Berdikari.co, Bandar Lampung - Pengamat Ekonomi Lampung, Asrian Hendi Caya,
menyarankan perlu adanya perbaikan serius dalam membangun iklim usaha yang
lebih ramah investasi.
Asrian menyatakan bahwa secara fundamental, Lampung memiliki segala syarat
untuk menjadi daerah tujuan investasi utama di Sumatera.
Ia menilai, Provinsi Lampung dianugerahi kekayaan sumber daya yang melimpah
serta didukung oleh posisi geografis yang strategis.
“Lampung adalah daerah yang sangat potensial secara ekonomi. Kita memiliki
kekayaan sumber daya alam yang besar seperti energi, pertanian, perikanan, dan
kelautan. Selain itu, sumber daya manusia yang tersedia juga sangat besar,
termasuk dukungan dari nilai-nilai budaya yang bisa dikembangkan menjadi
potensi ekonomi,” ungkap Asrian, Kamis (17/7/2025).
Ia menambahkan bahwa infrastruktur yang ada saat ini seharusnya semakin
memperkuat daya saing Lampung sebagai tujuan investasi.
“Kita sudah punya Jalan Tol Trans Sumatera, pelabuhan laut seperti Panjang
dan Bakauheni, serta bandara internasional. Aksesibilitas Lampung sangat baik,
tinggal bagaimana kita membangun ekosistem yang sehat dan menyambut investasi
dengan tangan terbuka,” paparnya.
Asrian mengungkapkan, tantangan terbesar bukan lagi pada potensi atau
fasilitas, melainkan bagaimana menciptakan ekosistem investasi yang sehat dan
ramah investor.
Ia menyoroti pentingnya penyederhanaan perizinan, transparansi biaya,
kepastian hukum, serta dukungan energi dan infrastruktur yang memadai.
“Yang dicari investor adalah kemudahan, efisiensi, dan kepastian. Kalau
izin masih lama, biaya tidak transparan, dan energi tidak stabil, maka mereka
akan memilih daerah lain,” tegasnya.
Akademisi Ekonomi Universitas Lampung (Unila), Usep Syaipudin, menambahkan
ada beberapa syarat penting yang harus dipenuhi pemerintah daerah untuk menarik
lebih banyak investor.
Ia menyebut kemudahan perizinan, penyediaan lahan yang clear and clean
(memiliki legalitas jelas dan bebas sengketa), serta tersedianya infrastruktur
dan energi yang mencukupi menjadi syarat mutlak dalam dunia investasi modern.
“Investasi butuh kejelasan sejak awal. Jangan sampai investor sudah
menanamkan modal, tetapi kemudian terganjal urusan lahan atau perizinan,” kata
Usep.
Lebih lanjut, Usep menekankan pentingnya menciptakan iklim yang kondusif
dan aman bagi investor. Stabilitas sosial, politik, dan hukum menjadi modal
penting yang tak bisa diabaikan.
"Pemerintah juga mulai menawarkan insentif perpajakan, terutama pada tahap awal operasional. Ada keringanan kewajiban perpajakan bagi investor sampai bisnis memperoleh untung, " ungkapnya. (*)