Logo

berdikari BERITA LAMPUNG

Senin, 13 Maret 2023

Kakanwil Kemenkumham Lampung Resmi Buka Latihan Perdana Federasi Kempo Indonesia

Oleh

Berita
Foto bersama usai latihan perdana Federasi Kempo Indonesia (FKI) di gedung Graha Kanwil Kemenkumham Lampung, Bandar Lampung, Senin (13/3/2023). Foto: Eva/berdikari.co

Berdikari.co, Bandar Lampung - Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kakanwil Kemenkumham) Lampung membuka secara resmi latihan perdana Federasi Kempo Indonesia (FKI) di gedung Graha Kanwil Kemenkumham Lampung, Bandar Lampung, Senin (13/3/2023).

Kepala Kanwil Kemenkumham, Sorta Delima Lumban Tobing mengatakan, latihan bela diri dapat mengembangkan potensi diri dan menumbuhkan rasa sportivitas yang tinggi. 

"Kita selalu mengutamakan kejujuran, disiplin. Itu semua karena mental kita terlatih. Melalui latihan ini lah yang akan membentuk karakter, pribadi yang memiliki sportivitas tinggi. Jujur pada diri sendiri dan jujur pada orang lain, dan juga memiliki integritas yang tinggi," kata Sorta, saat membuka latihan perdana oleh FKI.

Menurut Sorta yang juga Dewan Penasehat FKI Provinsi Lampung, latihan kempo merupakan suatu modal bagi jajaran lapas Kanwil Kemenkumham Lampung.

"Latihan fisik sebagai bekal dan modal para peserta latihan bukan untuk gagah-gagahan atau cari musuh tetapi bagi yang latihan bela diri akan memiliki kepribadian yang berbeda," tandasnya.


Menurutnya, jajaran Lapas dan imigrasi sangat membutuhkan olah tubuh secara rutin yang membuat fisik sehat serta menumbuhkan jiwa yang kuat.

Ia mendukung dan mengapresiasi kegiatan pelatihan yang diisi oleh FKI. Harapannya, anggota latihan akan semakin bertambah, tidak hanya kaum laki-laki tetapi juga kaum perempuan.

"Saya sangat mendorong teman-teman mengikuti latihan ini. Kita akan ajak juga teman-teman yang lain. langkah ini sangat didukung oleh pimpinan kita, pak Menteri Hukum dan HAM," terangnya.

Sementara Ketua Umum FKI Provinsi Lampung, Donald Harris Sihotang mengungkapkan, adanya latihan kempo diharapkan dapat membentuk kader-kader baru yang unggul dan menjadi penerus para senior.

"Tidak hanya kuat secara fisik, di kempo melalui FKI, kita ingin mencari orang-orang yg berbakat dan berpotensi yang bisa kita kaderisasi untuk menggantikan para senior tidak hanya berjuara di tingkat nasional tetapi juga internasional," ungkap Donald Sihotang.

Menurutnya, kempo terdiri dari berbagai aliran, tekniknya tidak hanya pukulan tetapi juga bantingan. Kegiatan perdana tersebut sifatnya baru perkenalan dan pemanasan.

Ia berharap melalui latihan kempo dapat menambah ilmu bela diri seluruh jajaran di Kemenkumham Lampung, khususnya yang bertugas di bidang pengamanan.

"Harapan kita kedepan, seluruh jajaran keamanan seperti sipir di kemenkumham Lampung, kita perkuat pembinaan fisik supaya semakin tangguh. Tentunya dalam fisik yang prima, terdapat juga jiwa yang kuat," lanjutnya.


Donald Sihotang yang juga CEO Media Kupas Tuntas grup itu mengimbau seluruh peserta latihan agar fokus dan bersungguh-sungguh supaya dapat menyerap ilmu yang diberikan para pelatih. 

"Untuk adik-adik peserta yang hadir hari ini, supaya berkonsentrasi dan melupakan hal-hal lain. Agar latihan perdana ini dapat berjalan maksimal," ujarnya

Ia mengingatkan, segala sesuatu tidak bisa diperoleh secara instan, melainkan harus dengan ketekunan dan dilakukan secara rutin.

"Untuk menjadi ahli, kita harus tekun dan latihan secara terus menerus. Bukan untuk berkelahi ya. Ikuti seperti ilmu padi, semakin berisi semakin menunduk," paparnya

Mulya Sitanggang, salah satu pelatih menjelaskan, kelebihan kempo dibanding dengan jenis bela diri lainnya  yaitu terletak pada beberapa teknik yang tidak dimiliki cabang olahraga lainnya.

"Teknik FKI lebih lengkap dengan teknik Shorinji kemponya Internasional Kempo Association dan multi stylenya Internasional Kempo  Federation," ungkap Sitanggang.

Turut hadir dalam latihan tersebut, Kepala Divisi Pelayanan Hukum dan HAM Lampung, Alpius Sarumaha; Sekretaris Umum FKI Provinsi Lampung, Ramses Nainggolan dan beberapa pelatih yaitu Wido Winarno, Ansori dan Iqbal. (*)

Editor Didik Tri Putra Jaya