Berdikari.co, Bandar Lampung - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung
bersama DPP Lampung Sai dan Majelis Penyimbang Adat Lampung (MPAL) menggelar
tradisi Blangikhan di Kolam Renang Pahoman, Jum'at (28/2/2025).
Blangikhan merupakan kegiatan rutin yang diadakan dalam rangka menyambut
bulan suci ramadhan 1446 H sekaligus memperlihatkan kearifan lokal yang telah
diwariskan secara turun temurun oleh masyarakat Lampung.
Acara dimulai dengan arak-arakan kereta kencana yang mengarah ke lokasi
Blangikhan, disambut dengan antusiasme warga dan tokoh-tokoh terkemuka.
Setelah itu para Muli - Mekhanai menceburkan diri ke kolam renang untuk
mengikuti ritual mandi suci.
Namun mandi yang dimaksud bukanlah mandi seperti pada umumnya melainkan
mandi yang disyaratkan dengan beberapa peralatan ritual yakni air langir, bunga
tujuh rupa, setanggi serta daun pandan.
Pj Sekretaris Daerah Provinsi Lampung, Fredy mengatakan, jika Blangikhan
bukan hanya sekadar tradisi melainkan simbol kekuatan budaya dan kearifan lokal
yang mengajarkan nilai-nilai luhur, seperti kebersamaan, gotong royong, dan
saling menghormati.
"Tradisi ini mengajarkan kita untuk selalu menjaga hubungan baik
antar sesama dan menyambut Ramadhan dengan hati yang suci dan penuh
keikhlasan," ujarnya.
Fredy juga menekankan pentingnya melestarikan budaya ini agar terus
hidup dan berkembang, terutama di kalangan generasi muda.
"Sebagai masyarakat Lampung, kita memiliki tanggung jawab besar
untuk menjaga warisan budaya ini agar tetap lestari untuk dinikmati oleh
generasi mendatang," lanjutnya.
Sementara itu Ketua Umum MPAL, Rycko Menoza, mengungkapkan rasa
bahagianya atas kelancaran acara ini, yang juga didukung oleh Pemerintah
Provinsi Lampung dan Ketua DPRD Lampung.
Menurutnya, acara ini bukan hanya sebuah seremoni, tetapi juga merupakan
perpaduan antara tradisi budaya dan agama.
"Semoga acara seperti ini bisa memperkenalkan Lampung lebih luas,
menjadikan daerah kita lebih dikenal, dan meningkatkan kunjungan dari luar
Lampung," ujarnya.
Rycko juga berharap agar seluruh umat Islam dapat melaksanakan ibadah
Ramadhan dengan penuh kesungguhan dan berharap dapat bertemu dengan bulan suci
Ramadhan di tahun-tahun yang akan datang.
"Mari kita jadikan bulan suci Ramadhan ini sebagai momentum untuk
memperbaiki diri dan meningkatkan kepedulian sosial, sehingga kita dapat meraih
rahmat dan ridha Allah SWT," tutupnya. (*)