Logo

berdikari BERITA LAMPUNG

Jumat, 05 Desember 2025

Dishub Ungkap Ada 23 Titik Rawan Macet dan 21 Titik Rawan Kecelakaan

Oleh ADMIN

Berita
Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Lampung, Bambang Sumbogo. Foto: Berdikari.co

Berdikari.co, Bandar Lampung - Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Lampung memastikan seluruh sarana, prasarana, dan personel disiapkan secara optimal untuk menghadapi mobilitas masyarakat pada libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru 2025/2026).

Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Lampung, Bambang Sumbogo, mengatakan pihaknya telah melakukan koordinasi intens dengan seluruh instansi terkait guna memastikan kelancaran arus perjalanan di wilayah Lampung. Berbagai upaya telah dipersiapkan, termasuk pemanfaatan buffer zone di beberapa titik seperti Rest Area KM 20B, KM 33B, KM 49B, KM 67B, KM 87B, buffer zone Gayam, serta Rumah Makan Gunung Jati.

"Di lokasi-lokasi tersebut, ketika ada kepadatan akan dilakukan penundaan kendaraan atau delaying system, pemeriksaan tiket, manifes, proses check-in, serta penyediaan kantong parkir untuk mengurai kepadatan menuju Pelabuhan Bakauheni," kata Bambang, Kamis (4/12/2025).

Ia menjelaskan, rute penyeberangan Merak–Bakauheni tetap menjadi fokus utama layanan. Sementara jalur lain seperti BBJ M. Pilu–Bojonegoro, PT Wika Beton Ciwandan–Panjang, dan Krakatau Bandar Samudra hanya akan dimanfaatkan pada kondisi darurat.

Untuk mendukung kelancaran perjalanan, Dishub Lampung juga melakukan sosialisasi masif terkait tiket verifikasi, informasi cuaca, serta berbagai kebijakan transportasi yang perlu dipahami masyarakat. "Penempatan posko alat berat, posko rawan macet, serta posko penanganan banjir dan longsor juga kami siagakan sebagai langkah antisipatif," ujarnya.

Bambang membeberkan, berdasarkan pemetaan, terdapat 43 titik rawan longsor, 23 titik rawan macet, 14 titik rawan banjir, dan 21 titik rawan kecelakaan yang menjadi perhatian khusus selama arus Nataru.

Pada sektor penyeberangan, kesiapan dermaga juga ditingkatkan. Lintasan Merak–Bakauheni kini memiliki dua dermaga yang melayani kapal ekspres sejak 1 Desember 2025. "Sejumlah armada kapal seperti KMP Virgo 18, KMP Athaya, KMP SMS Sagita, KMP Kirana 9, KMP Elisia, KMP Trimas Kanaya, KMP Windu Karsa Pratama, KMP Safira Nusantara, KMP Khalisa, dan KMP Erina disiagakan untuk mengantisipasi lonjakan penumpang," jelasnya.

Sementara itu, pengecekan keselamatan atau RAM cek juga dilakukan pada seluruh moda kereta api. Seperti verifikasi yang dilaksanakan di Stasiun Tanjung Karang pada 6 November 2025 bersama Balai Teknik Perkeretaapian (BTP) Sumbagsel. "Kereta Api Rajabasa, Kereta Api Kuala Sambas, serta dua lokomotif CC 201 telah melalui tahap pemeriksaan tersebut," ujar Bambang.

Ia menambahkan, pemeriksaan lanjutan dilakukan pada 18–21 November 2025 di beberapa stasiun seperti Tanjung Karang, Labuhan Ratu, Kotabumi, Blambangan Umpu, Martapura, dan Baturaja. "Untuk moda transportasi darat, Terminal Rajabasa juga menjadi fokus. Berdasarkan catatan RAM cek periode Januari–Agustus 2025, terdapat 1.097 bus yang diperiksa," ungkapnya.

Dari jumlah tersebut, lanjut Bambang, hanya 307 bus atau sekitar 28 persen yang dinyatakan laik jalan. Sebanyak 446 bus masuk kategori laik jalan dengan catatan perbaikan sehingga tetap memerlukan pemantauan ketat selama periode libur panjang Nataru.

"Jumlah penumpang angkutan Nataru dari tahun ke tahun menunjukkan peningkatan. Pada periode 2023–2024 tercatat 726.062 penumpang, sedangkan pada 2024–2025 jumlahnya meningkat menjadi 839.685 penumpang atau naik sekitar 15,65 persen," katanya. Untuk libur Nataru 2025–2026, Dishub Provinsi Lampung memperkirakan kembali terjadi kenaikan sekitar 4 persen dibanding tahun sebelumnya.

Bambang menegaskan, seluruh langkah tersebut dilakukan demi meningkatkan keselamatan, kenyamanan, dan kelancaran perjalanan masyarakat. "Kami mengutamakan keamanan dan kelancaran arus perjalanan. Semua sektor transportasi terus kami pantau dan koordinasikan agar masyarakat dapat bepergian dengan nyaman," tegasnya.

Sebelumnya, dalam High Level Meeting (HLM) Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) se-Provinsi Lampung yang digelar di Hotel Grand Mercure, Bandar Lampung, Rabu (3/12/2025), Wakil Gubernur Lampung, Jihan Nurlela, mengatakan menjelang Nataru terdapat sejumlah hal yang perlu menjadi perhatian bersama, seperti ketersediaan bahan pokok, kewaspadaan terhadap cuaca, kesiapan sarana transportasi dan infrastruktur jalan, serta aspek keamanan dari berbagai ancaman.

Menurutnya, menghadapi meningkatnya mobilitas masyarakat menjelang Nataru dan libur sekolah, seluruh moda transportasi darat, laut, dan udara harus dipastikan beroperasi dengan aman dan nyaman. Jihan juga meminta peningkatan kewaspadaan pada jalur logistik utama, terutama setelah terjadinya bencana alam di beberapa wilayah Sumatera.

"Siapkan alat berat di titik-titik rawan bencana agar penanganan bisa cepat dan distribusi tidak terhambat. Kita juga harus memperhatikan perubahan cuaca dengan potensi curah hujan menengah hingga tinggi," katanya.

Sekretaris Daerah Provinsi Lampung, Marindo Kurniawan, menambahkan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) RI memprediksi sebanyak 119,5 juta penduduk Indonesia berencana melakukan perjalanan ke luar kota pada libur Nataru 2025/2026.

"Berdasarkan hasil survei Nataru 2025/2026, dari 283,5 juta penduduk Indonesia, diperkirakan 42,01 persen atau 119,5 juta penduduk berencana melakukan perjalanan ke luar kota, meningkat 2,71 persen dibandingkan survei pergerakan Nataru 2024/2025," jelasnya. "Sementara 57,99 persen tidak berencana bepergian," imbuhnya.

Marindo menjelaskan, Kemenhub membuka posko mulai 18 Desember 2025 hingga 5 Januari 2026. Khusus perhubungan udara berakhir lebih awal, sedangkan perhubungan laut berlangsung lebih panjang hingga 8 Januari 2026.

"Prediksi menunjukkan puncak arus pergi pada 24 Desember 2025, dengan kecenderungan masyarakat bepergian di pagi hari. Sementara puncak arus balik diperkirakan terjadi pada Jumat 2 Januari 2026," ujarnya.

Ia menilai lonjakan penumpang tersebut berpotensi menyebabkan kemacetan, pasar tumpah, penumpukan penumpang di simpul transportasi, isu keselamatan, serta risiko perubahan cuaca. "Setiap moda transportasi telah menyiapkan rencana mitigasi dan pemda perlu melengkapi kebutuhan yang ada," katanya.

Sementara itu, Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian Pekerjaan Umum juga menyiagakan sejumlah alat berat dan material pendukung untuk mengantisipasi potensi bencana hidrometeorologi di Lampung. Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Mesuji–Sekampung, Elroy Koyari, mengatakan apel siaga bencana telah digelar sebagai bentuk kesiapan menghadapi kondisi darurat.

"Kami sudah menyiapkan alat berat dan bahan material yang diperuntukkan bagi kondisi darurat," ujar Elroy, Rabu (3/12/2025). Ia menjelaskan BBWS juga terus melakukan pemeliharaan sungai serta mitigasi di sejumlah wilayah yang berpotensi tinggi mengalami bencana, terutama daerah dengan kemiringan lebih dari 40 derajat.

"Daerah dengan kemiringan di atas 40 derajat adalah titik paling rawan. Kami sudah menyiapkan peralatan untuk penanganan di lokasi-lokasi tersebut," jelasnya.

Kepala Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi (BMBK) Provinsi Lampung, M. Taufiqullah, memastikan pihaknya telah berkoordinasi dengan BBWS terkait penanganan ruas jalan rawan bencana. "Kami sudah menyiapkan peralatan apabila terjadi longsor dan lainnya. Mudah-mudahan kejadian seperti di Sumatera Barat, Sumatera Utara, atau Aceh tidak terjadi di Lampung," ujarnya.

Taufiqullah optimistis Lampung dalam kondisi siap menghadapi peningkatan curah hujan yang diperkirakan terjadi pada Desember ini. (*)

Editor Sigit Pamungkas