Berdikari.co, Metro - Proses evaluasi akreditasi RSUD Sumbersari Bantul, Kecamatan Metro Selatan, menjadi momentum penting untuk menilai sejauh mana komitmen Pemerintah Kota Metro dalam menjaga mutu layanan kesehatan. Di tengah kebijakan efisiensi anggaran dan tuntutan digitalisasi, rumah sakit daerah ini ditantang membuktikan bahwa kualitas pelayanan tetap terjaga, bukan sekadar menjadi jargon kebijakan.
Wakil Wali Kota Metro, Dr. M. Rafieq Adi Pradana, menegaskan sektor kesehatan tetap menjadi prioritas pemerintah daerah sebagaimana arahan Kementerian Dalam Negeri. Menurutnya, kebijakan efisiensi belanja tidak boleh dijadikan alasan untuk menurunkan standar pelayanan publik, terutama layanan kesehatan yang menyangkut keselamatan masyarakat.
“Walaupun di tengah efisiensi anggaran ini, kita tetap coba usahakan karena kesehatan ini salah satu prioritas yang sudah menjadi arahan Kemendagri,” kata Rafieq usai memberikan sambutan dalam evaluasi akreditasi RSUD Sumbersari Bantul, Senin (15/12/2025).
Ia menekankan, pada 2026 mendatang tidak boleh terjadi penurunan kualitas layanan, khususnya di sektor pendidikan dan kesehatan. Pernyataan tersebut sekaligus menjadi penegasan komitmen politik pemerintah daerah, mengingat akreditasi rumah sakit tidak hanya berkaitan dengan kelengkapan administrasi, tetapi juga menyangkut keselamatan pasien, disiplin kerja, serta konsistensi pelayanan.
Dalam konteks akreditasi, Rafieq menyebut ada tiga fokus utama pembenahan yang sedang dikejar RSUD Sumbersari Bantul, yakni pemantapan standar operasional prosedur, pengendalian pemanfaatan teknologi, serta penguatan pengendalian infeksi. Ketiga aspek tersebut menjadi indikator krusial dalam penilaian akreditasi rumah sakit.
“Kalau perbaikan, yang jelas harus ada pemantapan SOP, juga controlling terhadap penggunaan teknologi maupun pengendalian infeksi, karena itu menjadi salah satu standar yang paling dinilai saat akreditasi,” tegasnya.
Rafieq mengakui proses pembenahan masih berjalan dan belum sepenuhnya matang. Transformasi teknologi, termasuk digitalisasi layanan rumah sakit, dilakukan secara bertahap. Seluruh pegawai, kata dia, sudah mulai diarahkan untuk menggunakan sistem yang tersedia meskipun kemampuan dan kesiapan belum sepenuhnya merata.
“Semua pegawai sudah mulai menggunakan, walaupun masih ada yang belum bisa, tapi sudah mulai belajar. Begitu juga pengendalian infeksi, itu terus ditingkatkan dan diingatkan,” ujarnya.
Sementara itu, Direktur RSUD Sumbersari Bantul, dr. Anita Veramawati, menyampaikan gambaran kondisi di lapangan. Ia mengakui adanya peningkatan signifikan, terutama pada aspek sarana dan prasarana. Namun, peningkatan tersebut belum sepenuhnya mampu menjawab seluruh standar mutu pelayanan yang dipersyaratkan dalam akreditasi.
“Memang RSUD Sumbersari Bantul saat ini sudah banyak peningkatan, terutama untuk sarpras. Untuk menjaga mutu pelayanan, memang terkait dengan beberapa hal yang disampaikan Pak Wakil Wali, khususnya teknologi,” ucap dr. Anita.
Ia menyoroti penerapan rekam medis elektronik sebagai salah satu tantangan terbesar. Sistem tersebut menuntut perubahan budaya kerja sekaligus peningkatan kemampuan teknis pegawai. Mereka yang sebelumnya kurang terbiasa dengan teknologi, kini harus beradaptasi dengan cepat.
“Rekam medis elektronik ini merupakan standar dari Kemenkes pusat. Bukan kita yang bikin. Teman-teman yang sebelumnya gagap teknologi, mau tidak mau sekarang harus bisa,” tegasnya.
Tantangan yang tidak kalah besar, lanjut dr. Anita, berada pada aspek pengendalian infeksi. Ia secara terbuka mengakui masih adanya keterbatasan sarana dan prasarana pendukung yang membutuhkan anggaran besar dan belum sepenuhnya dapat dipenuhi dalam waktu dekat.
“Untuk infeksi, ini terkendala beberapa sarpras yang mungkin baru bisa terpenuhi di tahun berikutnya. Karena pasti butuh anggaran besar, masih banyak sarana dan prasarana yang belum kita penuhi,” tandasnya.
Meski demikian, ia menyebut Pemkot Metro telah memberikan dukungan untuk memenuhi sejumlah kebutuhan mendesak pada tahun ini, meskipun masih terdapat banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan.
Evaluasi akreditasi RSUD Sumbersari Bantul dengan demikian tidak hanya menjadi penilaian administratif, tetapi juga cermin keseriusan pemerintah daerah dalam menempatkan kesehatan sebagai hak dasar warga. Komitmen menjaga mutu layanan di tengah efisiensi anggaran akan diuji oleh kemampuan memenuhi kebutuhan nyata rumah sakit, mulai dari kelengkapan sarana, sistem digital, hingga perlindungan pasien dari risiko infeksi. (*)

berdikari









