung.

"Untuk potensi longsor kami melakukan deteksi di beberapa titik yang cukup berat ancamannya. Seperti di Lampung Barat, Tanggamus dan Way Kanan. Di Lampung Barat sepanjang jalan antara Lampung Barat dan Pesisir Barat ada titik longsor yang meskipun sudah dilakukan pencegahan dan mitigasi ancamannya tetap ada," tuturnya.

Sementara itu untuk bencana banjir hampir seluruh wilayah Lampung rawan terancam. Namun, untuk daerah yang mengalami eskalasi cukup tinggi adalah Bandar Lampung disusul Lampung Selatan dan Pesawaran.

Selain itu, lanjut dia, Lampung Selatan juga rawan terjadi bencana banjir. Titik lokasi yang kerap terendam ada di Sidomulyo, Hajimena, Palas dan Sragi.

"Kemudian banjir juga rawan terjadi di Tulang Bawang, Mesuji dan Pesawaran. Kita juga ada tim reaksi cepat yang piket setiap hari, jadi setiap hari mereka siap dan kalau kondisi memburuk kita ada sop tim reaksi cepat untuk koordinasi," katanya.

Sebelumnya diberitakan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Lampung mencatat hingga September 2024 telah terjadi 68 bencana yang didominasi bencana hidrometeorologi seperti banjir, angin kencang, dan kebakaran hutan.

Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Lampung, Rudy Sjawal Sugiarto, menjelaskan ada 2.373 bangunan mengalami kerusakan akibat bencana, dengan total kerugian mencapai Rp824 juta. Selain kerusakan material, bencana ini juga menyebabkan tujuh orang meninggal dunia dan dua orang dilaporkan hilang.

“Sampai dengan September, 68 bencana terjadi di Lampung dengan nilai kerugian mencapai Rp824 juta dan 2.373 bangunan mengalami kerusakan,” kata Rudy, Minggu (13/10/2024).

Rudy menegaskan pihaknya terus berkoordinasi dengan instansi terkait, seperti BMKG, TNI, Polri, dan Pusdalops, untuk mengantisipasi bencana susulan yang dipicu oleh perubahan cuaca ekstrem di beberapa wilayah. (*)

Editor Sigit Pamungkas