Logo

berdikari BERITA LAMPUNG

Kamis, 22 September 2022

Pipa di Perairan Lampung Bocor, Produksi Minyak Pertamina Turun 7 Ribu Barel

Oleh Siti Khoiriah

Berita
Foto: Ist.

Berdikari.co, Bandar Lampung - Produksi minyak bumi PT Pertamina mengalami penurunan sebesar 7 ribu barel per hari akibat bocornya pipa minyak bawah laut di perairan laut Lampung. Kejadian ini juga menimbulkan pencemaran.

General Manager PT. Pertamina Hulu Energi Offshore Southeast Sumatera (PHE OSES), Antonius Arinto, mengatakan telah melakukan mitigasi terhadap pipa bawah laut yang bocor hingga mencemari laut Lampung. 

Menurutnya, sebelum mengalami kebocoran, rata-rata produksi minyak bumi yang mampu dihasilkan PT PHE OSES sebesar 22.500 barel per hari (bph). Dan setelah terjadi kebocoran, produksi minyak hanya mencapai 15.500 bph.

"Penurunan ini karena pipa sepanjang 30 kilometer di bawah laut kita hentikan. Karena pipa yang dari risk assessment kalau kita memakai pipa yang lama ini berusia 40 tahun. Kita sedang upayakan mitigasi lainnya," kata Antonius usai focus group discussion (FGD) penyelesaian penanggulangan ceceran minyak bumi di Provinsi Lampung, di Hotel Sheraton, Bandar Lampung, Rabu (21/9/2022).

Antonius menjelaskan, berdasarkan studi yang telah dilaksanakan, pihaknya sebagai operator  di lapangan akan selalu berkomitmen untuk mengutamakan keselamatan dan kesehatan kerja serta perlindungan terhadap lingkungan.

"Terkait pipa yang bocor, sudah ada juga mitigasinya. Kemudian dari sisi operasi tentu kita akan selalu beroperasi pada kondisi yang aman dan berpacu pada kaidah yang sudah ada dan SOP yang ada," terangnya.

Ia mengatakan, penggantian pipa bawah laut yang mengalami kebocoran tengah berlangsung. Pergantian dilakukan terhadap tiga segmen prioritas, salah satunya segmen pipa Krisna Bravo ke Cinta Papa.

"Itu sedang diproses dan diganti, karena kan ini pipa panjang dan di bawah laut dengan panjangnya 30 kilometer. Jadi butuh waktu, di bulan Mei 2023 siap. Untuk segmen lainnya juga ini paralel akan diganti termasuk riser atau pipa yang ada di permukaan air dengan pipa yang ada di bawah laut," katanya.

Direktur Pemulihan Lahan Terkontaminasi dan Tangkap Darurat Limbah B3 dan Non B3 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLKH), Haruki Agustina, meminta pemerintah daerah melakukan pengawasan pergantian pipa bawah laut yang tengah dilakukan oleh PT PHE OSES.

"PHE OSES harus meyakinkan, kami meyakini mereka mengerjakan dengan jelas. Kami terus mendorong agar OSES melakukan langkah mitigasi serta pencegahan. Dan itu jadi fokus pemerintah daerah untuk melakukan pengawasan," kata Haruki.

Ia menjelaskan, fungsi KLHK adalah untuk memastikan dan menjamin tumpahan limbah B3 akibat kebocoran pipa milik PHE OSES tersebut tidak berdampak pada lingkungan dan kesehatan masyarakat.

"Dan itu dilakukan dengan kajian yang komprehensif, salah satunya kajian dampak lingkungan, kemudian kajian konsentrasi dan ekosistem mulai dari terumbu, mangrove. Kita pastikan bahwa tidak ada potensi yang terdampak," jelasnya.

Haruki juga meminta kepada PHE OSES melakukan mitigasi dan melakukan perawatan terhadap alat kerja yang sudah berusia tua agar hal serupa tidak terjadi di kemudian hari.

"Memang mitigasi harus dilakukan karena infrastruktur mesin sudah tua, kami akan kawal penggantian pipa. Monitoring itu menjadi hal utama agar tidak ada lagi kejadian berikutnya," pungkasnya. (*)

Artikel ini sudah terbit di SKH Kupas Tuntas edisi Kamis, 22 September 2022 dengan judul "Akibat Pipa Bocor, Produksi Minyak Pertamina Turun 7 Ribu Barel"


Video KUPAS TV : Nasabah Pinjol Meningkat Pasca Harga BBM Naik

Editor Didik Tri Putra Jaya