Berdikari.co, Lampung Utara – Warga Desa Karang Waringin,
Kecamatan Tanjung Raja, Lampung Utara, dikejutkan oleh penampakan seekor
harimau yang melintas di jalan umum pada Senin malam, 15 September 2025,
sekitar pukul 19.20 WIB.
Peristiwa ini dialami langsung oleh pasangan suami istri,
Muslim dan Sri Haryanti, saat mereka dalam perjalanan pulang ke rumah dari luar
desa menggunakan sepeda motor. Saat melintasi tanjakan Abas di wilayah Desa
Tanjung Beringin, keduanya dikejutkan oleh kemunculan seekor harimau di tengah
jalan.
“Sesampainya di tanjakan Abas, saksi mata terkejut melihat
seekor harimau besar berada di tengah jalan. Sontak, ia melakukan pengereman
mendadak. Harimau tersebut menatap ke arah mereka, dan istrinya langsung
pingsan karena ketakutan. Saksi kemudian segera memutar balik motornya untuk
menyelamatkan diri,” jelas Camat Tanjung Raja, Martutiyana, dikutip dari
radarkotabumi.co.id, Selasa, 16 September 2025.
Camat menambahkan bahwa karena merasa takut untuk melintas
kembali, Muslim menunggu kendaraan lain lewat dan meminta bantuan untuk membawa
istrinya pulang menggunakan mobil warga.
“Berdasarkan pengakuannya, hanya ada satu ekor harimau dengan
ukuran cukup besar. Saksi masih dalam kondisi syok saat menceritakan kejadian
tersebut. Saya yakin ia tidak mengada-ada, karena saat sampai di rumah warga,
istrinya masih dalam keadaan pingsan,” lanjut Martutiyana, usai meninjau lokasi
bersama Kapolsek, Danramil yang diwakili dua anggota Babinsa.
Sebagai langkah awal, Camat Tanjung Raja mengimbau masyarakat
agar mengurangi aktivitas di luar rumah, terutama pada malam hari, khususnya di
wilayah Desa Karang Waringin dan Tanjung Beringin. Pihaknya juga telah
melaporkan kejadian tersebut kepada pimpinan serta Balai Konservasi Sumber Daya
Alam (BKSDA).
Kapolsek Tanjung Raja, Iptu Syamsul, membenarkan bahwa pihak
kepolisian bersama unsur kecamatan telah turun langsung ke lokasi untuk
melakukan penelusuran dan pengumpulan keterangan (Pulbaket). Kegiatan ini
dilaksanakan pada Selasa pagi dan melibatkan berbagai unsur, termasuk Babinsa,
kepala desa, perangkat desa, dan sejumlah warga.
“Salah satu kesaksian utama berasal dari Muslim dan istrinya,
yang akan kami dalami untuk memastikan keakuratan informasi,” ujar Iptu
Syamsul.
Dari hasil pengecekan di lapangan, lokasi penampakan harimau
diketahui berada tidak jauh dari kawasan Hutan Lindung Register 34 Tangkit
Tebak. Wilayah ini berbatasan langsung dengan permukiman warga, sehingga
memungkinkan terjadinya konflik antara manusia dan satwa liar.
Aparat gabungan mengimbau warga agar tetap tenang namun
meningkatkan kewaspadaan. Beberapa langkah pencegahan yang disarankan antara
lain: tidak beraktivitas sendirian di kebun, menghindari keluar rumah pada
malam hari, serta segera melapor apabila melihat kembali keberadaan satwa liar.
“Keselamatan warga adalah prioritas utama. Kami tidak ingin ada
korban jiwa, mengingat mayoritas masyarakat di sini bergantung pada hasil kebun
dan ladang,” ungkap salah satu petugas di lapangan.
Kekhawatiran warga Tanjung Raja cukup beralasan. Kasus serupa
pernah terjadi di sejumlah wilayah lain di Lampung, termasuk di sekitar kawasan
Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS), di mana sejumlah petani pernah
menjadi korban serangan harimau.
Untuk mencegah kejadian serupa, aparat dan masyarakat
mendorong dilakukannya upaya mitigasi yang lebih serius, seperti patroli hutan,
pemasangan kamera jebak, serta koordinasi intensif dengan BKSDA Lampung.
Saat ini, situasi di Karang Waringin masih dalam pemantauan.
Warga berharap pemerintah segera mengambil tindakan agar mereka bisa kembali
beraktivitas dengan aman tanpa dihantui ketakutan oleh keberadaan satwa buas di
sekitar pemukiman. (*)