Berdikari.co, Bandar Lampung - Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disparekraf) Provinsi Lampung menghapus agenda tur ke Gunung Anak Krakatau (GAK), dalam rangkaian kegiatan Festival Krakatau ke-32 tahun 2023. Padahal, selama ini tur ke GAK sudah menjadi ikon Festival Krakatau.
Gelaran Festival Krakatau (K-Fest) ke-32 akan dipusatkan di PKOR Wayhalim, Bandar Lampung, pada 7-8 Juli 2023 mendatang. Rangkaian kegiatan yang akan digelar diantaranya Festival Ekonomi Kreatif, Pemecahan Rekor MURI Engkak Ketan Terbanyak, Lomba Mewarnai, Menghias Topeng, Pentas Seni Anak, Karnaval Budaya Masland dan Pesona Kemilau Krakatau Sparkling Night.
Yang menimbulkan pertanyaan publik, Disparekraf Provinsi Lampung justru menghapus kegiatan tur ke GAK yang beberapa tahun terakhir selalu dilaksanakan.
Kepala Disparekraf Lampung, Bobby Irawan berdalih pihaknya sedang mengkaji skema even tur GAK yang bisa melibatkan masyarakat banyak.
"Tahun ini memang tidak ada tur Krakatau. Kami sedang mengkaji skema yang tepat agar tur Krakatau melibatkan banyak orang. Karena even itu utamanya adalah massal, melibatkan orang banyak, keramaian dan sebagainya," kata Bobby, Senin (3/7/2023).
Bobby mengungkapkan, jika melihat dari pelaksanaan tur Krakatau yang sudah berjalan 10 tahun terakhir, ternyata belum bisa melibatkan orang banyak.
Pihaknya masih mencari skema even yang betul-betul tepat agar bisa lebih menguatkan karakter Gunung Krakatau untuk dikemas dalam Festival Krakatau yang lebih modern. "Karena kami juga harus memahami dinamika masyarakat," katanya.
Meskipun tanpa tur ke GAK, Bobby berani menargetkan kunjungan wisatawan sebanyak 10 ribu-20 ribu orang dalam ajang Festival Krakatau ke-32 tersebut.
Ditanya anggaran yang dialokasikan dalam pelaksanaan Festival Krakatau tahun ini, Bobby menolak membeberkan secara detail. Ia hanya mengatakan anggaran yang digunakan berasal dari APBD dan kolaborasi sejumlah pihak.
"Anggaran yang sudah diajukan pada tahun 2022 itu memang tidak terlalu besar sebab masih dalam suasana Covid-19. Kebetulan saya waktu itu juga di Bappeda, jadi dalam penyusunan anggaran yang kami ajukan di tahun 2022 lalu tidak terlalu besar,” jelasnya.
Ia menerangkan, dalam gelaran Festival Krakatau nanti, pihaknya akan lebih mengangkat budaya masyarakat Lampung seperti Festival Topeng Sekura di Lampung Barat.
Bobby mengatakan, dalam Festival Krakatau tahun ini juga tidak akan mengundang duta besar negara-negara sahabat. "Untuk tahun ini kami tidak melibatkan duta besar negara lain. Penyebabnya karena terkendala anggaran,” imbuhnya.
Dimintai pendapatnya, Irwan Nasution selaku Komisaris Utama sekaligus Owner Lembah Hijau, mendukung upaya-upaya Pemprov Lampung dalam mengenalkan budaya daerah untuk menarik minat wisatawan lokal maupun mancanegara berkunjung ke Provinsi Lampung.
"Harapannya pemerintah daerah bersama dinas terkait betul-betul merencanakan secara matang dengan melibatkan berbagai pihak dan stakeholder, tokoh budaya, serta tokoh pariwisata. Sehingga bisa menciptakan suatu project unggulan. Dan yang terpenting adalah outputnya untuk meningkatkan kunjungan wisatawan ke Lampung,” ungkapnya.
Ketua DPD Asosiasi Travel Agent Indonesia (Astindo) Provinsi Lampung, Adi Susanto mengatakan, jelang perhelatan Festival Krakatau tahun ini belum ada pengaruhnya terhadap peningkatan kunjungan wisatawan ke Lampung.
"Jika kegiatan itu (Festival Krakatau) menjadi bagian paket wisata tentunya berpengaruh. Apalagi, Festival Krakatau tahun ini tidak ada tur Krakatau. Sementara, orang datang ke Lampung itu mau melihat Anak Gunung Krakatau.
"Mereka (wisatawan) mau turnya itu, mau melihat sejarah Gunung krakatau yang dulu meletus, kemudian bentuknya gunung itu kini seperti apa. Nah jika di tahun ini tur itu tidak ada bagaimana?" kata Adi, Senin (3/7/2023).
Adi memprediksi pelaksanaan Festival Krakatau tahun ini tidak akan berpengaruh pada pemesanan paket wisata. Apalagi, tur ke GAK sudah ditiadakan. "Karena apa yang mau ditawarkan ke wisatawan luar provinsi atas perhelatan itu,” ujarnya.
Adi mengungkapkan, pada tahun 2022 lalu saja masih ada tur ke Gunung Anak Krakatau kunjungan wisatawannya belum signifikan. Apalagi tahun ini festival tersebut hanya dipusatkan di PKOR Wayhalim,” ungkapnya prihatin.
Ia melanjutkan, kemungkinan besar hanya warga lokal saja yang akan menyaksikan atau terlibat dalam perhelatan Festival Krakatau nanti.
Pihaknya juga masih bingung mau menawarkan paket wisata apa ke wisatawan dalam Festival Krakatau tersebut. Ia mengusulkan, pelaksanaan Festival Krakatau harus ada ciri khasnya yang menunjukan bahwa even itu hanya ada di Provinsi Lampung. Sehingga bisa menarik wisatawan luar provinsi dan mancanegara untuk berkunjung.
"Nah ciri khas ini jangan diganti-ganti. Kalau orang tidak bisa ikut tur melihat Gunung Anak Krakatau, lalu apa yang harus kami tawarkan ke wisatawan," tegasnya.
Ia tidak memungkiri bahwa selama ini kegiatan tur ke Gunung Anak Krakatau sudah menjadi ikon dari Festival Krakatau. Untuk itu, ia berharap agenda tersebut jangan dihilangkan. (*)
Artikel ini dikutip dari Surat Kabar Harian Kupas Tuntas Edisi Selasa, 04 Juli 2023 dengan judul "Judulnya Festival Krakatau, Tapi Acaranya di PKOR"