Logo

berdikari BERITA LAMPUNG

Minggu, 21 Desember 2025

Dorong Ekonomi Inklusif, Pemkot Metro Hadirkan Spesial Market Bersama Komunitas Disabilitas

Oleh Arby Pratama

Berita
Pemkot Metro membuka Spesial Market yang secara khusus melibatkan komunitas disabilitas. Foto: Berdikari.co

Berdikari.co, Metro – Pemerintah Kota Metro mulai melangkah lebih jauh dalam mewujudkan kota inklusif melalui aksi nyata. Bersama Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Kota Metro dan PT Bogasari Flour Mills, Pemkot Metro membuka Spesial Market yang secara khusus melibatkan komunitas disabilitas sebagai pelaku utama kegiatan ekonomi, Minggu (21/12/2025).

Kegiatan yang dikemas dalam tajuk Merayakan Perempuan Melalui Gerak dan Karya ini tidak sekadar menjadi perayaan Hari Ibu, tetapi juga menjadi momentum pemberdayaan ekonomi bagi anak-anak disabilitas. Untuk pertama kalinya di Kota Metro, ruang publik yang dipadati ribuan warga dimanfaatkan sebagai etalase kewirausahaan berbasis inklusi.

Ribuan masyarakat tampak memadati kawasan simpang Taman Merdeka hingga rumah dinas Wakil Wali Kota Metro. Berbeda dari kegiatan seremonial pada umumnya, keramaian tersebut diisi dengan lapak-lapak Spesial Market yang dikelola oleh anak-anak disabilitas bersama keluarga mereka.

Wakil Wali Kota Metro, Dr. M. Rafieq Adi Pradana, mengatakan konsep kegiatan sengaja dirancang agar perayaan sosial dapat berjalan beriringan dengan penguatan ekonomi masyarakat.

“Hari ini kita merayakan Hari Ibu, di mana organisasi wanita berkumpul lebih dari 1.000 orang. Alhamdulillah kita juga mendapat dukungan dari Bogasari untuk meramaikan kegiatan di Kota Metro,” kata Rafieq.

Menurutnya, esensi kegiatan tidak terletak pada besarnya jumlah pengunjung, melainkan pada keberanian membuka ruang ekonomi bagi kelompok yang selama ini jarang mendapat akses. Bersama sang istri, Nidia Irine Sari Rafieq, ia mengaku ingin memanfaatkan momentum keramaian untuk menghadirkan perubahan nyata.

“Kami mencoba memanfaatkan keramaian ini untuk memberdayakan anak-anak disabilitas dan memberikan space kepada anak-anak spesial di Metro untuk berjualan, supaya mereka bisa berdikari, berdaya, dan menjamin perekonomian mereka,” tegasnya.

Rafieq menjelaskan, Spesial Market dirancang sebagai sarana belajar sekaligus praktik kewirausahaan. Pemerintah kota mengambil peran sebagai fasilitator yang membuka jejaring, bukan sebagai pengendali kegiatan usaha.

“Kami buat agar anak-anak disabilitas punya wadah berjualan. Kami bantu komunikasi dengan distributor yang siap mensupport barang. Prinsipnya, yang berjualan adalah anak-anak disabilitas, sementara barangnya dibantu pengusaha dan pelaku UMKM Kota Metro,” jelasnya.

Meski belum menjadi program resmi pemerintah daerah, Rafieq menyebut Spesial Market sebagai langkah awal yang akan terus dievaluasi untuk dikembangkan lebih lanjut.

“Ini bukan program pemerintah, tapi upaya awal. Ke depan akan kita coba dorong agar menjadi program resmi supaya lebih maksimal,” ujarnya.

Ia juga menegaskan bahwa komitmen menuju kota inklusif harus dibuktikan melalui tindakan konkret, bukan hanya diskusi formal.

“Kita berharap Metro benar-benar menjadi kota inklusif. Bukan sekadar wacana, tapi ada aksi yang sudah kita mulai,” pungkas Rafieq.

Kolaborasi Pemkot Metro dengan PT Bogasari Flour Mills pun dipastikan berlanjut. Perwakilan Bogasari, Inten Sawomi, mengungkapkan rencana penyelenggaraan Gebyar UMKM di Kota Metro pada 10–11 Januari 2026.

“Untuk Metro Lampung, nanti akan hadir artis Wika Salim bersama penampil lokal lainnya. Akan melibatkan lebih dari 100 pelaku kuliner Kota Metro. Masyarakat yang datang tidak dipungut biaya, tidak ada tiket masuk. Semua kita persembahkan untuk masyarakat Kota Metro,” tegasnya.

Dari sisi komunitas, Persatuan Komunitas Disabilitas (PKD) Kota Metro menyambut positif inisiatif tersebut. Ketua PKD Metro, Yunita Virya, menilai Spesial Market sebagai ruang ekonomi yang selama ini jarang dihadirkan secara khusus bagi penyandang disabilitas.

“Kegiatan ini diprakarsai oleh Ibu Wakil Wali Kota sekaligus launching Spesial Market. Ini menjadi ruang bagi anak-anak disabilitas untuk berjualan,” ujarnya.

Yunita menambahkan, akses yang diberikan tidak hanya menyasar individu disabilitas, tetapi juga keluarga mereka. Ia menilai perhatian Pemkot Metro terhadap komunitas disabilitas telah diwujudkan melalui kebijakan yang menyentuh langsung kebutuhan di lapangan.

“Bukan hanya anak disabilitasnya, tetapi keluarga disabilitas juga diberikan akses untuk berjualan. Ini sangat berarti. Metro adalah salah satu daerah yang ramah dan memperhatikan anak-anak disabilitas,” tandasnya.

Melalui Spesial Market, Pemkot Metro menegaskan bahwa inklusi sosial dan ekonomi bukan lagi sekadar slogan. Di tengah riuh perayaan, anak-anak disabilitas tampil sebagai pelaku utama roda ekonomi, menjadi penanda bahwa kota ramah disabilitas dibangun dari tindakan nyata. (*)

Editor Sigit Pamungkas