Berdikari.co, Lampung Selatan - Limbah hitam
diduga limbah ampas minyak mentah ditemukan di sepanjang bibir Pantai Kedu
Warna, Kelurahan Way Urang, Kecamatan Kalianda, Lampung Selatan (Lamsel)
beberapa hari belakangan.
Dari pantauan di lapangan, benda berwarna hitam
pekat itu mengeluarkan bau seperti minyak tanah. Limbah itu ditemukan
berserakan di sepanjang bibir pantai tepatnya di objek wisata Pantai Kedu
Warna.
Salah seorang penjaga kebersihan pantai bernama
Edi mengaku, limbah tersebut mencemari bibir pantai dalam kurun waktu tiga
tahun terakhir.
"Kalau orang sini nyebutnya ter, dan ini
datangnya tahunan di tiap bulan Agustus ada limbah seperti ini," ujar Edi,
Selasa (22/8).
Edi menyebut, limbah itu sudah dua hari
belakangan mencemari obyek wisata Pantai Kedu Warna dan menempel apabila mengenai
pakaian. "Ini baru kemarin sore, pagi belum banyak sore sudah banyak. Ini
kalau dipegang lengket dan meninggalkan minyak, baunya khas seperti minyak
tanah kalau di kain putih warnanya agak coklat," terangnya.
Edi khawatir, limbah tersebut bisa merusak
lingkungan hidup termasuk ikan yang ada di laut.
"Kalau untuk di pantainya berpengaruh untuk
pengunjung karena lengket dan jijik jika menginjaknya, susah hilang, menempel
di pakaian dan sepatu. Kalau terkena panas meleleh, dan menggumpal kalau sudah
dingin," terusnya.
Edi menambahkan, limbah itu sudah ada sejak
tahun 2021, bahkan tahun 2022 lalu, pihak Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan (KLHK) pernah turun langsung ke Pantai Kedu Warna.
"Kemarin Kementerian KLHK datang belum ada
jawaban, kalau yang 2021 lebih banyak limbahnya. Kementerian ngikut kita
menyebutnya ter atau ampas minyak bukan aspal ya, kalau pembuangan minyak
sisa-sisa dari endapannya," urai Edi.
Edi yang bekerja sudah sejak tahun 2019 di
Pantai Kedu Warna, tak tahu saat ditanya darimana datangnya limbah tersebut.
"Nah itu kurang tahu asalnya dari mana,
tiap bulan Agustus pasti ada limbah seperti ini," tandas Edi.
Kabid Penataan dan Peningkatan Kapasitas Dinas
Lingkungan Hidup Lamsel, Ervan Kurniawan mengatakan, pihak dinas sudah turun ke
lokasi penemuan limbah.
"Pagi tadi kami sudah turun ke lokasi untuk
mengecek penemuan limbah, dan selanjutnya kami akan berkoordinasi dengan Dinas
Lingkungan Hidup Provinsi Lampung," singkat Ervan.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Lampung,
Emilia Kusumawati, mengaku telah menerima laporan limbah hitam yang kembali
mencemari pantai di Kecamatan Kalianda.
"Iya, kami sudah menerima laporan adanya
limbah hitam yang mencemari pantai. Kalau laporan yang masuk ke kami yang
tercemar ini ada di Lampung Selatan dan di Pesisir Barat di Bengkunat,"
kata Emilia, Selasa (22/8) sore.
Saat ini pihaknya tengah berkoordinasi dengan
pihak terkait guna mencari tahu sumber yang menyebabkan limbah hitam tersebut
kembali mencemari pantai di Lampung. "Kita belum tahu sumbernya dari mana.
Kita sedang cari tahu dan tengah berkoordinasi dengan sektor terkait. Karena
ini merugikan masyarakat dan juga nelayan," terangnya.
Emilia menambahkan, dirinya sudah mengkonfirmasi
kepada PT. Pertamina Hulu Energi Offshore Southeast Sumatera (PHE OSES) apakah
terjadi kebocoran pipa di bawah laut.
"PHE OSES bilang tidak ada kebocoran,
apakah ini dari kapal tangker atau apa sedang kita cari tahu. Kalau OSES juga
tidak mungkin limbahnya bisa sampai ke Bengkunat. Nanti kita cari tahu dan
koordinasi dengan sektor yang terkait," pungkasnya. (*)