Berikari.co, Bandar Lampung - Menjelang puncak musim penghujan yang diperkirakan berlangsung pada Januari hingga Februari 2026, sejumlah instansi teknis di Provinsi Lampung mulai mempersiapkan langkah antisipasi bencana banjir dan longsor.
Kolaborasi lintas sektor antara Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Mesuji Sekampung, Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Lampung, hingga Balai Prasarana Permukiman Wilayah yang berada dibawah Kementerian Pekerjaan Umum.
Kepala BBWS Mesuji Sekampung, Elroy Koyari mengatakan, koordinasi antar stakeholder terus diperkuat untuk memastikan kesiapan peralatan dan respons cepat ketika terjadi bencana.
"Intinya adalah kolaborasi antara stakeholder baik kami Balai SDA, Bina Marga maupun Cipta Karya. Kami berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk mempersiapkan diri memasuki musim penghujan dengan kesiapan peralatan," jelasnya, saat dimintai keterangan, Selasa (4/11/2025).
Menurutnya, berdasarkan prakiraan cuaca, intensitas hujan di Lampung akan mulai meningkat pada awal tahun depan. Karena itu, seluruh unit teknis telah menyiapkan berbagai sarana pendukung, baik yang dimiliki BBWS, BPJN, maupun BPPW.
"Peralatan ini memang tidak bisa sepenuhnya memenuhi kondisi banjir, tapi diharapkan mitigasinya bisa lebih cepat. Kami juga terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk menghadapi kondisi banjir," ujarnya, seperti dikutip dari kupastuntas.co.
Elroy menambahkan, beberapa daerah di Lampung yang kerap terdampak banjir di antaranya Suoh, Lampung Barat serta Kabupaten Tanggamus.
Kondisi geografis yang dikelilingi perbukitan menjadi faktor utama tingginya potensi bencana di kawasan tersebut.
"Beberapa lokasi tanggul memang perlu perbaikan, tetapi untuk saat ini pemerintah pusat masih berfokus pada program ketahanan pangan melalui penanganan irigasi. Normalisasi sungai belum menjadi prioritas, namun kami berharap ke depan ada perubahan kebijakan agar penanganan banjir bisa lebih optimal," paparnya.
Sementara itu, Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Lampung, Ali Duhari, menegaskan bahwa pihaknya juga telah menyiapkan langkah-langkah antisipasi terhadap potensi bencana, terutama di wilayah rawan longsor.
"Kita pada prinsipnya mengedepankan koordinasi dan sinergi di daerah. Jika terjadi bencana, baik longsor maupun banjir, kita bisa melakukan penanganan dengan lebih cepat," ujarnya.
Ali menjelaskan, BPJN telah menempatkan sejumlah peralatan di wilayah rawan bencana seperti Lampung Barat, Pesisir Barat, dan Tanggamus. Beberapa titik longsor bahkan sudah mendapat penanganan permanen.
"Untuk wilayah Lampung Barat, khususnya di sekitar Liwa, penanganan permanen sudah dilakukan. Sedangkan di titik-titik longsor lereng atas, kami menyiapkan peralatan darurat seperti ekskavator agar lalu lintas tetap bisa difungsikan," ungkapnya.
Selain kesiapan menghadapi musim hujan, BPJN juga menyiapkan langkah-langkah menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru).
"Kami tidak hanya fokus pada tanggap darurat bencana, tapi juga pada kesiapan jalur Nataru. Bahan material pendukung dan peralatan sudah disiapkan untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan di lapangan," tambah Ali. (*)

berdikari 
                
                            
                            
                            
                            








