Berdikari.co, Jakarta -
Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem
Makarim, mengaku kecewa atas penangkapan Rektor Universitas Lampung (Unila),
Prof Dr Karomani, oleh KPK dalam kasus dugaan suap penerimaan mahasiswa baru.
"Memang kejadian di Unila merupakan suatu hal yang sangat mengecewakan," kata Nadiem, saat rapat dengan Komisi X DPR RI, Selasa (23/8).
Nadiem menyebut, Kemendikbudristek akan mengambil langkah-langkah atas kasus
ini. Nadiem juga akan memastikan kejadian suap penerimaan mahasiswa baru tidak
terjadi lagi.
"Kami di Kemendikbudristek komitmen full ke depan adalah untuk mengambil
langkah-langkah dan menguatkan langkah yang sudah ada untuk memastikan ini
tidak terjadi lagi," jelas Nadiem.
Nadiem pun mengungkapkan alasannya menunjuk Muhammad Sofwan Effendi sebagai
Pelaksana Tugas (Plt) Rektor Universitas Lampung (Unila) menggantikan Karomani.
Nadiem menyebut hal itu agar tidak ada konflik kepentingan dalam penanganan
kasus dugaan suap penerimaan mahasiswa baru di Unila.
"Jadi kita mengambil
tindakan yang tegas untuk memastikan semua proses hukum berjalan di Unila dan
untuk memastikan dalam proses hukum bahwa konflik kepentingan tidak ada,"
ujarnya.
Nadiem berharap penunjukan pihak luar menjadi Plt Rektor Unila dapat
mengedepankan objektivitas dan kebenaran dalam kasus suap yang diduga dilakukan
Karomani.
Menurutnya, Kemendikbudristek juga akan menginvestigasi
kampus-kampus lain agar tidak terjadi lagi kasus seperti itu.
"Itulah alasan kenapa kita langsung memilih Plt dari salah satu direktur di Kemendikbudristek agar objektivitas dan kebenaran menang di akhir dan tidak ada konflik kepentingan dalam menangani kasus tersebut," jelas Nadiem.
Ia melanjutkan, Kemendikbudristek akan mulai menginvestigasi di luar Unila,
bagaimana cara sistemik yang bisa dilakukan ke depannya untuk lebih
meminimalisir kejadian seperti ini tidak terulang. (Dtc)