Berdikari.co, Bandar Lampung - Pengurus DPD dan DPC Punguan Pomparan Toga Aritonang (PPTA) se-Provinsi Lampung resmi dilantik, Sabtu (15/11/2025), di Resto Raja Kuring, Bandar Lampung.
Dalam acara tersebut, Marshal Aritonang resmi dilantik sebagai Ketua DPD PPTA Lampung periode 2024–2029 bersama pengurus DPC kabupaten/kota se-Provinsi Lampung oleh pengurus DPP Toga Aritonang.
Ketua Umum Kerabat Lampung, Dr. Donald Harris Sihotang, S.E., M.M, hadir dalam kegiatan ini dan memberikan sambutan.
Donald didampingi oleh Sekretaris Umum Kerabat Lampung, Pdt. Haposan Mesak Hutagalung, wakil sekretaris Pikir Hutabarat, turut hadir Praeses HKBP Distrik XXXII Lampung, Pdt. Mauli Aritonang.
Acara pelantikan berlangsung khidmat dan penuh kekeluargaan, dengan dihadiri ratusan keluarga besar Aritonang, boru, bere, dan ibebere dari berbagai kabupaten/kota di Lampung.
Dalam sambutannya, Donald mengatakan bahwa pelantikan ini bukan sekadar seremoni, tetapi momentum penting untuk memperkuat kebersamaan, menjaga adat, dan merawat budaya Batak di tanah Lampung.
Ia mengutip falsafah Batak:
“Adat do mula ni uhum, uhum do mula ni adat.”
Menurutnya, adat adalah pondasi yang menjadi pedoman hidup orang Batak, sehingga harus dijaga dan diwariskan kepada generasi muda.
“Menjaga adat bukan hanya melanjutkan kebiasaan, tetapi menjaga nilai, martabat, dan jati diri kita sebagai orang Batak,” tegasnya, seperti dikutip dari kupastuntas.co
Donald mengingatkan masyarakat Batak agar tidak kehilangan identitas budaya di tengah kemajuan teknologi.
“Kita boleh maju, modern, dan tinggal di mana saja, tetapi jangan sampai melupakan siapa diri kita. Orang Batak harus tetap martutur, manat, elek, dan saling menghargai sesuai filosofi Dalihan Na Tolu,” ujarnya.
Ia mengatakan bahwa budaya hanya dapat bertahan jika dijaga, dan adat hanya akan kuat jika terus dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari.
Lampung sebagai provinsi heterogen, katanya, memberi ruang bagi masyarakat Batak untuk menunjukkan keteladanan.
“Kita harus menjadi contoh dalam menjaga harmoni, kerukunan, dan hubungan baik dengan masyarakat Lampung serta suku-suku lainnya. Jangan sampai perbedaan kecil memecah persaudaraan,” tuturnya.
Donald menegaskan bahwa Kerabat Lampung hadir sebagai wadah pemersatu seluruh marga dan komunitas Batak di Provinsi Lampung.
Dalam kesempatan tersebut, ia juga menyinggung pentingnya bijak dalam menggunakan media sosial.
“Media sosial bisa mempererat hubungan, tetapi juga bisa memecah belah bila digunakan tanpa kehati-hatian. Gunakan untuk menyebarkan hal-hal positif dan menjaga kekompakan,” katanya.
Menurutnya, masyarakat Batak harus tetap modern tanpa meninggalkan akar budaya dan jati diri.
Donald memaparkan sejumlah program strategis yang telah dan sedang dijalankan Kerabat Lampung sejak pelantikan pengurus pada Mei 2025, di antaranya :
- Seminar Adat Batak untuk menyamakan persepsi pelaksanaan adat di seluruh Lampung.
- Penyusunan Buku Adat Pernikahan Batak Toba di Lampung sebagai pedoman resmi bagi masyarakat.
- Pelatihan Raja Parhata dan Protokol Adat, yang berlangsung September 2025 hingga Juni 2026, dengan sertifikasi resmi bagi peserta.
- Penyusunan Buku Ulaon Dukacita untuk menyeragamkan tata cara adat dukacita dari partamiangan hingga ulaon mauli bulung.
- Seminar Hukum, Kesehatan, dan Parenting untuk memperkuat pemahaman keluarga Batak.
- Kegiatan Donor Darah pada 14 Oktober 2025 sebagai wujud kepedulian sosial masyarakat Batak.
“Semua program ini adalah bentuk komitmen Kerabat Lampung sebagai rumah besar, lembaga pendidikan budaya, dan wadah pembinaan karakter masyarakat Batak di Provinsi Lampung,” jelasnya.
Donald menegaskan bahwa Kerabat Lampung adalah rumah besar bagi seluruh masyarakat Batak, apa pun marganya.
“Di sinilah kita merawat adat, memelihara budaya, memperkuat kekompakan, dan menjaga persaudaraan,” ujarnya.
Ia juga mengucapkan selamat kepada Marshal Aritonang dan seluruh pengurus DPD-DPC yang baru dilantik.
“Jadilah pengurus yang melayani, merangkul, dan menjaga kekompakan. Mari kita jaga marwah keluarga besar Toga Aritonang, marwah adat Batak, dan marwah masyarakat Batak di Provinsi Lampung,” tutupnya. (*)

berdikari









