Berdikari.co, Bandar Lampung - Siswa SDN 1 Desa Braja Gemilang, Kecamatan
Braja Selebah, Lampung Timur, mendapatkan daging ayam sebesar jari jempol orang
dewasa saat pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di sekolah setempat.
Ada temuan menarik saat pelaksanaan program MBG di Kabupaten Lampung Timur,
tepatnya di SDN 1 Desa Braja Gemilang, Kecamatan Braja Selebah, pada Selasa
(26/2/2025) lalu.
Pada menu makanan yang diberikan kepada para siswa SD setempat terdapat
daging ayam sebesar jari jempol kaki orang dewasa. Lalu ada nasi, tahu, sayur
dan satu buah jeruk.
Keberadaan lauk daging ayam sebesar jari jempol orang dewasa inilah yang
menjadi bahan candaan siswa setempat.
“Lauk daging ayamnya sebesar jari jempol. Mana bisa kenyang kalau segini
mah,” kata seorang siswa sembari tertawa, Selasa (26/2/2025).
Koordinator dapur umum setempat, Widodo, mengatakan untuk jenis menu dan
kadar vitamin ditentukan oleh pihak gizi yang bertugas di dapur umum.
Ia mengatakan, pada peluncuran perdana di Kecamatan Braja Selebah, menu
yang disajikan mencakup nasi putih, daging ayam, tahu goreng, dan sayur.
"Kalau untuk bulan puasa nanti kami belum tahu libur atau tidak, dan
kalau libur masih dapat honor atau tidak kami juga belum tau"kata Widodo.
Widodo mengungkapkan, ia bersama 40 orang lainnya bertugas memasak,
mengepak makanan, dan mengantar ke sekolah. Dalam satu bulan, ia digaji sebesar
Rp2 juta dengan waktu kerja 8 jam.
Pihak Sarjana Penggerak Pembangunan
Indonesia (SPPI), Ikhwanudin, yang bertugas sebagai pengawas dapur umum wilayah
Desa Braja Mulya, Kecamatan Braja Selebah, membantah informasi tersebut.
Menurutnya, hal itu tidak benar dan jauh dari fakta.
Ikhwanudin menjelaskan tidak ada ukuran
lauk yang kecil karena semua sudah standar ukuran yang menyesuaikan tingkat
kelab anak, tentu kelas 1,2 dan 3 akan berbeda dengan kelas 3,4 dan 5 kandungan
gizi yang dibutuhkan tubuh berbeda.
Lebih lanjut, Ikhwanudin menegaskan bahwa lauk yang diberikan kepada siswa SDN Desa Braja Gemilang telah melalui proses pemeriksaan terlebih dahulu sebelum dipaketkan.
"Sebelum dipacking, kami sudah
melakukan pengecekan, jadi informasi yang beredar tentang potongan ayam yang
kecil itu tidak sesuai dengan kenyataan," ujarnya.
Menurutnya, meskipun ada kekeliruan
kecil yang mungkin terjadi, hal itu bisa menjadi pengalaman untuk lebih teliti
lagi, mengingat program ini baru saja diluncurkan.
Ikhwanudin juga menegaskan bahwa
potongan ayam yang terlihat dalam foto yang beredar sebenarnya sudah sesuai
dengan standar gizi untuk anak-anak SD. Sebab, setiap menu yang disiapkan telah
diperiksa dan disetujui oleh pihak ahli gizi yang bertugas di dapur Braja
Mulya.
"Kami sudah memastikan bahwa menu yang
diberikan mengandung nilai gizi yang baik untuk anak-anak," jelasnya.
Terakhir, Ikhwanudin mengajak masyarakat untuk memantau langsung program makan bergizi gratis ini di sekolah-sekolah yang mendapatkan bantuan.
"Program ini terbuka untuk
pengawasan dari siapa saja, kami percaya masyarakat dapat memantau secara
langsung dan memastikan program ini berjalan dengan profesional,"
tutupnya.
Sementara itu, Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb)
Provinsi Lampung menyebut program MBG di Provinsi Lampung telah menjangkau
12.735 siswa di 70 sekolah.
Kepala Kantor Wilayah DJPb Provinsi Lampung, Mohammad Dody Fachrudin,
mengatakan anggaran yang digunakan untuk program MBG Rp8.000 hingga Rp10.000
per porsi dan total belanja harian sementara sekitar Rp191,59 juta.
Program MBG melibatkan beberapa pihak, termasuk supplier pangan, ahli gizi,
pemerintah daerah, unsur Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan kepolisian, guna
memastikan kelancaran distribusi.
"Partisipasi berbagai pemangku kepentingan menunjukkan adanya proses
peningkatan komitmen dalam mendukung pemenuhan gizi anak-anak usia
sekolah," kata Dody, Rabu (26/2/2025).
Dody mengungkapkan, program MBG diharapkan tidak hanya meringankan beban
pengeluaran makan siang bagi rumah tangga miskin, tetapi juga memberikan
manfaat gizi yang lebih luas, terutama bagi anak sekolah dan kelompok rentan
lainnya.
"Opsi strategi kebijakan yang mensinergikan MBG dengan program bantuan sosial lainnya menunjukkan potensi manfaat dan efisiensi kebijakan pangan kepada masyarakat yang lebih luas," kata dia. (*)