Berdikari.co, Bandar Lampung - Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDI Perjuangan Provinsi Lampung menggelar pelatihan pejuang digital bagi kaum milenial, di Hotel Sheraton, Bandar Lampung, Minggu (10/9/2023).
Kerennya, pelatihan sebagai upaya menciptakan milenial melek teknologi tersebut merupakan kegiatan perdana yang dilakukan PDI Perjuangan di Provinsi Lampung.
Sebanyak 180 orang milenial yang diberi pembekalan jurnalistik dan pengelolaan media sosial tersebut dipersiapkan untuk berselancar di dunia maya dalam mengkampanyekan beragam hal dan capaian Calon Presiden Republik Indonesia, Ganjar Pranowo serta PDI Perjuangan.
Ketua pelaksana kegiatan, Dr. Donald Harris Sihotang menerangkan, kegiatan yang dipusatkan di Ballroom hotel Sheraton, Bandarlampung pada Minggu (10/9/2023) tersebut diikuti ratusan milenial dari 15 Kabupaten dan Kota se-Lampung.
"Ini adalah tindak lanjut dari pelaksanaan pelatihan pejuang digital DPP PDI Perjuangan. Sesuai arahan DPP maka hari ini DPD PDIP menggelar pelatihan pejuang digital. Tujuan pelatihan pejuang digital oleh DPD PDI Perjuangan Provinsi Lampung ini selain untuk memperkuat ideologi juga sebagai upaya melatih strategi beropini untuk memenangkan Pileg dan Pilpres tahun 2024," ungkapnya.
Pria yang juga merupakan Wakil Ketua Bidang Ekonomi Kreatif dan Ekonomi Digital, DPD PDI Perjuangan itu menargetkan, seluruh peserta pejuang milenial dapat memenangkan Ganjar Pranowo menjadi presiden Republik Indonesia.
Ia juga mengatakan bahwa seluruh peserta pejuang digital diberikan pembekalan, mulai dari penguatan ideologi partai hingga menyajikan karya tulis.
"Yang mana targetnya adalah untuk memenangkan calon presiden Republik Indonesia yang diusung PDI Perjuangan, yaitu bapak Ganjar Pranowo. Maka para peserta dibekali berbagai materi, mulai dari ideologi partai, materi penulisan berita, membuat pers rilis, mengelola media sosial kemudian pengertian media sosial, fungsi media sosial hingga jenis-jenis media sosial," kata dia.
"Selanjutnya, juga ada materi tentang pemanfaatan macam-macam media sosial, cara menggunakan media sosial, cara membuat personal branding calon residen dan PDI Perjuangan, serta cara mengakses terkait dengan berbagai data yang dapat diperoleh dari media sosial," sambungnya.
Mantan ahli Pers Dewan Pers Republik Indonesia, Perwakilan Lampung tersebut juga menerangkan, pengertian data yang disajikan dalam pelatihan pejuang digital PDI Perjuangan.
"Data yang dimaksud di antaranya data pengguna internet dan media sosial di Indonesia, memahami grafik pertumbuhan pengguna internet, waktu orang indonesia mengakses media digital, alasan utama masyarakat menggunakan internet dan platform media sosial yang paling banyak digunakan," terangnya.
Tak hanya itu, ratusan milenial tersebut juga diberikan pemahaman tentang cara mengetahui jumlah pengguna Facebook, instagram, twitter, dan Tik-Tok, sebagai gambaran untuk mempromosikan pak Ganjar Pranowo sebagai Calon Presiden dari PDI Perjuangan di beragam platform media sosial.
"Baik itu melalui Instagram, Facebook, Twitter, WhatsApp, Tik-tok dan media sosial lainnya. Para peserta juga akan dibekali materi pemahaman tentang fenomena buzzer, mulai dari memahami karakter umum buzzer, strategi buzzer. PDI Perjuangan akan memanfaatkan media sosial untuk nge-branding Ganjar Pranowo sebagai Calon Presiden dari PDI Perjuangan," jelasnya.
Selain pemahaman materi tentang Medsos, peserta diberi pemahaman tentang strategi penggunaan cyber troops, dan memahami UU ITE.
Di Era Digitalisasi saat ini banyak tantangan ke depan yang akan di hadapi oleh partai, sehingga sebagai partai yang solid dan terorganisir PDI Perjuangan mensyaratkan kader militan yang memiliki kedisiplinan, komitmen, dan konsistensi dalam meyakini dan melaksanakan perintah ideologi pancasila," sambungnya.
Dalam kesempatan tersebut, Ketua DPD PDI Perjuangan, Sudin menyampaikan rasa terimakasihnya atas kesediaan seluruh peserta dalam mengikuti pelatihan pejuang digital PDI Perjuangan.
"Terimakasih dengan seluruh peserta yang mengikuti pelatihan hari ini. Saya juga mengucapkan selamat bergabung di PDI Perjuangan bagi yang baru bergabung. Kegiatan pelatihan pejuang digital ini adalah upaya memadukan kerja politik di ruang digital dengan gerakan partai turun langsung ke masyarakat dalam rangka memenangkan Capres yang diusung PDI Perjuangan Ganjar Pranowo dan PDI Perjuangan pada Pemilu 2024 mendatang," bebernya.
Ia mengatakan, PDI Perjuangan terus bergerak menjadi partai modern sehingga memadukan kerja-kerja konvensional dengan kerja-kerja digital.
Para peserta pelatihan pejuang digital diharapkan dapat memperkuat kerja gotong royong serta mengkonsolidasikan kekuatan rakyat bersama seluruh kader PDI Perjuangan untuk memenangkan Pemilu 2024 mendatang.
"Perkembangan teknologi informasi yang bergerak cepat, mendorong perubahan zaman yang semakin pesat, produksi dan distribusi informasi melalui fitur-fitur yang tersaji pada perangkat digital dan beragam aplikasi yang dimiliki hanya dengan sentuhan jari tersebar dengan begitu cepat," ucapnya.
"Bahkan, tidak sedikit informasi yang beredar adalah hoaks, apalagi semakin mendekati Pemilu 2024. Dunia saat ini telah mengalami perubahan yang begitu cepat. Teknologi digital mempengaruhi begitu banyak sendi-sendi kehidupan. Partai tidak boleh kehilangan momentum dalam persiapan seluruh kader agar melek sosial media," tambahnya.
Dirinya mengajak seluruh pejuang digital yang ikut pelatihan dapat menggunakan ruang digital dengan sehat. Menggunakan teks dan narasi serta video yang membangun kebangsaan, menjaga persatuan dan kesatuan.
"Kepala boleh panas, tapi hati harus tetap dingin. Kualitas ruang digital yang sehat merupakan kunci terwujudnya Indonesia yang maju dan berkembang di era digital. Kepada seluruh peserta pelatihan pejuang digital, saya sampaikan selamat mengikuti kegiatan pelatihan. Ikuti, simak dengan sungguh-sungguh dan disiplin materi-demi materi yang disampaikan oleh pemateri," pungkasnya.
Sementara itu, salah seorang peserta pejuang digital asal Kota Metro, Tino Agata Pristy mengaku, materi yang diberikan sangat bermanfaat untuk diterapkan dalam kehidupan bermedia sosial.
"Di era digitalisasi ini begitu mudah untuk mengakses, membaca, membuat bahkan menyebarkan berbagai informasi, sehingga saat ini munculah istilah buzzer, influencer, selebgram, haters maupun content creator di platform media sosial. Dalam pelatihan hari ini, kami mendapatkan semua ilmu itu," ungkapnya.
Tino juga bercerita bahwa media massa berbasis online juga sering ditemukan mengangkat tema berita dari isu media sosial yang sedang ramai menjadi perbincangan alias trending.
"Opini yang muncul dalam medsos akan dianggap penting oleh masyarakat, maka dapat kita sampaikan bahwa sifat masyarakat Indonesia sendiri yang suka dengan narasi melodrama atau mellodramatic. Tentunya kami menyampaikan terimakasih kepada DPD PDI Perjuangan provinsi Lampung yang telah memfasilitasi ini," tambahnya.
Selain itu, pria yang aktif berselancar di media sosial tersebut juga menerangkan bahwa media sosial sebagai alat komunikasi publik yang membangun persatuan dan kesatuan. Sehingga, jangan sampai penggunaan media sosial dipakai untuk membuat opini yang justru menimbulkan disrupsi pada kebhinneka-an, ancaman persatuan bangsa dan bahkan semakin menciptakan polarisasi masyarakat yang semakin melebar.
"Kita harus menyadari bahwa medsos sebagai sarana penyampaian pesan politik sudah seharusnya memanfaatkan teknologi ini sebagai media atau corong pendidikan politik yang sehat kepada masyarakat. Maka ilmu yang diberikan dalam pelatihan Pejuang Digital ini dapat kami aplikasikan di masyarakat untuk menjaga keutuhan dan persatuan NKRI," bebernya.
"Ini pelajaran berharga bagi kami, kami siap berjuang memenangkan bapak Ganjar Pranowo dengan berbagai hal positif yang dapat kami sampaikan melalui media sosial dan memaksimalkan pemanfaatan ruang digital," tandasnya. (*)