Logo

berdikari BERITA LAMPUNG

Senin, 18 September 2023

Media Online Harus Sajikan Berita Cepat dan Akurat, Mengutip Narasumber Terpercaya-Mengandalkan Fakta

Oleh ADMIN

Berita
Ilustrasi

Berdikari.co, Bandar Lampung - Media online ke depan dituntut bukan hanya menyampaikan berita secara cepat, namun paling utama adalah akurat. Harus bisa mengutip informasi dari narasumber terpercaya dan mengandalkan fakta. Jangan ikut menyebarkan berita hoaks, provokasi, dan adu domba.

Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Provinsi Lampung, Wirahadikusuma mengatakan, dengan semakin banyaknya media online di Lampung, maka semakin banyak informasi bisa diakses oleh masyarakat.

Wira mengingatkan kepada media online harus tetap menjaga konten jurnalistiknya agar benar-benar sesuai dengan fakta. Selain itu, media online harus berbadan hukum sesuai dengan Undang-Undang Pers Nomor 40 Tahun 1999.

Menurutnya, saat ini media online harus bisa menjadi pencuci informasi yang bertebaran di media sosial. "Media sosial menciptakan informasi, tapi media online menciptakan berita. Kalau informasi bisa bohong sedangkan berita tidak boleh bohong. Maka wartawan harus menjunjung tinggi kaidah jurnalistik," kata Wira, Jumat (15/9/2023).

Wira mengatakan, ke depan media online harus mengandalkan kecepatan sekaligus keakuratan. "Mutu jurnalistik harus terus ditingkatkan, bukan hanya sekedar menginformasikan tapi juga harus menguji informasi yang sudah didapatkan,” ucapnya.

Wira mengungkapkan, tantangan media online ke depan adalah meningkatkan mutu jurnalistik. Wartawan harus menjadikan kode etik jurnalistik sebagai mahkota karya jurnalistik. Media online ke depan juga harus beradaptasi dengan kemajuan teknologi.

Ia mengingatkan, media online yang hanya mengandalkan website tanpa melakukan kolaborasi dengan media sosial maka akan tertinggal. "Media sosial saat ini menjadi divisi pemasaran media online. Kalau dulu di zaman konvensional kita mengandalkan agen pengecer. Tapi sekarang divisi pemasaran media online adalah media sosial," ucapnya.

Ketua Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Provinsi Lampung, Donny Irawan berharap dengan semakin banyaknya media online di Lampung dapat diimbangi dengan kualitas pemberitaan yang disajikan.

Donny mengungkapkan, saat ini banyak media online yang terburu-buru menyajikan berita dengan mengambil rilis dari media online lain. Hal ini tentu dapat berdampak maraknya penyebaran berita hoaks.

 “Saat ini jumlah media online di Lampung yang bergabung dalam SMSI sebanyak 203. Ada yang keluar, dan ada yang muncul,” katanya.

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Lampung, Prof. Mukri mengatakan, pertumbuhan dan perkembangan media online di Lampung sangat pesat dan luar biasa.

Mukri berharap, dengan adanya kemajuan teknologi saat ini harus betul-betul dimanfaatkan ke arah yang positif dan mengedukasi masyarakat ke arah kebaikan.

"Harapannya ke depan media online bisa memviralkan kebaikan-kebaikan, dan pikiran-pikiran cerdas. Jangan sebaliknya menyebarkan berita hoax, provokasi, dan adu domba," ungkap Mukri.

Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Lampung, Dr. Mohammad Bahruddin berharap, media online bersikap netral, dan jangan membela salah satu pihak.

Bahruddin mengajak para pendiri media online di Lampung bersaing secara sehat sehingga tidak memanfaatkan medianya untuk hal-hal yang kontra produktif.

"Silahkan bersaing secara sehat, jangan memanfaatkan media untuk hal-hal yang kontra produktif. Kita sama-sama tahu ada kode etik jurnalistik dan banyak badan yang mengawasi itu semua," katanya.

Menurut Burhanuddin, saat ini masih banyak oknum wartawan yang memanfaatkan pekerjaannya untuk menakut-nakuti orang demi kepentingan pribadi. Sehingga masih perlu adanya pembelajaran dan juga peningkatan kualitas wartawan.

"Perlu ada pembelajaran lebih lagi mulai dari sisi tata bahasa maupun kualitas berita yang disampaikan. Karena sampai sekarang masih ada oknum wartawan yang ditangkap karena menakut-nakuti orang dan sebagainya. Meskipun memang dimana-mana pasti ada orang baik dan ada orang jahat," ujarnya.

Mengingat saat ini sudah masuk tahun politik, Burhanuddin mengajak para pengusaha dibidang jasa informasi (media massa) untuk senantiasa bersikap netral dan mendidik masyarakat agar bisa memilih pemimpin yang baik.

"Saran saya karena saat ini adalah tahun politik, diharapkan kepada pihak media massa untuk bersikap netral. Jangan maju tak gentar membela yang bayar. Sehingga bisa mendidik masyarakat untuk memilih secara cerdas dan rasional," ungkapnya.

Sementara itu, Ketua Umum Persatuan Gereja-gereja Indonesia (PGI) Lampung, Pdt. Samuel C. Sitompul mengatakan banyak tantangan yang dihadapi oleh media online di zaman teknologi modern.

Menurutnya, media online harus terus berinovasi dan mengikuti perkembangan zaman agar tidak ditinggal oleh pembacanya. “Inovasi harus diiringi dengan kualitas pemberitaan yang akurat, cepat dan terpercaya. Media online juga harus memberikan edukasi, pembelajaran dan berita yang berimbang,” katanya.

Sitompul mengungkapkan, sejauh ini kualitas pemberitaan media online di Lampung sudah baik. Namun, masih ada beberapa media online yang hanya mengejar sensasi, dimana judulnya tidak sesuai dengan isi berita. Menurutnya, wartawan media online ke depan harus berkompeten agar berita yang disajikan akurat, aktual dan terpercaya.

Pelaksana Harian (Plh) Kepala Dinas Komunikasi Informasi dan Statistik (Diskominfotik) Provinsi Lampung, Achmad Saefullah berharap semakin banyaknya media online yang tumbuh di Lampung menjadi salah satu bukti kemajuan teknologi dan informasi.

"Media online yang terus tumbuh di Lampung dapat meningkatkan akses informasi dan komunikasi di Provinsi Lampung. Masyarakat Lampung dapat mengakses berita dan informasi dengan lebih cepat dan mudah,” katanya.

Menurutnya, saat ini sudah banyak media online di Lampung memiliki kualitas pemberitaan baik dan memiliki standar jurnalisme yang tinggi.

“Memang masih ada media online yang cenderung kurang akurat atau memiliki agenda tertentu. Hal tersebut tergantung pada integritas dan standar jurnalistik yang diterapkan oleh media tersebut,” jelasnya.

Saefullah mengungkapkan, masyarakat memiliki peran penting dalam mendukung media online berkualitas dengan menjadi pembaca yang cerdas dan kritis.

Ia berharap media online yang ada di Lampung lebih banyak memuat berita-berita positif dengan mengutip sumber-sumber yang dapat dipercaya dan mengandalkan fakta.

"Dapat menyusun berita berdasarkan wawancara, riset, atau investigasi yang kuat serta menjadi alat pemersatu di masyarakat," imbuhnya.

Kabid Humas Polda Lampung, Kombes Pol Umi Fadilah Astutik mengakui saat ini pemberitaan media online di Lampung sudah sangat baik. Namun lanjut dia, media online terus terus berinovasi agar tidak ditinggalkan oleh pembaca.

"Memang saat ini banyak sekali media online bermunculan khususnya Lampung karena mudah sekali membuat media online. Oleh karena itu, media online harus terus berinovasi agar mampu bertahan,” katanya.

Selain itu, media online harus dapat meningkatkan kualitas pemberitaannya sehingga bisa memiliki daya tarik bagi para pembaca. “Dan yang paling penting media online harus mematuhi Kode Etik Jurnalistik, UU Pers dan etika wartawan. Kecepatan informasi harus diimbangi dengan data dan kualitas. Jangan sampai menyebarkan berita hoaks," imbuhnya.

Guru Besar Ilmu Komunikasi Universitas Lampung (Unila), Profesor Andy Cory mengingatkan, meskipun kini banyak media online tumbuh di Indonesia, namun masih sedikit yang terverifikasi oleh Dewan Pers.

Andy mengatakan, pada tahun 2015 berdasarkan data yang disampaikan oleh Dewan Pers, jumlah media online (siber) tercatat 43.300, dan yang terverifikasi hanya 65 media. Hal ini tentu menjadi keprihatinan di era masifnya teknologi media informasi.

"Saat ini orang tidak sulit lagi untuk mendirikan perusahaan pers. Banjirnya informasi yang beredar di masyarakat itu, harusnya diiringi dengan literasi media yang baik oleh masyarakat," katanya.

"Realitanya hari ini tidak terjadi. Banyak masyarakat yang percaya pada media yang tidak benar. Ini menjadi tantangan Dewan Pers agar informasi yang diberikan media online harus bermanfaat," lanjutnya.

Andi mengungkapkan, salah satu upaya meningkatkan kualitas media online adalah harus terverifikasi sehingga memiliki kapasitas untuk menyampaikan informasi dan meningkatkan kepercayaan publik.

"Media harus punya persyaratan yang memadai yaitu berbadan hukum, pemilik jelas dan SDM yang unggul. Sertifikat kompetensi wartawan itu salah satu upaya menyaring banjirnya informasi," jelasnya.

Ia menjelaskan, dalam teori komunikasi, media sangat powerful mempengaruhi perilaku masyarakat, dan masyarakat mudah mempercayai media online yang menyampaikan berita hoaks. Tentu ini menjadi sebuah tantangan," tandasnya.

Ia berharap, media online di Lampung bisa berbenah diri dan terverifikasi di Dewan Pers. Apabila tidak terverifikasi maka perusahaan media online itu dapat dilaporkan jika menyampaikan berita bohong atau hokas.

“Kedepan media online di Lampung harus lebih profesional dalam melakukan tugas-tugas jurnalistik. Media online harus belajar kepada media konvensional yang memiliki kedalaman informasi,” pungkasnya. (*)

Editor Sigit Pamungkas