Berdikari.co,
Bandar Lampung - Masyarakat yang akan menyeberang menggunakan kapal dari
wilayah Banten menuju Lampung atau sebaliknya tidak semuanya dapat melalui
Pelabuhan Merak maupun Bakauheni selama masa angkutan Natal 2025 dan Tahun Baru
2026 (Nataru 2025/2026).
PT
ASDP Indonesia Ferry (Persero) menyampaikan bahwa hanya kendaraan tertentu yang
dapat melalui Pelabuhan Merak dan Bakauheni. Kebijakan tersebut mengacu pada
Surat Keputusan Bersama (SKB) Kementerian Perhubungan, Kementerian Pekerjaan
Umum, dan Korps Lalu Lintas Polri.
Pengaturan
ini khususnya diberlakukan di empat pelabuhan utama, yakni Pelabuhan Merak,
Pelabuhan Bakauheni, Pelabuhan Ketapang, dan Pelabuhan Gilimanuk. Tujuannya
untuk memecah kepadatan kendaraan dan mencegah terjadinya penumpukan di satu
lokasi.
“Pengguna
yang melalui Pelabuhan Merak maupun Bakauheni adalah pejalan kaki dan kendaraan
mulai dari golongan I, kemudian golongan IVa, IVb, Va, Vb, serta golongan VIa,”
ungkap Direktur Operasi dan Transformasi PT ASDP, Rio Theodore Natalianto
Lasse, Kamis (18/12/2025).
Sementara
itu, kendaraan golongan II dan III, yakni sepeda motor dan kendaraan roda tiga,
serta kendaraan golongan VIb diarahkan melalui Pelabuhan Ciwandan menuju Wika
Beton (TBB).
Kemudian,
kendaraan golongan VII, VIII, dan IX diarahkan menyeberang melalui Pelabuhan
BBJ Bojonegoro menuju Pelabuhan BBJ Muara Pilu.
Adapun
Pelabuhan PT Krakatau Bandar Samudera di Cilegon menuju Pelabuhan Panjang,
Lampung, akan beroperasi secara opsional apabila terjadi antrean kendaraan
angkutan barang di Pelabuhan Ciwandan dan Pelabuhan BBJ.
Untuk
arus penumpang maupun kendaraan dari arah Lampung, pejalan kaki serta kendaraan
golongan I hingga VIb dapat melalui Pelabuhan Bakauheni. Sementara kendaraan
golongan VII, VIII, dan IX diarahkan menggunakan Pelabuhan BBJ Muara Pilu.
Berdasarkan
proyeksi PT ASDP, pergerakan penumpang di 15 lintasan pantauan nasional
diperkirakan mencapai sekitar 547.348 orang atau tumbuh 4,3 persen dibandingkan
Nataru tahun lalu.
Sementara
itu, jumlah perjalanan kapal diprediksi mencapai 20.943 trip atau tumbuh 5,4
persen dari periode yang sama tahun sebelumnya. Jumlah kendaraan juga
diperkirakan meningkat sebesar 8,9 persen menjadi 868.622 unit.
Lintasan
Ketapang–Gilimanuk diprediksi menjadi lokasi penyeberangan paling favorit
selama masa angkutan Nataru mendatang, termasuk lintasan Merak–Bakauheni.
Awal
pergerakan masyarakat diperkirakan mulai pada 19 Desember 2025, dengan puncak
arus libur Natal terjadi pada 23–24 Desember 2025. Sementara puncak pergerakan
masyarakat untuk libur Tahun Baru diprediksi terjadi pada 30–31 Desember 2025.
Adapun puncak arus balik pascalibur Natal dan Tahun Baru diperkirakan
berlangsung pada 2–3 Januari 2026.
Dalam
menghadapi lonjakan tersebut, Rio menyampaikan bahwa pihaknya akan
mengoperasikan kapal tambahan pada puncak pergerakan masyarakat.
“Lintasan
Merak–Bakauheni dari 28 armada menjadi 33 kapal per hari dengan daya serap
lebih dari 31.000 kendaraan kecil. Kemudian lintasan Ketapang–Gilimanuk dari 28
kapal menjadi 34 kapal per hari dengan daya serap kurang lebih 15.000 kendaraan
kecil per hari,” jelasnya.
Rio
menambahkan, pola operasi nantinya akan dilakukan secara situasional. Apabila
diperlukan, skema tiba–bongkar–berangkat akan dilaksanakan oleh PT ASDP.
(*)

berdikari









