Logo

berdikari BERITA LAMPUNG

Kamis, 08 Juni 2023

Sentil Pemkot Soal Open BO di Metro, Fahmi Anwar: Julukan Kota Pendidikan Tapi Didalam Bobrok

Oleh Arby Pratama

Berita
Ketua Komisi II DPRD Kota Metro, Fahmi Anwar. Foto: Arby/Berdikari.co

Berdikari.co, Metro - Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Metro mempertanyakan kinerja dan pengawasan Pemerintah Kota (Pemkot) setempat terkait dengan dugaan praktik prostitusi terselubung alias Open Booking Online/Order (BO) yang sedang marak di Bumi Sai Wawai.

Ketua Komisi II DPRD Kota Metro, Fahmi Anwar juga turut menyoroti praktik Open BO yang melibatkan anak dibawah umur. Menurutnya, hal tersebut sangat disayangkan lantaran bertentangan dengan status Kota Layak Anak (KLA) kategori Nindya yang kini di sandang Metro.

Fahmi menilai Pemkot telah lalai dalam melakukan pengawasan dan penertiban terhadap dugaan praktik prostitusi yang muncul di Metro.

BACA JUGA: Gerebek Rumah Diduga Jadi Tempat Open BO, Pol-PP Kota Metro Amankan 5 Pasangan Muda-mudi

"Itu kan termasuk lalai apabila kita membiarkan ada anak-anak yang terlibat prostitusi tersebut, jadi untuk apa kalo Metro saat ini di tingkat Nindya dan berupaya naik ke tingkat Madya dalam KLA tapi masih ada anak-anak yang terlibat prostitusi di sini," kata dia kepada awak media, Kamis (8/6/2023).

Dirinya juga menyampaikan bahwa praktik prostitusi online alias Open BO yang bermunculan di Kota Metro seharusnya dapat diantisipasi oleh Pemkot melalui Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait.

"Seharusnya Pemkot berperan penting dalam membasmi praktik prostitusi melalui aplikasi online, peran pemerintah sudah pasti terpenting," ujarnya.

BACA JUGA: Gerebek 5 Pasangan Mesum dan 8 Muda-mudi di Metro, Satpol PP Sita Alat Kontrasepsi

"Untuk apa jika kita menerima julukan sebagai Kota Pendidikan tetapi aslinya praktik prostitusi online marak di sini," sambungnya.

Anggota Dewan dari Dapil Metro Pusat tersebut juga mengatakan, meskipun para pelaku Open BO tersebut didominasi oleh warga luar Metro, namun pengawasan Pemkot perlu ditingkatkan.

"Walaupun ada warga luar yang melakukan itu di Metro, tetap saja pihak pemerintah harusnya ada pengawasan yang ketat, dan jangan salah. Bisa jadi kedepannya banyak warga Metro yang menjadi pelaku praktik prostitusi online karena kurangnya pengawasan," bebernya.

Ia meminta Pemkot segera bertindak untuk melakukan penertiban dan pengawasan agar dugaan bisnis prostitusi dan Open BO di Metro tidak tumbuh subur.

"Jadi jangan sampai kita dari luar terlihat dengan julukan Kota Pendidikan dan akan menjadi Kota Layak Anak tapi nyatanya banyak prostitusi online di sini, jadi kesannya di luar baik tapi di dalamnya bobrok," tandasnya.

Diketahui, sebelumnya Satuan Polisi Pamong Praja (SatPol-PP) Kota Metro telah intens melakukan penertiban ke sejumlah penginapan yang dicurigai sebagai tempat prostitusi.

Sedikitnya terdapat belasan wanita yang diduga merupakan pelaku Open BO telah di amankan dan dilakukan pembinaan oleh petugas Satpol-PP. (*)

Editor Sigit Pamungkas