Berdikari.co, Bandar Lampung - Muktamar Nahdlatul Ulama (NU) bagi para pengurus wilayah dan cabang adalah dalam bingkai penantian keseruan. Namun bagi para kiai sepuh, muktamar ialah sebuah renungan dari istisyarah yang melahirkan gerakan istikharah serta ikhtiar dalam menirakati keputusan yang menghasilkan pemimpin berkualitas.
Bahkan pemimpin itu akan mampu bergerak seperti pergerakan Gus Dur bagi lintasan zaman kebangkitan memasuki abad kedua NU.
Akhir-akhir ini warga NU di seluruh pelosok Tanah Air digembirakan dengan pemberitaan keputusan PBNU dengan memutuskannya tanggal 23-25 Desember mendatang sebagai gelaran muktamar setelah sempat tertunda pada 2020.
Tentu kabar ini disambut baik bagi para nahdlyin. Akan tetapi kabar ini pun sedikit membuat sedih hati karena tidak bisa mengikuti dan memantau jalannya muktamar langsung dari lokasi.
Bahkan berbagai kalangan juga tak bisa membawa oleh-oleh dari cerita perputaran muktamar karena dibatasi oleh Covid-19.
Ada kabar buruk juga berhembus, PWNU Lampung menduga ada pihak tertentu yang ingin melakukan sabotase pelaksanaan Muktamar NU ke-34.
Dugaan ini mencuat setelah puluhan kamar hotel di Kota Bandar Lampung diketahui telah dibooking jelang pelaksanaan Muktamar.
Wakil Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Lampung, Muhammad Irfandi, mengungkap adanya dugaan Kemenag Lampung memboking sejumlah kamar hotel berbintang dan hotel melati di Bandar Lampung bertepatan dengan pelaksanaan Muktamar NUĀ ke-34 pada 22-25 Desember 2021 mendatang.
Irfandi menyebut, tindakan tersebut mengarah sabotase terhadap kegiatan Muktamar NU. Karena, aksi booking kamar hotel itu bertepatan dengan agenda Muktamar.
Aksi tersebut berpotensi membuat panitia Muktamar kesulitan menyediakan fasilitas penginapan untuk para peserta dan tamu Muktamar NU yang berasal dari penjuru tanah air.
Bahkan Irfandi meminta KPK untuk memantau anggaran yang digunakan Kemenag untuk pemesanan kamar hotel tersebut. Sebab, hal tersebut tentu membutuhkan anggaran yang cukup besar.
Informasi yang dihimpun, sejumlah hotel yang sudah dibooking yakni Hotel Amalia sebanyak 70 kamar, Swissbell 50 kamar, Sheraton 80 kamar, Novotel 80 kamar, Emersia 80 kamar, Springhill 80 kamar, dan Yuna Hotel 120 kamar.
Selain itu, ada sejumlah hotel kecil di Kabupaten Lampung Tengah, seperti Tango Hotel, Nusantara Syariah, dan Hotel BBC.
Wakil Sekretaris Persatuan Hotel Seluruh Indonesia (PHRI) Lampung, Raban, membenarkan seluruh kamar hotel berbintang dan melati di Bandar Lampung sudah habis diborong oleh sekelompok orang menjelang Muktamar NU.
Setiap warga NU memiliki harapan besar terhadap masa depan NU, dan sudah mulai saling bertanya siapa calon ketua tanfidziyah dan siapa rais aamnya.
Sehingga diharapkan jangan ada gaduh sebelum Muktamar. Karena dengan adanya gaduh tersebut, bisa memperkeruh keadaan pada saat Muktamar.
Harapan nahdliyin pun sangat tinggi terhadap perkembangan NU secara nasional. Namun diyakini oleh kebanyakan pengamat itu bisa terealisasi bilamana NU mampu melahirkan pemimpin baru di ajang Muktamar ke-34 di Provinsi Lampung, akhir Desember.
Nahdliyin pun sangat berharap Muktamar ke-34 yang akan diselengarakan ini mampu menghasilkan program kerja yang nyata bagi seluruh Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) di seluruh pelosok Tanah Air. Dan dipastikan program PBNU tersosialisasikan dengan nyata sampai ke tingkat ranting. (*)
Artikel ini sudah terbit di SKH Kupas Tuntas Edisi Cetak, Selasa (09/11/2020) dengan judul 'Gaduh Sebelum Muktamar'
Video KUPAS TV : PAGAR SDN 3 PASARMADANG KOTA AGUNG AMBRUK DIHANTAM GELOMBANG PASANG