Kupastuntas.co, Metro - Demo mahasiswa menolak kenaikan harga BBM bersubsidi di depan kantor Walikota Metro, Provinsi Lampung, Senin (19/9/2022), sempat ricuh. Ketua HMI Metro dan seorang mahasiswa sempat terkena pukulan petugas.
Ratusan mahasiswa dari aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Metro tiba di depan kantor Walikota Metro sekitar pukul 10.00 WIB. Massa tak bisa masuk kantor walikota karena terhalang kawat berduri. Ratusan personel gabungan juga berjaga di dalam kantor walikota.
Kericuhan mulai terjadi saat terjadi saling dorong antara mahasiswa dan aparat keamanan hingga mengakibatkan dua mahasiswa menjadi korban pemukulan.
Mendengar ada mahasiswa yang kena pukul membuat massa bertambah geram. Mereka melampiaskannya dengan membakar ban bekas di depan gerbang kantor Pemkot Metro.
Mahasiswa meminta Walikota Metro Wahdi berdialog dan membuka kawat berduri yang berada di depan gerbang kantor Pemkot Metro.
"Hari ini sejarah terbesar di Kota Metro, kawat berduri dipasang dan kami ditumburkan dengan saudara-saudara kami dari aparat kepolisian. Mereka tidak tahu apa-apa, bahkan hati nuraninya pun sangat menolak kenaikan harga BBM," kata Ridho Sahputra, seorang mahasiswa saat menyampaikan orasi.
Ridho menegaskan, kehadiran mahasiswa di kantor Pemkot Metro untuk menegakkan kepentingan rakyat.
Ketua HMI Cabang Metro, Chairul Aji, mengungkapkan sempat terjadi aksi saling dorong dan pukul memukul selama penyampaian aspirasi berlangsung.
"Tadi sempat ada dorong mendorong, pukul memukul dengan tongkat kepolisian, kemudian tameng kepolisian. Sedangkan kami tidak membawa alat apa-apa. Jadi tidak fair itu. Seharusnya pihak kepolisian itu lebih humanis dalam mengawal aksi damai ini," ujarnya.
Dalam kericuhan tersebut, Chairul Aji mengalami luka lecet di bagian wajah diduga terkena pukulan petugas. "Ini di pipi dan mulut saya tadi kena tongkat polisi. Saya juga ditarik masuk kedalam pagar," ungkapnya.
Chairul mengatakan, ada juga seorang mahasiswa yang terkena pukulan saat kericuhan terjadi.
Untuk meredam situasi agar kondusif, Walikota Metro Wahdi lalu mengajak peserta aksi berdialog di dalam kantor Pemkot Metro.
Dalam dialog tersebut, Wahdi sepakat menolak kenaikan harga BBM bersubsidi. Dukungan Wahdi terhadap aspirasi mahasiswa dilakukan dengan menandatangani surat tuntutan yang diajukan mahasiswa.
"Terimakasih apa yang sudah disampaikan oleh aliansi. Yang pertama tentu menuntut pemerintah pusat untuk mencabut keputusan kenaikan BBM bersubsidi yang dilakukan pada tanggal 3 September 2022," kata Wahdi.
Kedua, menuntut pemerintah untuk menunda proyek strategis nasional dan mengalihkan anggaran ke subsidi BBM.
“Tentu saya akan sampaikan dan saya sudah tandatangani," ungkapnya. Usai penandatanganan tersebut, peserta unjuk rasa membubarkan diri dengan tertib. (*)
Artikel ini sudah terbit di SKH Kupas Tuntas edisi Selasa, 20 September 2022 dengan judul "Demo Tolak Kenaikan BBM di Metro Sempat Ricuh"
Video KUPAS TV : Demo di Depan Kantor Pemkot Metro Diwarnai Kericuhan