Logo

berdikari BERITA LAMPUNG

Rabu, 05 Januari 2022

Terminal Agribisnis Lamsel Siap Sangga DKI-Banten

Oleh Redaksi

Berita
Gubernur Lampung Arinal Djunaidi meninjau lokasi yang akan menjadi Kawasan Industri Way Pisang di Lampung Selatan, Selasa (4/1).

Berdikari.co, Lampung Selatan - Provinsi Lampung menyiapkan Terminal Agribisnis di Kabupaten Lampung Selatan untuk menyangga kebutuhan masyarakat di Provinsi Banten dan DKI Jakarta.

Rencana tersebut disampaikan Gubernur Arinal Djunaidi saat meninjau lokasi alternatif lahan pembangunan Kawasan Industri Lampung Way Pisang, di Desa Marga Catur, Kabupaten Lampung Selatan, Selasa (4/1).

Dalam arahannya, Arinal Djunaidi menyatakan Terminal Agribisnis untuk mendukung Banten dan DKI Jakarta itu akan berada di kawasan industri.

“Saya ingin kedepan kita memiliki Terminal Agribisnis. Tapi memang prosesnya cukup panjang. Nanti kita akan bahas bersama, yang penting kita siapkan dulu kawasan industrinya,” ungkap Gubernur.

Kawasan Industri Lampung Way Pisang termasuk dalam Kawasan Industri Prioritas Nasional berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2020-2024.

Terdapat 4 kawasan Industri di Provinsi Lampung yang masuk dalam RPJMN tahun 2020-2024.

Empat kawasan tersebut adalah Kawasan Industri Way Pisang, Kawasan Industri Tanggamus, Kawasan Industri Terpadu Pesawaran, Kawasan Industri Katibung Lampung Selatan.

Bupati Lampung Selatan, Nanang Ermanto, memperinci lebih lanjut mengenai Kawasan Industri Lampung Way Pisang. Menurutnya, lahan alternatif pembangunan Kawasan Industri ini terbentang seluas 734.942 M2 (73,4ha).

“Sedangkan untuk akses, kawasan ini sejauh 12 Km dari pintu tol Trans Sumatera dan 10 Km dari jalan lintas Sumatera. Kondisi kawasan ini adalah eksisting tanah berupa pertanian lahan kering,” katanya.

Pengamat Ekonomi dari Universitas Lampung, Asrian Hendi Cahya, mengatakan tercantumnya Kawasan Industri Way Pisang dalam RPJMN adalah kabar baik.

“Artinya, secara potensi dan peluang sudah termasuk bagus. Dukungan sumber daya juga sangat besar. Karena, Lampung Selatan adalah pemasok beberapa komoditas pertanian unggulan di Lampung dan masih didukung oleh kabupaten sekitar, seperti Lampung Timur, Lampung Tengah, dan Pesawaran,” katanya.

Dengan alasan tersebut, Asrian menilai wajar bila Way Pisang diorentasikan pada agrobisnis, terutama agroindustri.

“Apalagi aksesbilitas juga mendukung, karena ada jalur darat yang dekat dengan jalan tol, deket pelabuhan ekspor (Panjang) dan pelabuhan lokal (Bakauheni), bahkan bandara internasional (Radin Inten II),” terangnya.

Asrian menjelaskan jika kondisi lahan di kawasan ini lebih ideal. Karena, lokasi awal konturnya lebih rata.

“Namun, karena ini adalah industri, butuh dukungan energi yang besar. Dan ini tantangan buat Provinsi Lampung. Karena, selama ini Lampung masih membutuhkan koneksi dari Sumsel. Tapi, pada saat yang sama, Lampung juga dapat prioritas untuk Kawasan Industri Ketibung yang orientasinya energi dan kimia. Artinya, dukungan energi akan ada jalan keluar,” katanya.

Asrian optimistis jika Kawasan Industri Way Pisang berjalan, kawasan ini akan menjadi pasar yang besar bagi produk yang dihasilkan masyarakat.

“Terutama petani. Sehingga kegiatan pertanian rakyat akan semakin berkembang. Pada saat yang sama, kegiatan ini akan membuka lapangan kerja tentunya dan secara tidak langsung banyak pekerja akan mendorong permukiman dan konsumsi masyarakat yang juga dapat menggerakkan ekonomi daerah,” paparnya. (Sumber : Kupastuntas.co)

Editor