Berdikari.co, Bandar Lampung - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung mencatat, angka sementara pada tahun 2023 luas panen padi diperkirakan sebesar 532,77 ribu hektar dengan produksi padi sekitar 2,73 juta ton gabah kering giling (GKG).
Statistisi Ahli Madya BPS Provinsi Lampung, Riduan mengatakan, jumlah tersebut jika dikonversikan menjadi beras konsumsi pangan penduduk, maka produksi beras pada 2023 diperkirakan sebesar 1,57 juta ton.
Sementara untuk luas panen padi pada 2023 diperkirakan sekitar 532,77 ribu hektar, mengalami kenaikan sebanyak 14,52 ribu hektar atau 2,80 persen dibandingkan luas panen padi di 2022 yang sebesar 518,26 ribu hektare.
"Produksi padi pada tahun 2023 diperkirakan sebesar 2,73 juta ton GKG, mengalami kenaikan sebanyak 40,62 ribu ton GKG atau 1,51 persen dibandingkan produksi padi di 2022 yang sebesar 2,69 juta ton GKG," kata Riduan, saat memberikan keterangan, Rabu (1/11/2023).
Selanjutnya, produksi beras pada 2023 untuk konsumsi pangan penduduk diperkirakan sekitar 1,57 juta ton, mengalami kenaikan sebanyak 23,35 ribu ton atau 1,51 persen dibandingkan produksi beras di 2022 yang sebesar 1,55 juta ton.
"Berdasarkan hasil Survei KSA, puncak panen padi pada 2023 selaras dengan tahun sebelumnya yaitu pada bulan April, dengan luas panen mencapai 111,67 ribu hektar. Namun puncak panen padi pada April 2023 relatif lebih rendah atau turun sekitar 4,26 ribu hektar atau 3,67 persen dibandingkan April 2022," terangnya, seperti dikutip dari kupastuntas.co
Sementara itu, realisasi panen padi sepanjang Januari hingga September 2023 sebesar 445,40 ribu hektar, atau mengalami kenaikan sekitar 29,59 ribu hektar (7,12 persen) dibandingkan Januari hingga September 2022 yang mencapai 415,81 ribu hektar.
"Untuk produksi padi di sepanjang Januari hingga September 2023 diperkirakan sebesar 2,31 juta ton GKG, atau mengalami kenaikan sekitar 111,08 ribu ton GKG atau 5,06 persen jika dibandingkan Januari hingga September 2022 yang sebesar 2,20 juta ton GKG," paparnya.
Sementara itu, berdasarkan amatan fase tumbuh padi hasil Survei KSA September 2023, potensi produksi padi sepanjang Oktober hingga Desember 2023 adalah sebesar 420,96 ribu ton GKG.
"Dengan demikian, total produksi padi pada 2023 diperkirakan sebesar 2,73 juta ton GKG, atau mengalami kenaikan sebanyak 40,62 ribu ton GKG atau 1,51 persen dibandingkan 2022 yang sebesar 2,69 juta ton GKG," katanya.
Produksi padi tertinggi pada 2022 dan 2023 terjadi di bulan April. Sementara produksi padi terendah pada 2022 dan 2023 terjadi di bulan Januari.
"Produksi padi pada April 2023 yaitu sebesar 629,75 ribu ton GKG, sedangkan produksi padi pada Januari 2023 diperkirakan sebesar 43,63 ribu ton GKG," tambahnya.
Terdapat tiga kabupaten/kota dengan total produksi padi GKG tertinggi pada 2023, diantaranya Kabupaten Lampung Tengah, Lampung Timur, dan Lampung Selatan.
"Sementara itu, tiga kabupaten/kota dengan produksi padi terendah yaitu Kota Bandar Lampung, Metro, dan Kabupaten Tulangbawang Barat," terangnya.
Untuk diketahui, sejak tahun 2018, BPS menggunakan metode KSA untuk penghitungan luas panen padi. Luas panen padi dihitung berdasarkan pengamatan yang objektif menggunakan metodologi KSA yang dikembangkan oleh BPPT dan BPS.
Metodologi KSA telah mendapat pengakuan dari LIPI. Sampai saat ini, metodologi KSA menggunakan 25.511 sampel segmen lahan berbentuk bujur sangkar berukuran 300 m x 300 m (9 hektar) dengan lokasi yang tetap.
Sedangkan untuk Provinsi Lampung, metodologi KSA menggunakan 965 sampel segmen. Setiap bulan, masing-masing sampel segmen diamati secara visual di 9 titik dengan menggunakan HP berbasis android.
Sehingga dapat diamati kondisi pertanaman di sampel segmen tersebut mulai dari persiapan lahan, fase vegetatif awal, fase vegetatif akhir, fase generatif, fase panen, potensi gagal panen, lahan pertanian ditanami selain padi, dan bukan lahan pertanian.
Hasil amatan kemudian difoto dan dikirimkan ke server pusat untuk diolah. Pengamatan yang dilakukan setiap bulan memungkinkan perkiraan potensi produksi beras untuk 3 bulan kedepan dapat disediakan, sehingga dapat digunakan sebagai basis perencanaan tata kelola beras yang lebih baik.
Saat ini, total titik amatan Survei KSA dalam satu bulan mencapai 229.599 titik amatan, sedangkan untuk Provinsi Lampung mencapai 8.685 titik amatan. (*)