Berdikari.co, Bandar Lampung - Mitra Bentala menilai, kinerja Pj Gubernur
Lampung, Samsudin, selama menjabat belum maksimal, terutama dalam menangani
berbagai permasalahan yang dihadapi Pemprov Lampung.
Manager Advokasi dan Kajian Mitra Bentala, Mashabi, mengatakan kerusakan lingkungan, polemik harga singkong, defisit
anggaran daerah dan meningkatnya tunggakan pajak kendaraan bermotor menjadi
tantangan besar bagi Pemprov Lampung.
“Diperlukan langkah strategis untuk meningkatkan pendapatan daerah
sekaligus menekan kebocoran anggaran,” kata Mashabi, Kamis (30/1/2025).
Selain itu, lanjut Mashabi, petani singkong dan nelayan tradisional
menghadapi permasalahan harga komoditas yang tidak stabil.
"Harga singkong yang rendah membuat para petani kesulitan mendapatkan
keuntungan yang layak. Begitu pula dengan nelayan di Pantai Timur Lampung yang
mengalami kesulitan akibat rendahnya harga ikan laut," ungkapnya.
Mashabi mengungkapkan, konflik antara nelayan tradisional dengan nelayan
yang menggunakan alat tangkap merusak lingkungan seperti trawl, pengeboman
ikan, serta praktik pengkaplingan laut, masih terus terjadi.
"Hal ini tidak hanya merusak ekosistem laut, tetapi juga mengancam
mata pencaharian nelayan kecil," tegasnya.
Mashabi juga menyoroti masih rendahnya kesejahteraan para guru honorer di
Provinsi Lampung.
"Hingga kini banyak guru honorer di Lampung yang mengeluhkan rendahnya
upah serta ketidakjelasan status kepegawaian mereka. Pemerintah daerah
diharapkan dapat memberikan solusi konkret agar kesejahteraan para guru ini
meningkat," ujarnya.
Selain itu, lanjut dia, sampah yang tidak terkelola dengan baik menjadi
masalah lingkungan serius di Lampung. Hingga saat ini, belum ada kebijakan yang
efektif untuk mengatasi persoalan ini secara menyeluruh.
"Dalam beberapa waktu terakhir, hampir semua kabupaten dan kota di
Provinsi Lampung mengalami banjir. Hal ini menunjukkan bahwa sistem drainase
dan tata kelola lingkungan masih perlu diperbaiki agar kejadian serupa tidak
terus berulang," paparnya. (*)